Samantha
Penulis : Risa Sraswati
Penerbit : Bukune
ISBN : 9786022202585
Tebal : 190 Halaman
Rating Pribadi : 3,5 Stars
Blurb :
Terlalu lama aku melupakan Samantha, sosok hantu anak perempuan yang kutemui saat umurku masih belasan. Sampai di malam ini, dia muncul dan bertanya dengan malu, apakah aku masih ingat padanya? Seketika, aku ingat janjiku pada anak cantik bersorot mata sedih dan kesepian itu untuk sering mengunjunginya dan mengajak sahabat-sahabatku.
Aku benar-benar ceroboh telah melupakannya.
Namun, Samantha tak marah kepadaku. Dia bilang, “Aku selalu terkesan dengan pertemuan kita, kau juga kuanggap salah satu teman terbaikku. Dan yang terpenting, sekarang, kau ingat aku, bukan?”
Kini, pukul dua dini hari, kedua tanganku resah, tak sabar membuka laptop. Aku akan membiarkan jari-jari ini menulis banyak kata.
Samantha, berceritalah kepadaku. Izinkan aku menyelam ke dalamnya, agar aku mengerti bagaimana sulitnya menjadi dirimu. Keinginanku hanya satu, membuatmu tak lagi kesepian.
Kisah Samantha menjadi pelengkap buku-buku sebelumnya. Mendalami kisah-kisah teman-teman hantu Risa Saraswati memang selalu menyenangkan dan emosional alih-alih ketakutan. Bahkan ketika Teh Risa berusaha meyakinkan kalau sosok hantu Samantha itu menyeramkan, aku tidak bisa merasakannya. Dia terlalu manis di ilustrasi, sih!
Apakah aku merekomendasikan? Tentu saja, sebagai selingan, buku ini sangat bagus. Merangsang kembali otak malas membaca yang kambuh. Asal kalian kuat saja dengan kisah-kisah sedih di dalamnya.
Sampai jumpa di review selanjutnya ^O^/
Penerbit : Bukune
ISBN : 9786022202585
Tebal : 190 Halaman
Rating Pribadi : 3,5 Stars
Blurb :
Terlalu lama aku melupakan Samantha, sosok hantu anak perempuan yang kutemui saat umurku masih belasan. Sampai di malam ini, dia muncul dan bertanya dengan malu, apakah aku masih ingat padanya? Seketika, aku ingat janjiku pada anak cantik bersorot mata sedih dan kesepian itu untuk sering mengunjunginya dan mengajak sahabat-sahabatku.
Aku benar-benar ceroboh telah melupakannya.
Namun, Samantha tak marah kepadaku. Dia bilang, “Aku selalu terkesan dengan pertemuan kita, kau juga kuanggap salah satu teman terbaikku. Dan yang terpenting, sekarang, kau ingat aku, bukan?”
Kini, pukul dua dini hari, kedua tanganku resah, tak sabar membuka laptop. Aku akan membiarkan jari-jari ini menulis banyak kata.
Samantha, berceritalah kepadaku. Izinkan aku menyelam ke dalamnya, agar aku mengerti bagaimana sulitnya menjadi dirimu. Keinginanku hanya satu, membuatmu tak lagi kesepian.
MENGANDUNG SPOILER!!!
A. Si Cantik yang Sendu
Ah ... akhirnya kembali dengan review subjektif setelah sekian lama mengurus blog yang satu lagi (jangan lupa mampir). Kali ini aku ingin melanjutkan kisah-kisah teman-teman hantunya Risa Saraswati. Dan anak itu adalah Samantha! Yeey! Bisa kita lihat sampul buku ini sangat manis dan simple, perpaduan warna oke, sangat-sangat-sangat tipeku!
Ilustrasi anak perempuan di sampul juga sangat cantik, imut, dan menggemaskan. Namun, ada yang aneh, dia kelihatan sendu. Dan kalian tahu apa? Ada versi lain dari sampul Samantha yang juga SANGAT BAGUS! Kenapa? Buku-buku risa saraswati selalu mempunyai sampul yang tipeku? Apa dia berusaha menghipnotisku supaya membaca semua bukunya? Karena itu berhasil, Nyonya! Aku tidak pernah tidak penasaran dengan semua buku-bukunya.
Belum lagi ilustrasi di dalamnya yang juga menarik. Bohong kalau kalian bilang tidak suka dengan sampul-sampul buku Teh Risa. Bagaimana dengamn Blurb? Well ... blurb cukup menjanjikan. Aku ingat Samantha di buku Dannur atau Maddah? (pokoknya mereka bertemu di gunung. Dan memang kisah Samantha di sana berpotensi menjadi buku solo karena sangat menggantung.
Baiklah ... langsung saja kita bahas.
B. Ngomongin Anu
Kalau mengingat sepotong kisah Samantha di buku sebelumnya, kita bisa menyimpulkan bahwa Samantha berasal dari keluarga bahagia. Dia sangat menyayangi kedua orang tuanya, sehingga rela menunggu mereka sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Apakah dugaan kita itu benar? Ho-ho-ho, tidak sama sekali, Fulgoso!
Orang tua Samantha adalah Tuan dan Noni Belanda yang tergolong angkuh. Meskipun tidak sejahat orang tua William, mereka tidak pernah mau beramah-tamah kepada kaum pribumi. Papa dan Mama yang sama-sama gila kerja juga terlampau cuyek, sering kali membuat Samantha kesepian. Bahkan, mengubah sifatnya menjadi arogan.
Aneh juga melihat ilustrasi anak manis di sampul itu ternyata anak nakal yang dibenci orang-orang jika belum mengenalnya cukup lama. Sesungghunya, Samantha anak baik, dia hanya ingin mendapatkan perhatian kedua orang tuanya, tapi ... kedua orangtuanya tidak pernah melirik sedikit pun. Perhatian itu justru ia dapat dari pengasuh-pengasuhnya, bahkan salah satu dari mereka bernasib jelek hanya karena membela Samantha.
Setelah ditelusuri lebih jauh, banyak misteri serta rahasia-rahasia di dalam keluarga Samantha. Dari mulai kisah orang tuanya, tragedi-tragedi kelam, bahkan penyakit "aneh" yang menggerogoti Samantha. Semuanya terangkum dalam satu buku yang tipis ini, terkadang aku menyesali juga betapa tipisnya buku ini sampai benar-benar hanya beberapa jam menyelesaikannya.
Semua kisah itu mengalir begitu cepat, begitu singkat, jelas, dan padat. Mungkin karena memang tidak butuh banyak kertas untuk menceritakan latar belakang seorang hantu berusia 8 atau 9 tahun ini. Ya ... mereka belum hidup terlalu lama di dunia, jadi belum banyak yang bisa diceritakan barang kali. Terkadang ada adegan yang membuatku bertanya-tanya apakah ini masuk akal dilakukan anak sekecil Samantha.
Entahlah, terkadang dia terlalu dewasa, dan tidak menggambarkan sosok anak kecil sama sekali. Tindakan-tindakannya pun sering kali tidak wajar untuk anak seusianya. Terlepas dari ini adalah "kisah nyata hantu" aku tidak bisa protes banyak, kalau memang itu yang terjadi, ya itu yang terjadi. Tapi aku yakin penulis mendambahkan sedikit bumbu-bumbu supaya lebih maknyus kan? (wink ...)
C. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan Samantha
- Kisah yang singkat, jelas, padat, ditambah alur mengalir, serta gaya bercerita yang mendayu. Membuat buku ini ringan, tapi berbobot.
- Tentu saja ... di setiap buku "horor" Risa Saraswati, kita lebih dibawa ke wahana perasaan emosional daripada peraaan takut atau ngeri.
- Bukunya terlalu tipis, terlalu cepat habis. Ini kedengaran egois banget tapi aku kurang puaass!
- Sekali lagi, ada banyak penokohan yang ingin kupertanyakan. Namun, karena ini adalah kisah nyata. Mau tidak mau aku harus menerima kenyataan apa pun. Masa kehidupan orang-orang aku yang atur? Hellow!
- Kok nggak ada ilustrasi? (tolong jangan dianggap serius)
D. Penutup
Seperti yang kukatakan sebelumnya. Buku ini teramat tipis dan ringka. Kalian bisa membacanya hanya dalam beberapa jam saja. Meskipun begitu, kita akn terhanyut dalam cerita sampai tanpa sadar sudah berada di belakang halaman. Agak kaget juga, kenapa bisa secepat itu, padahal aku bacanya lumayan lambat.Kisah Samantha menjadi pelengkap buku-buku sebelumnya. Mendalami kisah-kisah teman-teman hantu Risa Saraswati memang selalu menyenangkan dan emosional alih-alih ketakutan. Bahkan ketika Teh Risa berusaha meyakinkan kalau sosok hantu Samantha itu menyeramkan, aku tidak bisa merasakannya. Dia terlalu manis di ilustrasi, sih!
Apakah aku merekomendasikan? Tentu saja, sebagai selingan, buku ini sangat bagus. Merangsang kembali otak malas membaca yang kambuh. Asal kalian kuat saja dengan kisah-kisah sedih di dalamnya.
Sampai jumpa di review selanjutnya ^O^/
Comments
Post a Comment