Triangular Labyrinth
Penulis : Lommie Ephing
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 9786020302539
Tebal : 256 Halaman
Blurb :
Mauren sangat membenci adiknya, Luna. Gara-gara Luna, rencana liburan Mauren ke Bali batal. Gara-gara Luna, Mauren kena tampar Papa untuk pertama kalinya. Dan gara-gara Luna, Mauren merasa diperlakukan tidak adil oleh kedua orangtuanya. Apa pun yang diinginkan Luna selalu dituruti. Selalu saja Luna yang jadi prioritas utama. Mauren ingin Luna segera enyah dari kehidupannya.
Dan, ajaibnya, Luna betul-betul lenyap... tersedot ke dalam bola kristal papan Triangular Labyrinth yang tak sengaja Mauren temukan di bangunan bekas toko mainan anak-anak yang terbakar. Merasa bersalah, Mauren memutuskan menyusul Luna hingga masuk ke dunia antah-berantah. Bersama Zermus, makhluk tak kasatmata yang merupakan satu-satunya keturunan terakhir klan Varaktus, Mauren mencari jejak Luna. Mauren akhirnya sadar bahwa dia sangat menyayangi Luna, dan tak ingin kehilangan adiknya. Apalagi setelah ia mengetahui rahasia besar tentang Luna.
Berhasilkah Mauren menemukan Luna? Lantas, bagaimana cara Mauren membawa Luna keluar dari labirin segitiga yang berbahaya?!
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 9786020302539
Tebal : 256 Halaman
Blurb :
Mauren sangat membenci adiknya, Luna. Gara-gara Luna, rencana liburan Mauren ke Bali batal. Gara-gara Luna, Mauren kena tampar Papa untuk pertama kalinya. Dan gara-gara Luna, Mauren merasa diperlakukan tidak adil oleh kedua orangtuanya. Apa pun yang diinginkan Luna selalu dituruti. Selalu saja Luna yang jadi prioritas utama. Mauren ingin Luna segera enyah dari kehidupannya.
Dan, ajaibnya, Luna betul-betul lenyap... tersedot ke dalam bola kristal papan Triangular Labyrinth yang tak sengaja Mauren temukan di bangunan bekas toko mainan anak-anak yang terbakar. Merasa bersalah, Mauren memutuskan menyusul Luna hingga masuk ke dunia antah-berantah. Bersama Zermus, makhluk tak kasatmata yang merupakan satu-satunya keturunan terakhir klan Varaktus, Mauren mencari jejak Luna. Mauren akhirnya sadar bahwa dia sangat menyayangi Luna, dan tak ingin kehilangan adiknya. Apalagi setelah ia mengetahui rahasia besar tentang Luna.
Berhasilkah Mauren menemukan Luna? Lantas, bagaimana cara Mauren membawa Luna keluar dari labirin segitiga yang berbahaya?!
MENGANDUNG SPOILER!!!
A. Jumanji dan Zathura Wannabe
Ah, akhirnya aku menyelesaikan Triangular Labyrinth setelah mungkin dua tahun semenjak aku punya buku ini. Aku tidak membeli buku ini tapi mendapatkannya sebagai reward event. Menjadi salah satu dari 20 buku-buku bagus membuat buku ini sedikit terbelakang, karena apa? Pertama, cover yang kurang memikat meskipun agak membuat mataku melirik. Kedua, ada buku yang lebih menarik hueheheh.
Membaca blurb Triangular Labyrinth pasti membuat siapa pun langsung memikirkan Jumanji dan/atau Zathura (kalau yang sudah nonton sih, kalau belum pernah nonton Jumanji dan Zathura, hambar sekali hidup kalian). Papan permainan, bola kristal, terhisap ke dunia asing. Wah-wah-wah. Semangat bacaku langusng naik. Apa lagi penulis menjanjikan petualangan berbahaya, makhluk-makhluk keren, serta rahasia besar. Tanpa berbasa-basi lebih banyak, mari simak reviewnya.
B. Plot
Awal kisah ini kita disajikan adegan betapa pilih kasihnya orang tua Mauren terhadap Luna, adiknya. Padahal alasannya sangat sepele. Cuplikan sebagai berikut : Mauren mau liburan ke Bali, tapi Luna nggak mau, tanpa alasan yang jelas, dan mama-papa lebih nurut ke Luna karena dia memiliki "Rahasia Besar". Nah, Mauren pun membenci Luna setengah mati karena hal itu, bahkan berharap Luna meninggal (Astagfirullah Mauren!). Mauren yang tengah galau pun jalan-jalan ke toko mainan bekas kebakaran dan menemukan papan Triangular Labyrinth.
Hari itu juga, (sorenya) mama-papa tetiba harus pergi ke luar negeri ... hmmm ... Luna pun menemukan papan Triangular Labyrinth dan penasaran lantas memainkannya sampai terhisap ke dalam permainan. Mauren pun menyusul dan memulai misi penyeleamatan Luna. Kenapa dia mendadak peduli pada Luna? Karena dia baru tahu "Rahasia Besar" Luna. yaitu ... (Spoiler alert!) Penyakit jantung (bruuh!).
Seperti yang kusebutkan sebelumnya, novel ini seolah ingin menjadi Jumanji dan/atau Zathura Wannabe. Namun, lain dengan Jumanji dan Zathura yang peraturan mainnya jelas (semacam ular tangga) dan mereka bisa pulang saat ada pemain yang menang. Kalau di Triangular Labyrinth, tidak jelas apa yang harus dilakukan agar bisa selamat selain masuk ke Labirin Segitiga dan mencari jalan keluar. Cara masuk ke Labirin Segitiga pun mudah sahaja. Hanya dengan membuat kesalahan supaya dihukum, karena usut punya usut Labirin Segitiga adalah semacam penjara abadi yang "tidak siapa pun bisa keluar".
Mauren selalu bilang ingin menemukan adiknya, tapi yang dia lakukan di Dunia Lain itu hanyalah bermain dengan kurcaci, jalan-jalan, pacaran, bahkan mau nikah. Aku mah gak paham! Mauren nggak pernah benar-benar berusaha menemukan adiknya. Hanya kebetulan makhluk-makhluk di situ tau masalah Mauren yang kehilangan adiknya, lantas menawarkan bantuan, jadi Mauren alhamdulilah aja sembari nunggu mereka bertindak duluan.
Lagi pula, latar tempat sepanjang buku bukan di Labirin Segitiga melainkan di Hutan Zirgis (atau apalah namanya....). Bahkan "Petualangan Hebat" Mauren D.K.K di Labirin segitiga cuma sebentar banget. Jadi aku rasa pemberian judul di sini kurang tepat. Mungkin seharusnya diberi judul. Si Cantik Mauren di Hutan Zirgis. Percayalah, semua tokoh di dalam buku menyebut Mauren cantik dan memanjakan gadis itu karenanya. Gud luking olweys win!
Penyelesaian novel ini pun begitu terburu-buru di seratus halaman terakhir. Aku paling sebel sama cerita yang habis tanpa memikirkan perasaan tokoh-tokoh di dalamnya. Seperti pangeran Edmun yang katanya cinca mati sama Putri Syanne, tapi pas akhirnya mereka bersatu kembali interaksinya biasa aja. Atau Mauren yang keukeuh banget ngaku sayang sama Luna, tapi pas ketemu, ya gitu doang.
Ending novel ini menandakan kalau penulis terlalu asyik membangun awal dan konflik cerita, tapi lupa memikirkan ending sehingga apa pun yang sekiranya bisa ditoleransi ya dia jalanin aja. Yang penting ini novel selesai.
C. Penokohan
Hmm, aku harus mulai dari mana? Ada banyak ketidak konsistenan dalam penokohan novel ini!
Baiqlah! Kita mulai dari Mauren. Dia ngeselin, dia bisa jadi seterong dan pemberani, tapi detik berikutnya langsung cengeng dan penakut. Dia kurang ajar, bahkan nggak sopan dengan orang-orang lebih tua, bahkan raja, tapi entah kenapa ketidaksopanannya itu selalu dimaklumi karena dia ... coba tebak ... betul ... karena dia cantik.
Kemudian ada Zermus si Carberus tak kasat mata, satu-satunya spesies Varaktus agung yang masih hidup. Awalnya aku suka karakter dia yang dingin-dingin misterius gituh. Tapi semakin lama perannya di cerita cuma jadi kacung serta Body Guard Mauren doang, tanpa ada personality selain "Aku di sini untuk melindungimu, Putri Mauren!". Dan kenapa pula dia rela jadi kacung Mauren padahal mereka belum kenal? Karena dia .... yap, kalian benar! Karena dia cantik.
Lalu ada Edmun si pangeran tamvan labil. Dia kesem-sem sama Mauren karena dia (selain cantik) juga mengingatkan pada mantannya yang juga hilang di Labirin Segitiga bernama Putri Syanne. Si Pangeran Edmun ini kayaknya punya kepribadian ganda yang kadang romantis abis, tapi tetiba jadi suka mencekik dan main tampar orang. Oh, dan kalau sifat Psycho-nya lagi kambuh, cipratin aja darah, nanti dia langsung berubah baik lagi (sama, aku juga gapaham).
Berkali-kali Pangeran terang-terangan ngaku kalau dia suka sama Mauren cuma karena dia mengingatkan ke Putri Syanne doang, tapi alih-alih sensi dan tersinggung (yang seharusnya jadi sifat awal Mauren) Mauren malah seneng-seneng aja bahkan tersanjung. Kalau aku sih, semisal ada cowok yang bilang, "Aku cinta kamu karena kamu mengingatkanku pada mantanku." Bakal aku masukin baskom ke mulutnye!
Lalu ada Putri Syanne, Luna, serta Flory yang kerjaannya ngocol gak jelas di dalem Labirin Segitiga. Aku gabungin mereka bertiga, karena adegan mereka di novel ini sedikit sekali dan selalu bertiga kayak trio kwek-kwek. Terus ada Kurcaci Alvon dan Escrolina yang menampung Mauren di desa kurcaci selama dia tinggal di sana.
Terakhir, ada makhluk-makhluk buas yang namanya sudah aku lupakan karena tidak terlalu berkesan. Ya, seperti kanibal, makhluk asap, burung pemakan manusia, dan lain-lain. Mungkin inilah satu kelebihan novel Triangular Labyrinth. Beberapa nama hewan maupun tumbuhan begitu kreatif serta disampaikan dnegan baik hingga aku mengira kalau semua hal itu adalah nyata.
D. Dialog
Agak sulit menggambarkan rasa dialog di novel ini. Aku suka, tapi juga tidak suka. Beberapa dialog agak berlebihan. Seperti mengulang apa yang sudah dijelaskan dalam narasi. Tapi yang paling membuatku merinding adalah selipan bahasa Inggris yang selalu diselipkan Mauren. Maksudku, ini kan dunia lain dan penghuninya Gak besa basa enggres! Tapi kenapa Mauren sok asik begitu jadi anak Jaksel di dunia Fantasi. Iyuuuhh.
Lalu ada dialog dari si pangeran edan yang masih membuatku mikir tujuh keliling sampai sekarang, yaitu. (Ceritanya si pangeran lagi ngomong ke Mauren) "Yah, beginilah kehidupan pangeran yang selalu di kelilingi gadis-gadis cantik. Jujur, aku menikmatinya. Kenapa, kamu cemburu?"
"Jujur, aku menikmatinya ...." padahal beberapa narasi sebelumnya dia marah-marah sampai membentak gerombolan gadis yang mengelilinginya. Menikmati, ndasmu! Dasar nggak konsisten!
E. Gaya Bahasa
Gaya bahasa di sini bagus. Untuk fantasi lokal, aku merasa seperti membaca fantasi terjemahan yang menurutku amsih menjadi standar fantasi terbaik, entah kenapa. Namun, beberapa kali aku melewati narasi yang terlalu bertele-tele atau terlalu detai menggambarkan worldbuilding. Meskipun begitu, aku bisa mengambil beberapa kata baru dari novel ini, yang menambah kamus deskripsiku mejadi lebih baik he-he-he....
(Writers thingz)
F. Penilaian
Plot : 2,5
Penokohan : 2
Dialog : 2
Gaya Bahasa : 3
Total : 2,5 Bintang
G. Penutup
Buku ini sebenarnya oke, tapi beberapa aspek membuatnya kurang sempurna. Salah satunya adalah ending terburu-buru, konflik yang tiba-tiba datang dan selesai dengan mudahnya, perubahan tokoh yang tidak jelas, tidak konsisten. Logika yang kadang ngaco juga beberapa kali aku temukan. Kalau dibandingkan dengan Jumanji dan Zathura, jelas buku ini masih jauh di bawah, bahkan tidak bisa disetarakan.
Aku sendiri mengahbiskan buku ini lumayan lama karena harus beberapa kali istirahat akibat capek dengan segala hal yang disajikan. Tidak ada sesuatu yang membuatku ingin terus membalik halaman, padahal penulis mengembel-embelkan rahasia besar yang sayangnya malah sudah diberi tahu di awal kisah.
Sudah dulu ya, aku capek. Sampai ketemudi review selanjutnya! ^o^/
Comments
Post a Comment