Kata-kata yang Harus Dihindari dalam Tulisan


1. -nya

Itu bukan suara kucing dalam bahasa jepang ya! -nya di sini sebagai kata ganti kepemilikan. Kenapa -nya sebaiknya dihindari oleh penulis? Karena kata satu ini menyebabkan banyak kasus kalimat tidak efektif dalam setiap tulisan.

Contoh :

Rafi tersentak dari tidurnya, matanya melirik jam waker-nya. Dia langsung bangun dari kasurnya begitu sadar sudah terlambat lima menit. Rafi pun membasuh wajahnya, tidak lupa menggosok giginya. Habis mandi Rafi membantu Ibunya, membersihkan tempat tidurnya.

Menurut kalian, apa yang mengganggu dari kalimat di atas (selain adegan klise, tentunya)? Betul, terlalu banyak serangan -nya dalam satu paragraf tersebut, 'kan? Paragraf di atas dipenuhi kalimat tidak efektif, yang bikin gemas!

Bagaimana cara memperbaikinya? Simak paragraf berikut ini :

Rafi tersentak dari tidurnya, lantas melirik jam weker. Dia langsung bangun begitu sadar sudah terlambat lima menit. Rafi pun membasuh wajah, tidak lupa menggosok gigi. Habis mandi, dia membantu ibu membersihkan tempat tidur.

Lihat perbedaannya, dari ada delapan -nya jadi hanya satu. Paragraf di atas pun lebih enak dibaca, dan memiliki makna sama tanpa kurang sedikit pun. Intinya, kalian harus tahu kapan saat yang tepat menggunakan -nya. Paragraf di atas sudah jelas sedang menyorot Rafi, tidak perlu lagi setiap tindakannya diperjelas dengan -nya.

"Rafi membasuh wajahnya ...." Itu sudah sangat jelas, jadi -nya di sini sangat-sangat tidak berguna, lebih baik dihapus. Kecuali kalau Rafi membasuh wajah tetangga, baru kalian bisa menulis "Rafi membasuh wajah tetangganya ...." Ya ... mungkin saja hobi Rafi di pagi hari itu membasuh wajah tetangga.


2. Dengan

"Dengan" ini sering digunakan penulis untuk memperjelas sesuatu yang sebenarnya sudah jelas. Misalnya ....

Rafi berseru dengan marah.

Hejel menendang bola dengan kaki.

Dia melangkah dengan perlahan.

Si Anu tersenyum dengan lebar.

Ekhem .... tahukah kalian, jika menghapus kata "dengan" tidak akan mengubah makna dari kalimat tersebut, dan malah membuatnya jadi lebih efektif. Lihat saja sendiri ....

Rafi berseru marah

Hejel menendang bola (udah pasti dengan kaki, kalo dengan kepala namanya menyundul)

Dia melangkah perlahan.

Si Anu tersenyum lebar.


3. yang

Sebenarnya aku tidak sering menemukan kasus penggunaan "yang" terlalu banyak. Akan tetapi, "yang" adalah salah satu kata yang paling sering kita gunakan dalam membuat kalimat. (malahan aku pakai juga di sini). Jadi, cermati lagi tulisan kalian, semakin banyak "yang" semakin kalian baper ... Ekhem, semakin tidak efektif tulisan kalian. Coba lihat contoh di bawah ini ....

Daripada menulis "Apa yang kalian lakukan di sini?"

Tulislah seperti ini "Sedang apa kalian di sini?"

Daripada menulis "Ini pasti kalian yang berulah!"

Tulislah seperti ini "Ini pasti ulah kalian!"


4. Karena

Untuk "karena" mungkin sama seperti "dengan", sering digunakan untuk memperjelas hal yang padahal sudah jelas. Namun, "karena" bisa diatasi dengan menggunakan sinonim (persamaan kata). Sinonim "karena" itu beragam, loh. Ada akibat, atas, lantaran, oleh, dan sebab. Jadi alih-alih menggunakan "karena" coba variasikan dengan sinonim di atas.

Daripada menulis "Kakinya patah karena menendang pohon."

Lebih baik "Kakinya patah akibat menendang pohon."

Daripada menulis "Dia tidur di kelas karena begadang semalaman."

Lebih baik "Dia tidur di kelas lantaran begadang semalaman."

Daripada menulis "Apa ini semua karena aku jelek?"

Lebih baik "Apa ini semua gara-gara aku jelek?"

Eits, aku menggunakan kutip bukan berarti itu hanya berlaku dalam dialog, ya. Gunakan juga variasi "karena" di dalam narasi, tidak ada yang melarang kok.


5. Tiba-tiba

Aku pernah mendapat kritikan bahwa menggunakan kata "tiba-tiba" malah membuat suatu adegan menjadi tidak tiba-tiba lagi, alias menghilangkan efek kejutan. Namun, rasanya ada beberapa kalimat yang memang mengharuskan kata "tiba-tiba", kan? Jadi aku sarankan kalian tidak usah terlalu memikirkan hal itu.

Lebih baik, kalian variasikan kata "tiba-tiba" tersebut supaya pembaca tidak bosan. Sinonim "tiba-tiba" itu sendiri ada. Sekonyong-konyong, mendadak, tahu-tahu, seketika, datang-datang, dan terserempak/serempak.

***

Setelah membaca tulisan ini, bukan berarti kalian harus memusnahkan dan memusuhi kata-kata dalam daftar di atas dari tulisan kalian. Biar bagaimanapun kata-kata itu tetap penting dalam bahasa Indonesia. Aku hanya ingin menyarankan kalian supaya lebih cermat dalam menyusun kalimat, dan menggunakan kata-kata tersebut di tempat yang benar. Tentu saja agar kalimat kalian lebih efektif dan nyaman dibaca.

Dalam hal ini, variasi kata sangat penting. Aku juga ingin merekomendasikan aplikasi Tesaurus Indonesia kepada kalian, bisa diunduh gratis di playstore. Tesaurus berisi kamus sinonim yang tentunya sangat berguna untuk keberagaman kosa kata kita semua sebagai penulis.

Sekian dulu dariku, selamat menulis ^o^




Comments

Impy's all-time-fav book montage

The School for Good and Evil
A World Without Princes
The Last Ever After
Quests for Glory
House of Secrets
Battle of the Beasts
Clash of the Worlds
Peter Pan
A Man Called Ove
My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
The Book of Lost Things
The Fairy-Tale Detectives
The Unusual Suspects
The Problem Child
Once Upon a Crime
Tales From the Hood
The Everafter War
The Inside Story
The Council of Mirrors
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer


Impy Island's favorite books »

Baca Review Lainnya!

Ily

Matahari Minor

Aku Menyerah pada Serial Omen-nya Lexie Xu

Laut Bercerita

Novel-novel Terkutuk (Mostly Watpat)

Peter Pan

Mbah Rick Riordan Melanggar Semua Pakem dalam menulis POV1 (dan Tetap Bagus)