Matahari
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN :978-602-03-3211-6
Tebal : 390 Halaman
Rating Pribadi : 3,5 Stars
Blurb :
Namanya Ali, 15 tahun, kelas X. Jika saja orangtuanya mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di tingkat akhir ilmu fisika program doktor di universitas ternama. Ali tidak menyukai sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman sekelasnya. Semua membosankan baginya. Tapi sejak dia mengetahui ada yang aneh pada diriku dan Seli, teman sekelasnya, hidupnya yang membosankan berubah seru.
Aku bisa menghilang, dan Seli bisa mengeluarkan petir. Ali sendiri punya rahasia kecil. Dia bisa berubah menjadi beruang raksasa. Kami bertiga kemudian bertualang ke tempat-tempat menakjubkan. Namanya Ali. Dia tahu sejak dulu dunia ini tidak sesederhana yang dilihat orang. Dan di atas segalanya, dia akhirnya tahu persahabatan adalah hal yang paling utama.
Singkat cerita, Ali menemukan kemungkinan klan baru yang letaknya di dalam perut bumi, klan yang paling canggih dan maju dari keempat klan dunia paralel. yaitu, Klan Bintang. Di buku ini, Ali banyak berperan dalam ilmu pengetahuan. Dia mengupgrade kekuatannya, bahkan kekuatan Raib dan Seli, dia menciptakan alat penerjemah, dan juga menjadi Dr. Frankenstrain. Ya ... benar. Dia membangkitkan lagi Ily dalam bentuk kapsul.
Seterusnya ... seterusnya, jalanlah mereka ke inti bumi dengan kapsu Ily. (Yang anehnya orangtua Raib super posesif, tapi ngizinin gitu aja anaknya ke dunia antah-berantah). Di sini, Ali kembali menjadi trenscenter alias tokoh utamanya, (selain Raib tentu saja!). Seli seperti biasa, banyak bertanya. Serius deh kenapa setiap kali ucapan keluar dari mulut Seli itu selalu pertanyaan gak penting?
Anyways, mereka bertemu banyak rintangan, pastinya, dan penyelesaiannya masih memakai Deus ex Machina, tiba-tiba perolongan datang. Jujur saja, aku kurang bisa menikmati buku ini, aku sering berhenti untuk mengembalikan mood, bahkan sampai berhari-hari. Di setiap buku, selalu ada antagonis tambahan yang selalu berkaitan dengan antagonis utama. Ya ... si Tanpa Mahkota. Antagonis bertambah, sekutu kebaikan pun bertambah, nah ini yang membuatku kurang sreg.
Seperi film Power Ranger yang ramai-ramai melawan satu musuh. Selalu kebaikan berjumlah sedikit tapi tidak percaya diri, dan kejahatan dielu-elukan karena kehebatannya, padahal secara teknis mereka kalah jumlah. Oke, memang itu bisa jadi cerita yang bagus, tapi di sini kayaknya kurang berkesan. Dan aku hanya berharap mereka melakukan perang akhir dengan sangat epik.
Oh ada satu hal yang aku sukai di buku ini. Tere Liye akhirnya tahu bagaimana cara membuat tokohnya berinteraksi dengan baik. Tapi agak janggal juga karena terlalu egois. Yaitu, saat adegan Raib dan Ali di penjara. Oh, catatan tambahan, aku mulai kesal dengan semua orang yang menyebut mereka 'tiga sahabat'. ppfftt ... mereka bahkan belom kenal terlalu lama. dan tolong berhenti pilih kasih sama Seli. Dia pantas diperlakukan lebih baik, jangan jadi orang bodoh terus!
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN :978-602-03-3211-6
Tebal : 390 Halaman
Rating Pribadi : 3,5 Stars
Blurb :
Namanya Ali, 15 tahun, kelas X. Jika saja orangtuanya mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di tingkat akhir ilmu fisika program doktor di universitas ternama. Ali tidak menyukai sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman sekelasnya. Semua membosankan baginya. Tapi sejak dia mengetahui ada yang aneh pada diriku dan Seli, teman sekelasnya, hidupnya yang membosankan berubah seru.
Aku bisa menghilang, dan Seli bisa mengeluarkan petir. Ali sendiri punya rahasia kecil. Dia bisa berubah menjadi beruang raksasa. Kami bertiga kemudian bertualang ke tempat-tempat menakjubkan. Namanya Ali. Dia tahu sejak dulu dunia ini tidak sesederhana yang dilihat orang. Dan di atas segalanya, dia akhirnya tahu persahabatan adalah hal yang paling utama.
MENGANDUNG SPOILER!!!
A. Matahari Alias Klan Bintang
Kembali lagi di serial Bumi yang mana sampul buku tidak pernah menggambarkan isinya, eh menggambarkan sih, tapi agak ... ya, tahu-lah maksudnya. Kali ini, tema untuk Matahari adalah merah marun(?), cokelat(?) atau malah bukan dua-duanya. Intinya, ini menggambarkan matahri yang panas barangkali.
Bisa kita lihat juga ada dua ular, kelelawar, kapsul terbang, latar belakang daun-daun atau pohon-pohojn (intinya hutan), lalu ada batu-batu kristal dan air terjun. Hmm ... sampul yang bisa dibilang cukup ramai, tapi penempatan yang pas membuatnya tetap enak dipandang. Di buku Bumi dan Bulan, makhluk-makhluk, yang ada di sampul menjadi rintangan dari setiap petualangan Raib Dkk. Nah, sudah pasti kali ini mereka akan berhadapan dengan kelelawar dan ular-ular.
Latar tempat sudah pasti di Bintang. Aku sudah hafal banget lah pola serial ini, maju selangkah dari judul. Entah pesan apa yang mau disampaikan Om Tere Liye. Nah, untuk blurb kali ini menceritakan Ali, serta sedikit kisah persahabatan mereka. Karena aku sudah penasaran, kita langsung saja membaca buku ketiga dari serial Bumi, yaitu Matahari!
Bisa kita lihat juga ada dua ular, kelelawar, kapsul terbang, latar belakang daun-daun atau pohon-pohojn (intinya hutan), lalu ada batu-batu kristal dan air terjun. Hmm ... sampul yang bisa dibilang cukup ramai, tapi penempatan yang pas membuatnya tetap enak dipandang. Di buku Bumi dan Bulan, makhluk-makhluk, yang ada di sampul menjadi rintangan dari setiap petualangan Raib Dkk. Nah, sudah pasti kali ini mereka akan berhadapan dengan kelelawar dan ular-ular.
Latar tempat sudah pasti di Bintang. Aku sudah hafal banget lah pola serial ini, maju selangkah dari judul. Entah pesan apa yang mau disampaikan Om Tere Liye. Nah, untuk blurb kali ini menceritakan Ali, serta sedikit kisah persahabatan mereka. Karena aku sudah penasaran, kita langsung saja membaca buku ketiga dari serial Bumi, yaitu Matahari!
B. Ngomongin Anu
Sebelumnya, entah kenapa Tere Liye suka banget menggambarkan hujan atau gerimis di awal bukunya. Nah, awal buku sudah jelas lah, keadaan kembali normal, meskipun mereka sedih karena kehilangan teman, tapi semua bisa dibilang berjalan normal. Eh ... tidak juga, Ali yang tadinya urakan, cuek, dan dingin tiba-tiba berubah 180 derajat menjadi supel, dan ramah, bahkan ikut ke dalam ekskul basket. Aku juga nggak tahu kenapa dia bisa berubah gitu, nggak nangkep tepatnya.
Singkat cerita, Ali menemukan kemungkinan klan baru yang letaknya di dalam perut bumi, klan yang paling canggih dan maju dari keempat klan dunia paralel. yaitu, Klan Bintang. Di buku ini, Ali banyak berperan dalam ilmu pengetahuan. Dia mengupgrade kekuatannya, bahkan kekuatan Raib dan Seli, dia menciptakan alat penerjemah, dan juga menjadi Dr. Frankenstrain. Ya ... benar. Dia membangkitkan lagi Ily dalam bentuk kapsul.
Seterusnya ... seterusnya, jalanlah mereka ke inti bumi dengan kapsu Ily. (Yang anehnya orangtua Raib super posesif, tapi ngizinin gitu aja anaknya ke dunia antah-berantah). Di sini, Ali kembali menjadi trenscenter alias tokoh utamanya, (selain Raib tentu saja!). Seli seperti biasa, banyak bertanya. Serius deh kenapa setiap kali ucapan keluar dari mulut Seli itu selalu pertanyaan gak penting?
Anyways, mereka bertemu banyak rintangan, pastinya, dan penyelesaiannya masih memakai Deus ex Machina, tiba-tiba perolongan datang. Jujur saja, aku kurang bisa menikmati buku ini, aku sering berhenti untuk mengembalikan mood, bahkan sampai berhari-hari. Di setiap buku, selalu ada antagonis tambahan yang selalu berkaitan dengan antagonis utama. Ya ... si Tanpa Mahkota. Antagonis bertambah, sekutu kebaikan pun bertambah, nah ini yang membuatku kurang sreg.
Seperi film Power Ranger yang ramai-ramai melawan satu musuh. Selalu kebaikan berjumlah sedikit tapi tidak percaya diri, dan kejahatan dielu-elukan karena kehebatannya, padahal secara teknis mereka kalah jumlah. Oke, memang itu bisa jadi cerita yang bagus, tapi di sini kayaknya kurang berkesan. Dan aku hanya berharap mereka melakukan perang akhir dengan sangat epik.
Oh ada satu hal yang aku sukai di buku ini. Tere Liye akhirnya tahu bagaimana cara membuat tokohnya berinteraksi dengan baik. Tapi agak janggal juga karena terlalu egois. Yaitu, saat adegan Raib dan Ali di penjara. Oh, catatan tambahan, aku mulai kesal dengan semua orang yang menyebut mereka 'tiga sahabat'. ppfftt ... mereka bahkan belom kenal terlalu lama. dan tolong berhenti pilih kasih sama Seli. Dia pantas diperlakukan lebih baik, jangan jadi orang bodoh terus!
C. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan Matahari- Sekali lagi, pemilihan nama yang unik.
- Adegan Raib dan Ali di penjara.
- Pengembangan karakter secara fisik.
- Plot yang lamban dan lemah.
- Penokohan yang terkesan pilih kasih.
- Beberapa teknologi yang secara logika tidak masuk akal. (tapi karena ini Fantasi ... Eh bukan! Ini Sci-Fi!)
D. Penutup
Entah kenapa aku mulai bosan sama seri ini, semakin ke sini semakin membuatku kecewa. Entah plot, entah penokohan, entah adegan dan cara bercerita. Ada saja yang membuatku kurang bisa menikmati kisah Raib Dkk. Padahal genre fantasi yang lead-nya anak-anak remaja adalah kesukaanku, tapi untuk ini aku rasanya kurang bisa bersatu.
Menurutku Tere Liye lebih cocok membuat kisah realistis dan melow, drama, tentang desa-desa, dia lebih ahli menggambarkannya. Nah, kalau fantasi, sepertinya ditunda dulu. (Waw berani betul sama penulis senior wkwkwk), tapi sungguh. Aku kurang bisa menikmati ini.
Namun, apa yang dimulai harus diselesaikan. Aku akan tunggu seri ini beres, sampai semua rahasianya terungkap. Ya ... semoga aku bisa konsisten.
Sampai jumpa di review selanjutnya ^O^/
Menurutku Tere Liye lebih cocok membuat kisah realistis dan melow, drama, tentang desa-desa, dia lebih ahli menggambarkannya. Nah, kalau fantasi, sepertinya ditunda dulu. (Waw berani betul sama penulis senior wkwkwk), tapi sungguh. Aku kurang bisa menikmati ini.
Namun, apa yang dimulai harus diselesaikan. Aku akan tunggu seri ini beres, sampai semua rahasianya terungkap. Ya ... semoga aku bisa konsisten.
Sampai jumpa di review selanjutnya ^O^/
Diantara dari semua series novel Bumi, cuman novel Matahari salah satu jadi novel paling terfavorit. Karena kalau menurut aku, adegan action sama ketegangan jauh lebih dapat menurutku. Novel ini terasa 'lebih ramai' dibanding novel series bumi lainnya. Bahkan aku menyukai beberapa adegan action. Salah satunya dimana Rain berhasi mengembangkan kekuatan menghilangnya, adegan dimana Seli bertarung dengan robot menggunakan besi yang dipanaskan sebagai pedangnya karena itu mengingatku dengan adegan silat di drama China sama adegan dimana Seli menghancurkan senjata pasuka klan Bintang dengan teknik telekinetiknya. Menurutku, Seli bisa dikatakan badass dalam pertarungannya di penjara.
ReplyDeleteSetuju sih, di antara Bumi, Bulan, Matahari, Bintang, Matahari emang paling menarik dalam hal penceritaan keseluruhan. Seandainya serial bumi berakhir di Bintang mungkin novel ini juga jadi favoritku. Sayangnya masih lanjut terus sampai sekarang 😔
Delete