Komet Minor


Judul : Komet Minor

Penulis : Tere Liye

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

ISBN : 9786020623399

Tebal : 376 Halaman

Rating Pribadi : 2,5 Stars

Blurb :


Pertarungan melawan Si Tanpa Mahkota akan berakhir di sini. Siapapun yang menang, semua berakhir di sini, di klan Komet Minor, tempat aliansi Para Pemburu pernah dibentuk, dan pusaka hebat pernah diciptakan.

Dalam saga terakhir melawan Si Tanpa Mahkota, aku, Seli dan Ali menemukan teman seperjalanan yang hebat, yang bersama-sama melewati berbagai rintangan. Memahami banyak hal, berlatih teknik baru, dan bertarung bersama-sama. Inilah kisah kami. Tentang persahabatan sejati. Tentang pengorbanan. Tentang ambisi. Tentang memaafkan.

Namaku Raib, dan aku bisa menghilang.
MENGANDUNG SPOILER!!!

A. Udahan Dulu, Capek!

Komet Minor .... Yass!! Akhirnya sampai juga ke buku akhir kisah petualangan ini. Di sini semua akan terjawab, di sini semua akan terungkap, dan akhirnya kita bisa tidur dengan nyenyak. Oh, tapi tunggu dulu! Tidak semudah itu, Ferguso. Karena aku mendapatkan notifikasi dari Instagram Gramedia, bahwa Tere Liye, membuat dua buku lagi. Benar ... DUA buku lagi. Bisa kalian bayangkan indahnya dunia ini?

Namun, karena buku mengatakan bahwa ini adalah pertarungan terakhir si tanpa mahkota, sepertinya aku akan berhenti dulu sampai di sini. Aku tidak peduli spin off, tidak peduli sampul dua buku baru ini seragam. Aku cuma mau menyelesaikan petualangan yang udah kita semua tempuh selama enam buku. Bertahun-tahun luntang-lantung, dan ini adalah penantian terbesarku. Perang terakhir. Semua suka perang terakhir!

Dan, aku mau protes sebentar dengan Blurb-nya. Pertarungan melawan Si Tanpa Mahkota akan berakhir di sini. NO...NO, Boo-boo... kalian tidak pernah bertarung melawan si tanpa mahkota dari awal buku, kalian cuma main kejar-kejaran sama entu manusia. Mau tahu siapa yang kalian lawan? Kalian melawan Tamus, kepala konsil, mentri, atau apalah itu. Hewan-hewan juga kalian lawan. Tapi tidak ... sekali lagi TIDAK si Tanpa Mahkota.

Oke ... oke ... ini jadi agak sedikit emosional, tapi ... itu pemikiran awalku. Dan ke mana semua antagonis hebat itu pergi? Bagaimana mereka dikalahkan? Mereka dikalahkan dengan mudah oleh pihak berwajib. Lama-lama beneran jadi serial Power Ranger aja ni buku. Sudahlah, aku ingin segera menyelesaikan buku ini sehingga aku bisa move on! Cuss!

B. Ngomongin Anu

Kali ini, tidak lagi adegan sekolah, dan ooohh aku sangat senang. Karena memang di akhir buku Komet, petualangan kita berhenti di tengah jalan, selayaknya sinetron yang tiba-tiba abis pas lagi seru-serunya. Begitulah ... saat Raib, Ali, dan Seli berada di titik terendah, putus asa, tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Muncul-lah jagoan kita. Si "Bukan Siapa-siapa" padahal harus ada satu buku full yang bahas dia. Si protagonis yang kelihatan kayak antagonis. Si serba bisa selain Ali. Si sempurna. Si Gary Stu. Si ... (oke cukup sarkasnya)

Sudah kubilang, kehadiran Si Bukan Siapa-siapa ini pasti sangat penting. Kalau tidak, mana mungkin Tere Liye repot-repot ujug-ujug bikin buku tentang dia. Singkat cerita, Si Bukan Siapa-siapa ini bisa segalanya, mengatasi segalanya, pokoknya sempurna (aku udah bilang kalo di sempurna?). Pola cerita pun masih sma. Kejar-kejaran dengan Si Tanpa Mahkota. Benar-benar kejar-kejaran.

Kali ini, tujuan mereka (selain mengejar Si Tanpa Mahkota) adalah mengumpulkan potongan-potongan senjata terhebat dari semua klan. Masing-masing potongan dipegang oleh Aliansi Pemburu. Dari situ udah kebaca lah ya polanya. Mereka harus tiba sebelum si Tanpa Mahkota, dan ternyata selalu keduluan. Iya dong! Kalo nggak, nanti nggak ada aksinya.

Aku sedikit terganggu juga dengan segala ucapan "Itu mudah saja ...." atau "Itu sederhana saja ...." Setiap kali ada sesuatu yang harus dijelaskan. Maksudku, itu bukannya mudah saja! Itu dimudah-mudahin, dibisa-bisain, dipaksa bisa. Hampir semua orang selalu mengatakan itu, tidak ada satu tokoh pun yang punya ciri khas, tidak pernah dipikirkan detail-detail kecil.

Rasanya ... aku tidak bisa menikmati petualangan buku ini karena segala keanehan di dalamnya. Adegan-adegan yang terlalu cepat terjadi, tapi cepat juga berlalu. Niatnya mungkin membuat emosi teraduk-aduk, padahal adegan itu malah paling gampang dilupakan. Lewat begitu saja, tidak bermakna. Si Bukan Siapa-siapa, juga terlalu hebat. Jadi setiap kali ada kesulitan menghadang jagoan, kita tidak bisa berekspetasi apa-apa, tidak ada ketegangan karena Si Bukan Siapa-siapa pasti menyelamatkan jagoan kita, dia bisa mengatasi segalanya (aku udha bilang dia sempurna, kan?).

Di buku ini juga banya aku temukan beberapa plot hole. Aku sendiri tidak mau berasumsi kalau itu plot hole, karena aku juga tidak serius membaca buku ini, dan tidak memperhatikan secara detail. Pokoknya ada sesuatu yang janggal, misalnya dari mana Ali berasal, dan sebuah twist yang rasanya dipaksa menjadi twist, padahal aku yakin tadinya si penulis tidak membuat itu.

Mungkin seiring berjalan dia membuat cerita, ada ide-ide baru yang muncul. Membuatku kecewa, berarti penulis tidak punya persiapan matang untuk cerita ini, dan berusaha memperpanjangnya bagaimanapun caranya.

Oh, bagaimana dengan ending? Bagaimana dengan pertarungan terakhir dengan Si Tanpa Mahkota yang hebat tiada tara? Jawabannya adalah ... GITU DOANG! AKU KECEWA! SUNGGUH TERAMAT SANGAT KECEWA BANGET! Mana pertarungan epiknya? Mana ketegangan hidup dan matinya? Mana sesuatu yang bisa membuatku terbayang-bayang buku ini setelah menutupnya? Tidak ada! Aku nggak akan kasih spoiler yang beneran, tapi aku bersumpah kalian akan bisa menebak endingnya segera begitu membaca awal buku.

Dengan segala pertimbangan ... aku ingin marah, ingin membongkar gudang terus merapikannya lagi, supaya ada kesibukan saat melupakan buku ini. Mohon maaf Tere Liye. Aku sudah tidak perduli lagi siapa orang tua jagoan-jagoan kita atau apa misteri yang belum terungkap. Aku tidak mau lagi menjadikan Serial Bumi sebagai prioritas. Tidak lagi.

C. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Komet Minor
  • Interaksi antar tokoh yang lebih berwarna. Kelihatan lah kalau mereka benar-benar sahabat.
  • Sampul bagus? (Aku sudah kehabisan kata-kata karena telanjur kecewa dengan endingnya)
Kekurangan Komet Minor
  • BAD ENDING!
  • Secara teknis seluruh review adalah misuh-misuh. Jadi .... cukuplah kalian ketahui apa-apa saja kekurangannya.

D. Penutup

Ketika aku menemukan buku Bumi untuk pertama kali, dan mengetahui bahwa penulisnya adalah orang tersohor. Ekspetasiku sangat tinggi, dan ekspetasi itu diawali dengan baik. Semakin lama, cerita ini semakin membosankan, seolah sengaja dibuat panjang agar penulis bisa mencapai tujuan tertentu (aku tidak tahu apa itu). Penulis membuat antagonis yang begitu maha dahsyat, tapi pada akhirnya dia bingung sendiri bagaimana cara mengalahkannya.

Terlihat dari buku-buku yang seharusnya tidak ada, tapi malah ada supaya jalan cerita bisa nyambung. Seorang teman pernah mengatakan padaku, bahwa Tere Liye bilang serial ini tidak akan tamat selagi dia masih hidup. Waw, itu mungkin terdengar hebat, tapi sebaliknya itu malah menunjukkan betapa tidak profesionalnya dia sebagai penulis. Tidak ada tujuan. Menjelajah tanpa tahu arah.

Ibarat seorang pengelana, Tere Liye adalah tipe orang yang membuat peta sambil jalan. Itu bisa jadi baik, tapi juga bencana seperti serial ini. Banyak jalan dibuat, tidak tahu arahnya ke mana, tidak jelas tujuannya apa, dan jika menemukan jalan buntu, dia akan membuat jalan sendiri, memaksa dan terus memaksa. Hufft!

Aku tahu kedengarannya seperti orang jahat, kok apa-apa salah, kok bisa-bisanya ngomong begitu sama penulis terkenal. Ya ... itu yang aku rasakan sebagai pembaca. Aku yakin aku cukup banyak membaca buku fantasi, banyak buku fantasi berseri yang tidak membosankan, malah membuat bahagia karena petualangan yang panjang. Namun, serial Bumi bukan salah satunya (menurutku). Atau mungkin belum berhasil.

Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku tidak peduli lagi dengan misteri-misteri yang belum terungkap di serial ini. Karena aku takut dikecewakan lagi dengan jalan yang dipaksakan, lebih banyak lubang, lebih banyak tanda tanya. Aku lelah. SANGAT! Sekarang aku ingin istirahat. Dan Move on sementara dari serial Bumi. Bukan berarti aku tidak akan membacanya lagi. Tentu saja suatu saat, kemungkinan pasti ada.

Aku hanya mau ... istirahat. Ya sudah ... segitu saja. Sampai jumpa di review selanjutnya T_T/

Comments

Impy's all-time-fav book montage

The School for Good and Evil
A World Without Princes
The Last Ever After
Quests for Glory
House of Secrets
Battle of the Beasts
Clash of the Worlds
Peter Pan
A Man Called Ove
My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
The Book of Lost Things
The Fairy-Tale Detectives
The Unusual Suspects
The Problem Child
Once Upon a Crime
Tales From the Hood
The Everafter War
The Inside Story
The Council of Mirrors
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer


Impy Island's favorite books »

Baca Review Lainnya!

Ily

Laut Bercerita

Aku Menyerah pada Serial Omen-nya Lexie Xu

Novel-novel Terkutuk (Mostly Watpat)

Matahari Minor

Sky Academy

Mbah Rick Riordan Melanggar Semua Pakem dalam menulis POV1 (dan Tetap Bagus)