Mariposa
Penulis : Luluk HF
Penerbit : Coconut Books
ISBN : 978-602-5508-61-5
Tebal : 483 Halaman
Rating Pribadi : ???
Blurb :
Untuk mencintai kamu, aku hanya butuh waktu satu detik.
Untuk mendapatkan cinta kamu? Aku butuh berapa juta detik?
Ini kisah tentang Acha, memiliki nama panjang Natasha Kay Loovi. Gadis ajaib berparas cantik seperti bidadari. Ini juga kisah tentang Iqbal. Jangan tanya nama panjangnya siapa, nanti kalian jatuh cinta. Pria berhati dingin dengan hidup monotonnya. Untuk mencintai kamu, aku hanya butuh waktu satu detik. Untuk mendapatkan cinta kamu? Aku butuh berapa juta detik?
Ini kisah tentang Acha, memiliki nama panjang Natasha Kay Loovi. Gadis ajaib berparas cantik seperti bidadari. Ini juga kisah tentang Iqbal. Jangan tanya nama panjangnya siapa, nanti kalian jatuh cinta. Pria berhati dingin dengan hidup monotonnya. Bercerita tentang perjuangan Acha untuk mendapatkan cinta seorang Iqbal. Acha tak pernah gentar meruntuhkan dingin dan kokohnya tembok pertahanan hati Iqbal yang belum pernah disinggahi perempuan mana pun.
Sikap dingin dan penolakan Iqbal berkali-kali tak membuat Acha menyerah. Bagi Acha selama Iqbal masih berwujud manusia, selama Iqbal tidak berubah menjadi sapi terbang, Acha akan terus berjuang.
Siapkan hati yang mandiri untuk membaca cerita ini. Hati-hati jantung Anda, mohon selalu dijaga. Serangan baper akan terus menyerang tanpa henti.
Kisah romantis komedi remaja yang siap memanjakan hari indah Anda semua. Jangan lupa selalu bahagia.
Dari Mariposa untuk semua pembaca tercinta.
Setelah mendengar kata "bikin baper" aku sudah tahu 100% kalau novel ini bergenre teenlit, alias genre yang kurang aku sukai. Tadinya mau aku abaikan saja, toh takutnya kalau membeli juga tidak akan terbaca. Namun, rekomendasi dan gunjang-gunjing datang semakin banyak, mengalahkan dinding pertahananku. Maka, jalanlah aku ke Wattpad untuk melihat seperti apa sih cerita ini. Dan sampai di sana aku tercengang melihat pembacanya yang nyaris mencapai 100jt.
Hmmm ... mungkin ini memang karya yang luar biasa bagus, dan tidak ada salahnya mengintip sedikit, kan? Mungkin saja aku akhirnya mulai menyukai genre teenlit. Nyatanya ... aku kecewa sampai ke dalam roh T_T. Kenapa? Akan kuberitahu nanti. Mari kita teliti sampul mariposa.Sampul yang sederhana dan bertema fifthy shades of pink (?). Enak di pandang, tapi jujur saja, kalau aku berkelana di toko buku dan melihat Mariposa, aku tidak akan tertarik untuk membelinya.
Tau sendiri lah seleraku yang seperti apa. Serius deh kalau bukan karena ketenarannya di Wattpad aku nggak akan tertarik membaca buku ini. Bisa kita lihat juga embel-embel "Akan segera difilmkan!" Wow!!! Kurang mantap apa coba buku ini menarik perhatian pembaca? Dan ... memang hanya menarik, karena setelah berhasil ditarik para pembaca itu akan pergi dengan segudang rasa bergejolak di dalam perut (yuno wat i min?) Oke ... langsung saja kita ke julid ... maksudku review.
Penerbit : Coconut Books
ISBN : 978-602-5508-61-5
Tebal : 483 Halaman
Rating Pribadi : ???
Blurb :
Untuk mencintai kamu, aku hanya butuh waktu satu detik.
Untuk mendapatkan cinta kamu? Aku butuh berapa juta detik?
Ini kisah tentang Acha, memiliki nama panjang Natasha Kay Loovi. Gadis ajaib berparas cantik seperti bidadari. Ini juga kisah tentang Iqbal. Jangan tanya nama panjangnya siapa, nanti kalian jatuh cinta. Pria berhati dingin dengan hidup monotonnya. Untuk mencintai kamu, aku hanya butuh waktu satu detik. Untuk mendapatkan cinta kamu? Aku butuh berapa juta detik?
Ini kisah tentang Acha, memiliki nama panjang Natasha Kay Loovi. Gadis ajaib berparas cantik seperti bidadari. Ini juga kisah tentang Iqbal. Jangan tanya nama panjangnya siapa, nanti kalian jatuh cinta. Pria berhati dingin dengan hidup monotonnya. Bercerita tentang perjuangan Acha untuk mendapatkan cinta seorang Iqbal. Acha tak pernah gentar meruntuhkan dingin dan kokohnya tembok pertahanan hati Iqbal yang belum pernah disinggahi perempuan mana pun.
Sikap dingin dan penolakan Iqbal berkali-kali tak membuat Acha menyerah. Bagi Acha selama Iqbal masih berwujud manusia, selama Iqbal tidak berubah menjadi sapi terbang, Acha akan terus berjuang.
Siapkan hati yang mandiri untuk membaca cerita ini. Hati-hati jantung Anda, mohon selalu dijaga. Serangan baper akan terus menyerang tanpa henti.
Kisah romantis komedi remaja yang siap memanjakan hari indah Anda semua. Jangan lupa selalu bahagia.
Dari Mariposa untuk semua pembaca tercinta.
MENGANDUNG SPOILER!!! (DAN JULID)
A. Rekor Muri Wattpad
STORY TIME!!! Tidak seperti buku-buku sebelumnya yang mengharuskan aku berkelana ke berbagai toko buku untuk mencari cerita yang menarik, aku berkenalan dengan Mariposa karena kehebohnya di grup chat whatsapp maupun wattpad. Banyak yang merekomendasikan, katanya bikin baper, banyak quotes indah, kocak, dan sebagainya.Setelah mendengar kata "bikin baper" aku sudah tahu 100% kalau novel ini bergenre teenlit, alias genre yang kurang aku sukai. Tadinya mau aku abaikan saja, toh takutnya kalau membeli juga tidak akan terbaca. Namun, rekomendasi dan gunjang-gunjing datang semakin banyak, mengalahkan dinding pertahananku. Maka, jalanlah aku ke Wattpad untuk melihat seperti apa sih cerita ini. Dan sampai di sana aku tercengang melihat pembacanya yang nyaris mencapai 100jt.
Hmmm ... mungkin ini memang karya yang luar biasa bagus, dan tidak ada salahnya mengintip sedikit, kan? Mungkin saja aku akhirnya mulai menyukai genre teenlit. Nyatanya ... aku kecewa sampai ke dalam roh T_T. Kenapa? Akan kuberitahu nanti. Mari kita teliti sampul mariposa.Sampul yang sederhana dan bertema fifthy shades of pink (?). Enak di pandang, tapi jujur saja, kalau aku berkelana di toko buku dan melihat Mariposa, aku tidak akan tertarik untuk membelinya.
Tau sendiri lah seleraku yang seperti apa. Serius deh kalau bukan karena ketenarannya di Wattpad aku nggak akan tertarik membaca buku ini. Bisa kita lihat juga embel-embel "Akan segera difilmkan!" Wow!!! Kurang mantap apa coba buku ini menarik perhatian pembaca? Dan ... memang hanya menarik, karena setelah berhasil ditarik para pembaca itu akan pergi dengan segudang rasa bergejolak di dalam perut (yuno wat i min?) Oke ... langsung saja kita ke julid ... maksudku review.
B. Ngomongin Anu
Tokoh utama Mariposa adalah gadis super-duper cantik, secantik bidadari dari khayangan langit ke-7 bernama Acha. Acha ini tergila-gila sama cowok yang juga super-duper ganteng (pastinya) bernama Iqbal, mereka bertemu di olimpiade (lupa bidang apa), dan mereka tadinya beda sekolah. Karena Acha sangat tergila-gila dengan Iqbal, dia memutuskan untuk pindah sekolah.Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa Acha begitu tergila-gila sama Iqbal. Secara kan tidak mungkin ada orang yang pindah sekolah cuma demi cowok.
Apa karena Iqbal baik hati? Atau dia perhatian? Atau karena dia berkharisma dan memperlakukan Acha seperti seorang putri raja? Nyatanya tidak ... sikap Iqbal ke Acha ini begitu cuek-bebek, malah terbilang jahat.
Apa karena Iqbal baik hati? Atau dia perhatian? Atau karena dia berkharisma dan memperlakukan Acha seperti seorang putri raja? Nyatanya tidak ... sikap Iqbal ke Acha ini begitu cuek-bebek, malah terbilang jahat.
Terus kenapa Acha cinta Iqbal? MANA SAYA TEMPE!!!
Muka tamvannya mungkin? (tapi bukan...), karena dia kaya? (Ekhem ... Acha juga kaya keleees jadi bukan itu alasannya.). Bahkan ketika Iqbal nanya ke Acha kenapa dia bisa se-ngeyel itu mengejar-ngejar dirinya, si bidadari malah bilang, "Cinca tidak butuh alsan, Pangeran ...." (bunuh aku di rawa-rawa sekarang juga!)
Oh, perlu diingat kenapa novel ini berjudul Mariposa, karena Iqbal itu ibarat mariposa alias kupu-kupu yang selalu pergi ketika dikejar ....
Oh, perlu diingat kenapa novel ini berjudul Mariposa, karena Iqbal itu ibarat mariposa alias kupu-kupu yang selalu pergi ketika dikejar ....
UDAH GITU DOANG! Bener-bener gitu doang. Biar aku ceritakan secara singkat bagaimana isi novel ini selama 300 halaman pertama.
Acha ngejar Iqbal >>> Iqbal nolak Acha >>> Acha sedih >>> Acha mau nyerah >>> Acha ngadu ke Amanda >>> Amand marah-marah dan ngasih nasehat >>> Iqbal kangen prilaku ngeselin Acha dan PHP-in Acha >>> Acha mendapat harapan lagi >>> balik ke step pertama. Dan berulang lagi seperti itu selama 4 sampai 5 kali.
Sumpah aku mengharapkan sebuah konflik, konflik yang benar-benar klimaks, tapi aku nggak kunjung menemukan itu. Sifat Acha pantang menyerah, dan hanya selalu untuk Iqbal (wich is good) asal tolong beri alasan kenapa Acha sampai segitunya cinta sama Iqbal, sampai dipermalukan pun dia nggak sakit hati? Nggak ada premis awal yang membuat kita simpatik sama Acha. Alih-alih suka, aku sebagai pembaca malah merasa illfeel.
Sumpah aku mengharapkan sebuah konflik, konflik yang benar-benar klimaks, tapi aku nggak kunjung menemukan itu. Sifat Acha pantang menyerah, dan hanya selalu untuk Iqbal (wich is good) asal tolong beri alasan kenapa Acha sampai segitunya cinta sama Iqbal, sampai dipermalukan pun dia nggak sakit hati? Nggak ada premis awal yang membuat kita simpatik sama Acha. Alih-alih suka, aku sebagai pembaca malah merasa illfeel.
"Ih apa sih ni cewek."
"lah-lah-lah, gila apa ni cewe?"
"Loh-loh, kok gini amat ni cewek?"
Si penulis mau kita simpatik sama "perjuangan" Acha (yang malah lebih ke ndableg jatohnya), tapi kita nggak dikasih alasan untuk bersimpatik sama dia. Dan semuaaaaa tokoh dalam buku seolah membela Acha. Mau tahu apa alasan mereka membela Acha?
Si penulis mau kita simpatik sama "perjuangan" Acha (yang malah lebih ke ndableg jatohnya), tapi kita nggak dikasih alasan untuk bersimpatik sama dia. Dan semuaaaaa tokoh dalam buku seolah membela Acha. Mau tahu apa alasan mereka membela Acha?
"Iqbal!!! Kenapa lo menyia-nyiakan orang secantik Acha? Lo nggak kasian ama orang secantik Acha?"
Ya benar! Semua bersimpatik karena fisik Acha cantik bak Bidadari (can't relate), dan orang cantik harus dibaikin terus dong biarpun tingkahnya kayak alakazam dan merendahkan harga diri perempuan. Itu prinsip utama si penulis kayaknya.
Seperti yang kubilang sebelumnya, Acha pantang menyerah mengejar cinta Iqbal. Dengan cara paling ngeselin yang ada di dunia, membuat derajat perempuan anjlok sampe ke tanah lapisan paling bawah, padahal Ibu Kita Kartini sudah susah payah menaikan derajat wanita!!!
Seperti yang kubilang sebelumnya, Acha pantang menyerah mengejar cinta Iqbal. Dengan cara paling ngeselin yang ada di dunia, membuat derajat perempuan anjlok sampe ke tanah lapisan paling bawah, padahal Ibu Kita Kartini sudah susah payah menaikan derajat wanita!!!
Bukannya simpati atau bersedih sama Acha pas dia ditolak Iqbal, aku malah bilang "Hah! Sukurin kao, ngeyel sih!" Beneran loh, aku bilang gitu, saking bahagianya ada yang "waras" kalau tingkah Acha itu abnormal.
Bayangin aja kalian dikejar-kejar cewek cantik. "Loh, itu kan enak!" O-ho-ho tidak semudah itu, Antonio! Si cewek ini suka sok manja, minta diperhatiin padahal gak kenal, minta dibeliin ini-itu, gaya bicaranya minta ditampol. Yang paling bikin aku heran adalah Acha adalah orang Olimpiade, pastinya cerdas tak terhingga, tapi gayanya nggak menunjukkan demikan (why?). Kalau penulis dari awal memang merencanakan supaya orang-orang kesel sama Acha, mungkin Mariposa bisa dibilang berhasil. Sukses 100%.
Sayangnya, penulis ingin Acha jadi pemeran utama yang harus kita cintai. Wahai penulis, kita nggak bisa mencintai Acha!! Dia ngeselin, dan nggak masuk akal untuk ada di dunia nyata!. Setelah konflik yang berputar-putar masalah perjuangan cewek bar-bar sok manis manja, akhirnya Acha dan Iqbal jadian dengan cara yang paling memble sepanjang masa. Untuk halaman seterusnya pun hanya berisi kisah-kisah "romantis" antara Acha dan Iqbal yang sebenernya juga gak romantis-romantis amat.
Padahal dari awal banyak sekali potensi novel ini untuk menjadi bagus, seperti kehadiran Juna, atau bahkan bisa dibuat Glen si raja semut (aku memanggil dia raja cringe) tiba-tiba menyukai Acha dan membuat pertemanannya dengan Iqbal renggang? Tapi penulis buang semua itu, dia hanya mau fokus ke adegan Acha berjuang dan Iqbal nyuekin Acha, supaya pembaca bisa sedih, dan baper ketika Iqbal bersikap baik sama Acha. Sayangnya, itu fail abis. Sorry.
Jalan yang lurus memang jalan yang baik, tapi di dunia ini untuk mencapai sebuah tujuan pasti ada lika-liku kehidupan, kan? Dan lika-liku itu bisa datang dari berbagai faktor? Kenapa oh kenapa nggak ada faktor lain dari hampir 500 halaman buku ini yang bisa membuatku setidaknya meneteskan air mata? (yang ada malah kembung).
Aku tahu, kelihatannya menilai buku ini secara subjektif, karena aku tidak suka teenlit makanya aku tidak suka Mariposa. Tapi percayalah, aku berusaha melihat Mariposa seobjektif mungkin. Tidak ada pelajaran, atau adegan memorable yang bisa kuambil dari buku ini. Mungkin satu hal "Teguh dan pantang menyerah membuat keinginan tercapai." itu memang pesan yang bagus, sayang disampaikan dengan cara paling buruk.
Buku ini bisa lebih penuh, dengan nyaris 500 halaman, buku ini seharusnya bisa jadi sebuah masterpiece yang dikenang orang banyak. Sayangnya penulis kurang cakap mengeksekusinya, banyak celah potensial yang dia lewatkan begitu saja demi mewujudkan sebuah adegan "baper" antara laki-laki dingin dan perempuan lucu (yang memang kesukaan pembaca wattpad)
Mariposa berhasil memecahkan rekor pembaca terbanyak di wattpad, tapi bagiku Mariposa hanya sebuah cerita picisan biasa, cerita baper anak-anak remaja yang berjumlah ratusan bahkan ribuan di dunia wattpad. Beberapa orang mungkin menyukainya, tapi beberapa orang pasti berpendapat lain. Hanya saja ... menurutku banyak karya lain dari penulis lain yang berhak mendapatkan kehebohan seperti ini. Namun sekali lagi ... kita bisa apa? Aku bisa apa?
Yang jelas aku sudah berhasil membmaca Mariposa dalam waktu berbulan-bulan, lebih karena aku harus banyak beristirahat dari segala keanehannya. Di masa yang akan datang aku tidak mau tergiur dengan jumlah pembaca lagi, bahkan aku tidak akan membeli buku keluaran Wattpad lagi. Mohon maaf, novel terbitan wattpad tidak cocok untukku.
Sekian review julid kali ini. Aku harus mengistirahatkan diri dari segala kepedihan mata ini. Mungkin aku akan kembali dengan review teenlit lain. Aku hanya ingin melupakan bayang-bayang Mariposa.
Sampai jumpa di review selanjutnya ^O^/
Bayangin aja kalian dikejar-kejar cewek cantik. "Loh, itu kan enak!" O-ho-ho tidak semudah itu, Antonio! Si cewek ini suka sok manja, minta diperhatiin padahal gak kenal, minta dibeliin ini-itu, gaya bicaranya minta ditampol. Yang paling bikin aku heran adalah Acha adalah orang Olimpiade, pastinya cerdas tak terhingga, tapi gayanya nggak menunjukkan demikan (why?). Kalau penulis dari awal memang merencanakan supaya orang-orang kesel sama Acha, mungkin Mariposa bisa dibilang berhasil. Sukses 100%.
Sayangnya, penulis ingin Acha jadi pemeran utama yang harus kita cintai. Wahai penulis, kita nggak bisa mencintai Acha!! Dia ngeselin, dan nggak masuk akal untuk ada di dunia nyata!. Setelah konflik yang berputar-putar masalah perjuangan cewek bar-bar sok manis manja, akhirnya Acha dan Iqbal jadian dengan cara yang paling memble sepanjang masa. Untuk halaman seterusnya pun hanya berisi kisah-kisah "romantis" antara Acha dan Iqbal yang sebenernya juga gak romantis-romantis amat.
Padahal dari awal banyak sekali potensi novel ini untuk menjadi bagus, seperti kehadiran Juna, atau bahkan bisa dibuat Glen si raja semut (aku memanggil dia raja cringe) tiba-tiba menyukai Acha dan membuat pertemanannya dengan Iqbal renggang? Tapi penulis buang semua itu, dia hanya mau fokus ke adegan Acha berjuang dan Iqbal nyuekin Acha, supaya pembaca bisa sedih, dan baper ketika Iqbal bersikap baik sama Acha. Sayangnya, itu fail abis. Sorry.
Jalan yang lurus memang jalan yang baik, tapi di dunia ini untuk mencapai sebuah tujuan pasti ada lika-liku kehidupan, kan? Dan lika-liku itu bisa datang dari berbagai faktor? Kenapa oh kenapa nggak ada faktor lain dari hampir 500 halaman buku ini yang bisa membuatku setidaknya meneteskan air mata? (yang ada malah kembung).
C. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan Mariposa- Tokoh-tokoh yang konsisten sepanjang buku, saking konsistennya sampai tidak berkembang.
- Penolakan Iqbal ke Acha, dan adegan Iqbal mempermalukan Acha.
- Ups ... kenapa juga aku malah menyukai adegan itu!?!?
- Semua buku adalah kekurangan.
- Bercanda .....
- Konflik yang diulang-ulang dan tidak ada klimaksnya
- Tidak ada perkembangan tokoh.
- Jokes dan lawakan tidak lucu (ini sesuai selera ya.)
- Banyak sekali plothole atau bisa juga kubilang "Ini kenapa bisa gini sih?"
- Tokoh Acha yang tidak menarik simpati. (Selain Acha dan Iqbal, aku lupa nama-nama tokoh lain.)
- Sebenarnya masih banyak, tapi aku tidak mau review ini menjadi semakin panjang.
D. Penutup
Sebenarnya aku sudah wanti-wanti kalau mau mebaca cerita Wattpad. Bukannya tidak bagus, hanya saja kurang masuk akal, tidak istimewa, dan mudah dilupakan. Buku terbitan Wattpad hanya mengandalkan banyaknya view, semakin banyak view artinya semakin banyak uang untuk penerbit. Sehingga tanpa seleksi, tanpa mempertimbangkan hal-hal lain, buku itu terbit begitu saja, dan mendapat sorotan penuh melebihi buku-buku yang lebih "istimewa".Aku tahu, kelihatannya menilai buku ini secara subjektif, karena aku tidak suka teenlit makanya aku tidak suka Mariposa. Tapi percayalah, aku berusaha melihat Mariposa seobjektif mungkin. Tidak ada pelajaran, atau adegan memorable yang bisa kuambil dari buku ini. Mungkin satu hal "Teguh dan pantang menyerah membuat keinginan tercapai." itu memang pesan yang bagus, sayang disampaikan dengan cara paling buruk.
Buku ini bisa lebih penuh, dengan nyaris 500 halaman, buku ini seharusnya bisa jadi sebuah masterpiece yang dikenang orang banyak. Sayangnya penulis kurang cakap mengeksekusinya, banyak celah potensial yang dia lewatkan begitu saja demi mewujudkan sebuah adegan "baper" antara laki-laki dingin dan perempuan lucu (yang memang kesukaan pembaca wattpad)
Mariposa berhasil memecahkan rekor pembaca terbanyak di wattpad, tapi bagiku Mariposa hanya sebuah cerita picisan biasa, cerita baper anak-anak remaja yang berjumlah ratusan bahkan ribuan di dunia wattpad. Beberapa orang mungkin menyukainya, tapi beberapa orang pasti berpendapat lain. Hanya saja ... menurutku banyak karya lain dari penulis lain yang berhak mendapatkan kehebohan seperti ini. Namun sekali lagi ... kita bisa apa? Aku bisa apa?
Yang jelas aku sudah berhasil membmaca Mariposa dalam waktu berbulan-bulan, lebih karena aku harus banyak beristirahat dari segala keanehannya. Di masa yang akan datang aku tidak mau tergiur dengan jumlah pembaca lagi, bahkan aku tidak akan membeli buku keluaran Wattpad lagi. Mohon maaf, novel terbitan wattpad tidak cocok untukku.
Sekian review julid kali ini. Aku harus mengistirahatkan diri dari segala kepedihan mata ini. Mungkin aku akan kembali dengan review teenlit lain. Aku hanya ingin melupakan bayang-bayang Mariposa.
Sampai jumpa di review selanjutnya ^O^/
Comments
Post a Comment