Little Magacal Piya
Penulis : Cindyana. H
Penerbit : Fantasious
ISBN : 9786025406256
Tebal : 476 Halaman
Rating Pribadi : 3 Stars
Blurb :
Pada awalnya, Rin tidak terlalu memedulikan fenomena aneh yang sedang dibicarakan banyak orang di negaranya. Fenomena di mana remaja-remaja Jepan seumuran Rin tiba-tiba saja hilang tak berbekas. Namun, setelah melihat Kayato, kakak sahabatnya, menghilang tak berbekas di depan matanya, mau tak mau Rin memercayai fenomena itu.
Kepindahan Rin sekeluarga ke negara lain tidak membuat Rin terhindar dari fenomena itu. Tanpa peringatan apa pun, Rin ikut menghilang. Ketika sadar, dia sudah berada di tengah hamparan rumput luas. Menurut Tazu, seseorang yang pertama Rin lihat pascabangun dari pingsan, saat ini Rin berada di dunia sihir, atau lebih tepatnya duplikat dunia sihir. Meski sulit percaya, Rin mau tak mau menerima kenyataan bahwa dia adalah salah satu manusia dengan kekuatan sihir terpilih.
Layaknya di dunia manusia, Rin juga belajar dan sekolah. Dia berlatih sihir di markas Klan Magacal, klan yang berisi para penyihir baik. Rin bisa saja menjalani dengan baik hari-harinya sebagai penyihir, tapi dia harus menerima kenyataan bahwa dirinya adalah penyihir diincar oleh Klan Blackmix, kelompok yang menjadi musuh besar penyihir Magacal.
"Ha, berarti Impy gak suka Harry Potter dongs?"
Betul ... aku KURANG suka, bahkan selama ini hanya tau Harry Potter dari film, dan ... aku belum pernah menonton dua film terakhirnya sampai detik ini. (penonton terkejut!!!) Namun, bukan berarti aku benci sampai menghindari tema tersebut. Buktinya ketika aku mendengar kabar kalau Little Magacal Piya akan diterbitkan, aku menjadi semangat. Waw, buku ini pasti bagus, dan ini fantasi!!! sampulnya pun menarik.
Meskipun sampulnya bukan termasuk tipe kesukaanku, tapi aku akan tetap tertarik jika tanpa sengaja melihatnya di toko buku. Blurb-nya sendiri kalau mau jujur, tidak terlalu menarik. Ini subjektif, tapi aku melihat gado-gado antar beberapa bahasa dan negara. Aku bingung! Aku seperti anak manusia yang kehilangan penanda bukunya. Baiklah, cukup dulu drama ini, mari kita baca Little Magacal Piya.
Buku ini mengambil latar jepang, nama-nama tokoh bernuansa jepang, memiliki klan, nama kelas, dan jurus-jurus berbahasa inggris, serta bahasa utama Indonesia (ya jelas, kalau jepang aku gak bakal bisa baca) Dan aku tidak pernah dibuat sebingung ini ketika membaca buku! Paling tidak buat saja sekalian nama jurus, kelas, atau tema lainnya bernuansa Jepang juga, kenapa harus Inggris yang membuatku tidak berhenti meringis sepanjang buku T_T.
Garis besar buku ini sangat klasik. Orang terpilih, dua kubu kebaikan dan kejahatan, peperangan besar, dan tentu saja bagaimana cara mereka pulang. Namun, aku benar-benar bingung apa sebenarnya prioritas utama konflik buku ini. Karena dibalik banyaknya hal penting yang bisa dibangun, penulis malah lebih tertarik membangun kisah romantis anak-anak antara Piya dan Tazu. (Coba hitung berapa kali adegan mereka tabrakan di buku ini, hasilnya mengejutkan)
Buku ini jelas-jelas terinspirasi dari Harry Potter, bohong kalau ada yang bilang bukan. Namun, aku juga melihat penulis sangat suka anime atau hal-hal yang berbau jejepangan. Makanya nama-nama di dalam buku ini campur-campur macam gado-gado begitu! Kalau boleh memberi saran, lebih konsistenlah lain waktu, aku benar-benar tidak bisa di buat bingung begini (dari tadi bingung terus yang dibahas, hadeh!)
Apakah aku merekomendasikan buku ini? Ya, tentu saja ... aku ingin tahu bagaimana tanggapan orang lain tepatnya. Apakah mereka juga terganggu dengan pencampuran nama? Apakah mereka memikirkan konflik serta prioritas yang janggal? Apakah mereka merasakan bahwa ini lebih ke Teenlit yang hanya mengambil latar di sekolah sihir supaya bisa disebut fantasi?
Intinya, aku belum puas dengan buku ini, bahkan sampai review ini dibuat aku masih belum puas akan tanggapan akhirku. Rasanya, seperti makan rambutan. Sudah tau lengket, susah dibuka, kulitnya pait, bersemut. Tapi tetap kalian makan lagi dan lagi karena nagih (?) Ah, sudahlah, paling tidak review sudah dibuat, aku bisa lebih tenang. Dan bisa dibilang, ini tidak begitu mengecewakan untuk ukuran novel Wattpad.
Sampai jumpa di review selanjutnya ^O^/
Penerbit : Fantasious
ISBN : 9786025406256
Tebal : 476 Halaman
Rating Pribadi : 3 Stars
Blurb :
Pada awalnya, Rin tidak terlalu memedulikan fenomena aneh yang sedang dibicarakan banyak orang di negaranya. Fenomena di mana remaja-remaja Jepan seumuran Rin tiba-tiba saja hilang tak berbekas. Namun, setelah melihat Kayato, kakak sahabatnya, menghilang tak berbekas di depan matanya, mau tak mau Rin memercayai fenomena itu.
Kepindahan Rin sekeluarga ke negara lain tidak membuat Rin terhindar dari fenomena itu. Tanpa peringatan apa pun, Rin ikut menghilang. Ketika sadar, dia sudah berada di tengah hamparan rumput luas. Menurut Tazu, seseorang yang pertama Rin lihat pascabangun dari pingsan, saat ini Rin berada di dunia sihir, atau lebih tepatnya duplikat dunia sihir. Meski sulit percaya, Rin mau tak mau menerima kenyataan bahwa dia adalah salah satu manusia dengan kekuatan sihir terpilih.
Layaknya di dunia manusia, Rin juga belajar dan sekolah. Dia berlatih sihir di markas Klan Magacal, klan yang berisi para penyihir baik. Rin bisa saja menjalani dengan baik hari-harinya sebagai penyihir, tapi dia harus menerima kenyataan bahwa dirinya adalah penyihir diincar oleh Klan Blackmix, kelompok yang menjadi musuh besar penyihir Magacal.
MENGANDUNG SPOILER!!!
A. Fantasi dari Wattpad!?
Pada zaman dahulu, di negeri nun jauh bernama The Fox. Hiduplah seornag Impy yang sangat rajin bermain Wattpad, baik menulis maupun membaca. Suatu hari, Impy menemukan cerita fantasi bertema sihir yang berjudul Litte Magical Piya, yang mana cerita itu langsung Impy campakkan karena tidak terlalu menarik. Ya, ya, ya ... aku memang kurang suka cerita-cerita bertema sihir."Ha, berarti Impy gak suka Harry Potter dongs?"
Betul ... aku KURANG suka, bahkan selama ini hanya tau Harry Potter dari film, dan ... aku belum pernah menonton dua film terakhirnya sampai detik ini. (penonton terkejut!!!) Namun, bukan berarti aku benci sampai menghindari tema tersebut. Buktinya ketika aku mendengar kabar kalau Little Magacal Piya akan diterbitkan, aku menjadi semangat. Waw, buku ini pasti bagus, dan ini fantasi!!! sampulnya pun menarik.
Meskipun sampulnya bukan termasuk tipe kesukaanku, tapi aku akan tetap tertarik jika tanpa sengaja melihatnya di toko buku. Blurb-nya sendiri kalau mau jujur, tidak terlalu menarik. Ini subjektif, tapi aku melihat gado-gado antar beberapa bahasa dan negara. Aku bingung! Aku seperti anak manusia yang kehilangan penanda bukunya. Baiklah, cukup dulu drama ini, mari kita baca Little Magacal Piya.
B. Ngomongin Anu
Awal buku kita sudah dibuat wanti-wanti dengan adanya fenomena orang menghilang secara tiba-tiba. Setelah itu, tidak butuh waktu lama, tokoh utama kita, Rin, juga menghilang. Lalu, poof! Di sinilah kita ... dunia sihir yang bernama .... Well, tanpa nama, jadi kita sebut saja dunia sihir. Ternyata orang-orang hilang di dunia, semua masuk ke dunia sihir itu. Nah, di sinilah petualangan di mulai.Buku ini mengambil latar jepang, nama-nama tokoh bernuansa jepang, memiliki klan, nama kelas, dan jurus-jurus berbahasa inggris, serta bahasa utama Indonesia (ya jelas, kalau jepang aku gak bakal bisa baca) Dan aku tidak pernah dibuat sebingung ini ketika membaca buku! Paling tidak buat saja sekalian nama jurus, kelas, atau tema lainnya bernuansa Jepang juga, kenapa harus Inggris yang membuatku tidak berhenti meringis sepanjang buku T_T.
Garis besar buku ini sangat klasik. Orang terpilih, dua kubu kebaikan dan kejahatan, peperangan besar, dan tentu saja bagaimana cara mereka pulang. Namun, aku benar-benar bingung apa sebenarnya prioritas utama konflik buku ini. Karena dibalik banyaknya hal penting yang bisa dibangun, penulis malah lebih tertarik membangun kisah romantis anak-anak antara Piya dan Tazu. (Coba hitung berapa kali adegan mereka tabrakan di buku ini, hasilnya mengejutkan)
Banyak hal yang ingin dijadikan misteri, padahal semuanya sudah terbaca. Aku sangat terganggu karena buku ini membuat seolah pembaca tidak bisa menebak semua misteri itu, padahal mereka sudah bisa sejak lama! Buku ini bahkan mengandung banyak kejanggalan, dari mulai perubahan wujud yang semua orang sudah tau, tapi entah kenapa malah memilih diam. Malahan orang paling pintar alias pemimpin di sini yang tidak tahu. What!
Di sini tidak ada guru, atau orang dewasa sama sekali untuk membantu anak-anak menyelesaikan masalah. Eh, memang ada, tapi mereka useless. Antagonis utama pun tidak terlalu banyak disinggung sampai menuju akhir halaman, yang membuatku bertanya-tanya. Loh, nggak ada ujan, nggak ada angin kok dia muncul marah-marah begitu!
Kadang-kadang juga, buku ini terlalu menonjolkan kisah romantis, yang malah membuat buku ini hanya sekadar teenlit biasa yang berlatar di dunia sihir. Benar-benar, deh! Saking bingungnya, aku sampai membaca buku ini selama nyaris dua tahun, hanya untuk memastikan apa konflik utama yang sebenarnya diusung selain masa lalu serta kisah cintrong Piya dan Tazu, dan belum terlalu bisa menjabarkannya sampai sekarang. Intinya ada sahabat yang slek, ada adek-kakak yang slek, sehingga menyebabkan ini semua.
Namun, dibalik itu semua, aku salut pada penulis yang bisa mengingat tokoh serta jurus-jurus sebanyak itu, dan tidak pernah keliru dalam menyampaikannya sepanjang buku, bahkan setiap orang tidak ada yang terlupakan. Dialog-dialog antar tokoh juga menynangkan, seolah aku benar-benar mendengarkan orang yang sedang mengobrol tanpa canggung, masing-masing tokoh punya daya tarik sendiri.
Ending buku ini ... Ah, haruskah kita bahas? Ya, ending-nya oke. Aku tidak membencinya, tapi juga tidak akan membuatku susah move on. Setidaknya ending ini tidak terlalu mengandung Deus Ex Machina. Semua tiba-tiba! Semua tiba-tiba! (lirik novel sebelah.). Namun, (masih ada namunnya juga) Ending ini juga rada aneh, door connection, selama ini bisa dilihat dengan mata telanjang? Kenapa tidak ada yang panik? Apa cuma lulusan Penyihir doang yang bisa lihat. Gak ngerti lagi, deh.
Di sini tidak ada guru, atau orang dewasa sama sekali untuk membantu anak-anak menyelesaikan masalah. Eh, memang ada, tapi mereka useless. Antagonis utama pun tidak terlalu banyak disinggung sampai menuju akhir halaman, yang membuatku bertanya-tanya. Loh, nggak ada ujan, nggak ada angin kok dia muncul marah-marah begitu!
Kadang-kadang juga, buku ini terlalu menonjolkan kisah romantis, yang malah membuat buku ini hanya sekadar teenlit biasa yang berlatar di dunia sihir. Benar-benar, deh! Saking bingungnya, aku sampai membaca buku ini selama nyaris dua tahun, hanya untuk memastikan apa konflik utama yang sebenarnya diusung selain masa lalu serta kisah cintrong Piya dan Tazu, dan belum terlalu bisa menjabarkannya sampai sekarang. Intinya ada sahabat yang slek, ada adek-kakak yang slek, sehingga menyebabkan ini semua.
Namun, dibalik itu semua, aku salut pada penulis yang bisa mengingat tokoh serta jurus-jurus sebanyak itu, dan tidak pernah keliru dalam menyampaikannya sepanjang buku, bahkan setiap orang tidak ada yang terlupakan. Dialog-dialog antar tokoh juga menynangkan, seolah aku benar-benar mendengarkan orang yang sedang mengobrol tanpa canggung, masing-masing tokoh punya daya tarik sendiri.
Ending buku ini ... Ah, haruskah kita bahas? Ya, ending-nya oke. Aku tidak membencinya, tapi juga tidak akan membuatku susah move on. Setidaknya ending ini tidak terlalu mengandung Deus Ex Machina. Semua tiba-tiba! Semua tiba-tiba! (lirik novel sebelah.). Namun, (masih ada namunnya juga) Ending ini juga rada aneh, door connection, selama ini bisa dilihat dengan mata telanjang? Kenapa tidak ada yang panik? Apa cuma lulusan Penyihir doang yang bisa lihat. Gak ngerti lagi, deh.
C. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan Little Magacal Piya- Interaksi antar tokoh yang natural.
- Detail-detail kecil yang tidak terduga akan berpengaruh besar di akhir cerita.
- Konsistensi tokoh serta segala sifat dan jurusnya.
- Kualitas buku bagus. (Ya, aku kehabisan ide)
- Prioritas konflik yang seolah menyepelekan hal-hal penting. Malah fokus ke romansa anak-anak, dan malah membuat buku ini Teenlit ber-embel-embel sekolah sihir. Ayolah, berapa kali mereka harus tabrakan supaya bisa kenalan, ha!?
- Nama tokoh Jepang dan Inggris, nama kelas dan klan Inggris, nama jurus Inggris, bahasa Indonesia, nama peliharaan ga-ngerti dah apaan. Aku benar-benar gak bisa menikmati buku ini secara maksimal karena hal itu.
- Jurus-jurus yang terkadang terdengar konyol dan gak masuk akal. Unattack? Hate-ura? Love-dragoste? Wind? Lucky-fortune? Ayolaaah! Aku juga mau punya jurus, dan itu bernama Pizza Eater. Betul ... jurusku adalah bisa makan pizza sebanyak-banyaknya -_-.
- Latar waktu yang membingungkan, sebentar-sebentar mereka masih remaja, hal berikutnya adalah mereka masih remaja, tapi gedean dikit.
D. Penutup
Huft ... kalian tidak akan pernah paham betapa lamanya aku membaca buku ini. Entahlah, aku tidak suka buku ini, bahkan bisa dibilang sangat tidak suka, tapi juga ada beberapa hal dari buku ini yang sangat aku sukai. Aku mau menenteng buku ini kemana-mana, aku siap membaca ulang. Hey, aku melakukan itu lebih dari lima kali selama dua tahun belakangan. Namun, tetap saja rasanya tidak puas, rasa tidak suka itu muncul lagi dan lagi.
Buku ini jelas-jelas terinspirasi dari Harry Potter, bohong kalau ada yang bilang bukan. Namun, aku juga melihat penulis sangat suka anime atau hal-hal yang berbau jejepangan. Makanya nama-nama di dalam buku ini campur-campur macam gado-gado begitu! Kalau boleh memberi saran, lebih konsistenlah lain waktu, aku benar-benar tidak bisa di buat bingung begini (dari tadi bingung terus yang dibahas, hadeh!)
Apakah aku merekomendasikan buku ini? Ya, tentu saja ... aku ingin tahu bagaimana tanggapan orang lain tepatnya. Apakah mereka juga terganggu dengan pencampuran nama? Apakah mereka memikirkan konflik serta prioritas yang janggal? Apakah mereka merasakan bahwa ini lebih ke Teenlit yang hanya mengambil latar di sekolah sihir supaya bisa disebut fantasi?
Intinya, aku belum puas dengan buku ini, bahkan sampai review ini dibuat aku masih belum puas akan tanggapan akhirku. Rasanya, seperti makan rambutan. Sudah tau lengket, susah dibuka, kulitnya pait, bersemut. Tapi tetap kalian makan lagi dan lagi karena nagih (?) Ah, sudahlah, paling tidak review sudah dibuat, aku bisa lebih tenang. Dan bisa dibilang, ini tidak begitu mengecewakan untuk ukuran novel Wattpad.
Sampai jumpa di review selanjutnya ^O^/
Comments
Post a Comment