Sunyaruri
Penulis : Risa Saraswati
Penerbit : Rak Buku
ISBN : 9786022202684
Tebal : 333 Halaman
Rating Pribadi : 3 Stars
Blurb :
Ke mana perginya mereka, sahabat-sahabat kecilku yang lagi-lagi terlalu sibuk mencari teman-teman baru?
Sesal terasa begitu menyesakkan dadaku, tatkala kuingat lagi bahwa semua ini karenaku, karena ulahku.
Seandainya tak usah kuceritakan bagaimana kisah kami, seandainya tak kugambarkan sosok Peter yang jahil, William yang bijaksana, Hans dan Hendrick yang periang, Janshen yang menggemaskan, Norma yang anggun, dan Marianne yang keras kepala, mungkin kalian semua tak akan memanggil-manggil nama mereka setiap malam sebelum terlelap tidur, dan berharap ketujuh sahabat kecilku datang menemui kalian dalam mimpi yang indah.
Penerbit : Rak Buku
ISBN : 9786022202684
Tebal : 333 Halaman
Rating Pribadi : 3 Stars
Blurb :
Ke mana perginya mereka, sahabat-sahabat kecilku yang lagi-lagi terlalu sibuk mencari teman-teman baru?
Sesal terasa begitu menyesakkan dadaku, tatkala kuingat lagi bahwa semua ini karenaku, karena ulahku.
Seandainya tak usah kuceritakan bagaimana kisah kami, seandainya tak kugambarkan sosok Peter yang jahil, William yang bijaksana, Hans dan Hendrick yang periang, Janshen yang menggemaskan, Norma yang anggun, dan Marianne yang keras kepala, mungkin kalian semua tak akan memanggil-manggil nama mereka setiap malam sebelum terlelap tidur, dan berharap ketujuh sahabat kecilku datang menemui kalian dalam mimpi yang indah.
MENGANDUNG SPOILER!!!
A. Buku Terakhir (?)
Aku membaca Sunyaruri pas hari menjelang sore, dan aku berusaha menyelesaikannya malam itu juga agar langsung menulis Review. Sayangnya, aku baru selesai membaca pukul sepuluh malam, akibat gangguan bertubi-tubi dari anak kecoak, alias adik kesayanganku (tiba-tiba mual.) Ditambah aku membaca buku ini via e-book yang mana menyebabkan mataku pedes, nggak sanggup lagi membuka leppy. Jadilah review ini posting sekarang.Sampul buku Sunyaruri, bagus lah ya ... mengingat ini buku berseri tapi tidak seragam kadang membuatku terganggu juga. Kenapa sih, gak bikin seragam aja! Kan lebih enak kalau dijejerin bareng! Anyway ... Blurb mengatakan kalau di buku ini Risa kembali berpisah sama teman-teman hantunya yang lagi-lagi ngambek. Yaelah ... bocil!
Seperti dua buku lainnya, buku ini pun pasti berisikan kumpulan cerita. Selain alur utama Risa dan teman-temannya. Kali ini Risa memasuki ruang yang diberi nama Sunyaruri, karena itu berarti ruang sepi(?) Begitulah kira-kira. Mari kita ikut masuk ke Sunyaruri. (Jangan lupa buka sendal dan keset-keset!)
Dalam kesunyian dan kerinduan, Risa membuat semacam surat, atau jurnal yang mestinya disampaikan kepada teman-teman hantunya. Yang juga membuatku heran kenapa dia tetap membuatnya padahal itu penyebab perpecahan mereka. Ya ... MEMBUAT BUKU INI! Di dalam kesunyian dan kesepiannya pula, Risa bertemu hantu-hantu lain yang kisahnya tentu saja memilukan. (Kalau nggak mereka gabakal jadi hantu, kan!)
Dari semua buku Risa, aku paling banyak melongkap Sunyaruri, terutama bagian dialog bersama setiap teman-teman hantunya yang berbentuk naskah drama. Benar-benar naskah drama. Mungkin dahulu kala, ini menjadi sebuah clue kalau Sunyaruri akan dijadikan film. Menurutku itu membosankan, dan terlalu bertele-tele.
Namun, kisah-kisah lainnya bisa dibilang selalu aku nanti-nanti. Aku paling suka kisah si kembar, oh Annete, Sonja dan Philf juga bagus, tapi yang paling-paling-paling aku suka sih kisahnya Elsja dan Djalil. Oh, itu mengharukan sekaligus mengerikan, dan aku dengan senang hati membacanya jika ada cerita yang lebih lengkap. Sudah ada belum?
Tentu saja, hal yang selalu kutunggu-tunggu dari seri Danur serta buku-buku Risa yaitu. ILUSTRASI! Ilustrasi di buku ini juga bagus-bagus, itu juga salah satu motivasiku untuk terus membuka lembaran buku, karena aku ingin tahu apa gambar yang akan kulihat selanjutnya, dan aku tidak pernah kecewa.
Tapi ... aku sampai detik ini tidak mengerti apa korelasi sampul wanita yang memegang aquarium dengan cerita-cerita di dalam buku. Tidak ada cerita yang bertema wanita memegang aquarium, atau jangan-jangan aku melewatkannya? Ah, kayaknya tidak! Hellow, ada yang bisa menjelaskannya padaku?
Seperti dua buku lainnya, buku ini pun pasti berisikan kumpulan cerita. Selain alur utama Risa dan teman-temannya. Kali ini Risa memasuki ruang yang diberi nama Sunyaruri, karena itu berarti ruang sepi(?) Begitulah kira-kira. Mari kita ikut masuk ke Sunyaruri. (Jangan lupa buka sendal dan keset-keset!)
B. Ngomongin Anu
Sunyaruri diawali dengan kegalauan Risa karena ketujuh teman hantunya lagi-lagi ngambek. Kali ini bukan karena mereka emang bosan, melainkan karena mereka sudah banyak menemukan teman-teman baru, (itu menurut Risa). Semua bisa terjadi karena Risa menuangkan kisah mereka ke dalam buku, sehingga mereka menjadi begitu terkenal.Dalam kesunyian dan kerinduan, Risa membuat semacam surat, atau jurnal yang mestinya disampaikan kepada teman-teman hantunya. Yang juga membuatku heran kenapa dia tetap membuatnya padahal itu penyebab perpecahan mereka. Ya ... MEMBUAT BUKU INI! Di dalam kesunyian dan kesepiannya pula, Risa bertemu hantu-hantu lain yang kisahnya tentu saja memilukan. (Kalau nggak mereka gabakal jadi hantu, kan!)
Dari semua buku Risa, aku paling banyak melongkap Sunyaruri, terutama bagian dialog bersama setiap teman-teman hantunya yang berbentuk naskah drama. Benar-benar naskah drama. Mungkin dahulu kala, ini menjadi sebuah clue kalau Sunyaruri akan dijadikan film. Menurutku itu membosankan, dan terlalu bertele-tele.
Namun, kisah-kisah lainnya bisa dibilang selalu aku nanti-nanti. Aku paling suka kisah si kembar, oh Annete, Sonja dan Philf juga bagus, tapi yang paling-paling-paling aku suka sih kisahnya Elsja dan Djalil. Oh, itu mengharukan sekaligus mengerikan, dan aku dengan senang hati membacanya jika ada cerita yang lebih lengkap. Sudah ada belum?
Tentu saja, hal yang selalu kutunggu-tunggu dari seri Danur serta buku-buku Risa yaitu. ILUSTRASI! Ilustrasi di buku ini juga bagus-bagus, itu juga salah satu motivasiku untuk terus membuka lembaran buku, karena aku ingin tahu apa gambar yang akan kulihat selanjutnya, dan aku tidak pernah kecewa.
Tapi ... aku sampai detik ini tidak mengerti apa korelasi sampul wanita yang memegang aquarium dengan cerita-cerita di dalam buku. Tidak ada cerita yang bertema wanita memegang aquarium, atau jangan-jangan aku melewatkannya? Ah, kayaknya tidak! Hellow, ada yang bisa menjelaskannya padaku?
C. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan Sunyaruri- ILUSTRASI!
- Kisah-kisah yang disampaikan begitu singkat, jelas, padat, tanpa banyak bertele-tele.
- Kumpulan cerita yang beragam, membuat penasaran lagi dan lagi.
- Rahasia-rahasia kecil yang diungkapkan.
- Format naskah drama yang membuatku geraaamm!!
- Beberapa kali terdapat pengulangan kalimat yang sama persis dalam satu paragraf.
- Kisah keseluruhannya memang tidak bertele-tele, tapi cara penyampaiannyaaaa.
D. Penutup
Seperti yang kukatakan sebelumnya, Sunyaruri adalah buku yang paling banyak aku longkap. Kisah-kisahnya pun kebanyakan sudah biasa saja. Mungkin karena kita tahu tokoh dalam kisah itu akan mati apa pun yang terjadi. Sudah tidak ada kejutan lagi, dan kebanyakan cara mati mereka tidak jauh berbeda. Selalu tragis, atau akibat kekejaman Nippon.
Buku ini bagus, tapi karena konsep dan formatnya sama dengan Danur dan Maddah, buku ini menjadi kurang istimewa. Kurang spicy getoh. Kalau kita tidak memandang kisah nyatanya, loh! Lalu, ada sesuatu yang membuatku heran. Buku ini mengatakan hantu-hantu tidak suka kisah mereka dipiblikasikan, apa lagi di-filmkan, tapi kok setelah ini masih banyak saja buku-buku selanjutnya?
Film-pun ada tiga biji. Yah ... mungkin Risa sudah mendapatkan restu dari hantu-hantu yang bersangkutan. Kita mana tahu hal-hal semacam itu! Kesimpulannya buku ini boleh banget kalian baca untuk memuaskan rasa penasaran. Still entertaining and enjoyable, tapi jangan berharap banyak akan adanya hal-hal baru, karena sebagian besar sama dengan dua buku sebelumnya.
Sekian review kali ini. Sampai jumpa lagi
Buku ini bagus, tapi karena konsep dan formatnya sama dengan Danur dan Maddah, buku ini menjadi kurang istimewa. Kurang spicy getoh. Kalau kita tidak memandang kisah nyatanya, loh! Lalu, ada sesuatu yang membuatku heran. Buku ini mengatakan hantu-hantu tidak suka kisah mereka dipiblikasikan, apa lagi di-filmkan, tapi kok setelah ini masih banyak saja buku-buku selanjutnya?
Film-pun ada tiga biji. Yah ... mungkin Risa sudah mendapatkan restu dari hantu-hantu yang bersangkutan. Kita mana tahu hal-hal semacam itu! Kesimpulannya buku ini boleh banget kalian baca untuk memuaskan rasa penasaran. Still entertaining and enjoyable, tapi jangan berharap banyak akan adanya hal-hal baru, karena sebagian besar sama dengan dua buku sebelumnya.
Sekian review kali ini. Sampai jumpa lagi
Comments
Post a Comment