Geez & Ann #1
Penulis : Rintik Sedu
Penerbit : Gagas Media
ISBN : 9789797809096
Tebal : 254 Halaman
Blurb :
Penerbit : Gagas Media
ISBN : 9789797809096
Tebal : 254 Halaman
Blurb :
Ann, dari kecil, aku susah sekali bicara banyak. Namun, sejak bertemu denganmu, aku ingin bisa banyak berkata-kata, khususnya saat bersamamu.
Aku tahu, aku jenis orang yang sedikit rumit. Namun, percayalah Ann, aku berusaha sekeras mungkin untuk bisa membuatmu memahamiku, walaupun aku tahu itu sulit.
Berat sekali rasanya harus meninggalkanmu ke Berlin. Harus membiarkanmu sendirian dengan banyak pertanyaan. Kamu bisa sabar, kan? Tunggu ya, Geez akan pulang untuk Ann.
Geez
Selalu untukmu Geez.
MENGANDUNG SPOILER!!!
A. E-book (non)Legal
Pengumuman kepada semua pembaca Review Impy. Rumor itu benar adanya! Aku membaca novel ini lewat e-book ilegal. Not proud of that!Hey! Dengarkan dulu penjelasanku sebelum kalian melempar penggorengan itu ke wajah indah ini! Zaman dahulu kala, aku pernah masuk ke sebuah grup kepenulisan di Watsapp. Salah satu member dalam grup itu hobi sekali menyebar e-book ilegal, padahal sudah diperingatkan berkali-kali kalau itu merupakan tindakan kriminal, dan pihak grup melarang keras hal-hal seperti itu.
Kasus itu berakhir dengan si penyebar e-book dikeluarkan dari grup. As she should! Namun, beberapa ebook sudah terunduh otomatis dan akhirnya bersarang di ponselku. Ketika sedang bersih-bersih data Watsapp, novel Geez & Ann pun muncul ke permukaan. Rasanya seperti sebuah dorongan pintu Indoapril yang seharusnya ditarik. Aku melirik kiri-kanan sebelum membuka e-book ini, takut kalau-kalau ada pulici yang menerobos masuk. Well ... sekali-sekali baca e-book ilegal dan memberi reviewnya tidak masalah, bukan? H3h3 ....
Sampul buku ini simple dan manis, meskipun terlalu simple seolah cuma latar belakang yang ditempel font sahaja. Ilustrasi Geez di sini pun sederhana. Malahan lebih ke doodle, dan aku suka tipe-tipe ilustrasi begini, imut dan misterius. Maka aku pun mulai membaca novel terbitan Watpat ini, bersiap dengan segala siksaan yang ada di dalamnya. Namun, apakah buku ini akan benar-benar menyiksa?
Sampul buku ini simple dan manis, meskipun terlalu simple seolah cuma latar belakang yang ditempel font sahaja. Ilustrasi Geez di sini pun sederhana. Malahan lebih ke doodle, dan aku suka tipe-tipe ilustrasi begini, imut dan misterius. Maka aku pun mulai membaca novel terbitan Watpat ini, bersiap dengan segala siksaan yang ada di dalamnya. Namun, apakah buku ini akan benar-benar menyiksa?
B. Plot
Kita berkenalan dengan seorang anak perempuan di bangku SMP. Seorang anak yang beda dan aneh. Dia bahkan ada di baris belakang saat konser pensi (how quirky and different, Love!). Dia pikir, “Ih, kenapa sih orang-orang suka banget nonton konser pensi? Aku sih nehi!”Yah ... apa boleh dikata, tokoh utama perempuan kita kali ini adalah seorang Not Like Other Gorl bernama Ann, alias Keana. Si Ann ini merasa dirinya begitu cupu dan tidak pandai bergaul, sampai-sampai merana sebab cuma punya TUJUH temen. Bentar nih ... (Makan paku) Mungkin bagi Ann, orang yang populer dan pandai bergaul itu kudu punya temen seratus biji dulu kali, ye!
Serius, aku merasa enggak nyaman dengan cara penulis memaksa kita meyakini kalau Ann itu cupu dan kesepian dan aneh dan kuper, karena cuma punya tujuh temen. TUJUH??? Jadi aku yakin seratus persen kalau si penulis tidak pernah tahu bagaimana rasanya jadi cupu dan kesepian dan kuper. Atau memang si Ann aje yang kagak bisa mensyukuri sesuatu!
Di konser pensi, Ann pun bertemu Geez, dan tentu saja mereka berkenalan.
Di konser pensi, Ann pun bertemu Geez, dan tentu saja mereka berkenalan.
(Di bawah ini adalah reka ulang perkenalan Geez dan Ann versi Impy yang 99.99% akurat)
“Hai namaku, Geez!” kata Geez.
“Kamu bohong!” Kata Ann.
“Kok kamu bilang aku bohong?” tanya Geez.
“Kan Geez artinya Dewa, masa orang namanya Dewa, emangnya jaman kerajaan!” jawab Ann.
“Terooosss??? Masalah buat looohh!!!” Geez ngambek, dan pergi.
Enggak kok, tanggapan Geez di akhir enggak begitu (aku berharap tanggapan Geez begitu). Maksudku ... mungkin penulis ingin membuat kesan perkenalan yang “unik” untuk kedua protagonis kita yang aduhai ini. But who ever talk like that in this planet? Sedihnya, bukan cuma itu percakapan janggal kedua cecurut ini. Pokoknya, kelakuan Geez di awal cerita sangat jauh dari kata Attractive dan malah Annoying! Namun, Ann malah menganggap itu unik.
Setiap kali Geez ada di cerita, sifat yang dia tunjukan pasti sama; pemaksa, sok tahu, tidak pernah jawab saat ditanya, dan berkelakuan seenaknya. Entahlah dengan kalian, tapi tingkah Geez dalam buku ini justru ada di daftar “sifat-sifat terburuk cowok” dalam diari pribadiku. Tapi toh kisah ini diambil dari sudut pandang Ann, dan kalau selera Ann memang yang semodel itu kita bisa apa? Aku hanya ingin mengatakan. “Hey, Ann! Seleramu jelek!”
Jujur saja, aku suka beberapa konflik juga cerita manis di novel ini. Bagaimana Ann berusaha move-on, konflik dengan Raka, cara Ann mengingat kenangan-kenangannya (yang seiprit itu). Namun, kenapa? Oh, kenapa? Justru masalah di buku ini ada pada DUA TOKOH UTAMA KITA! Untuk tokoh lain semacam Bayu (love him btw), bahkan tingkah laku Raka bisa lebih menyenangkan daripada mereka berdua!
Aku sudah menyebutkan ke-brekele-an Geez tadi. Nah, Ann juga tidak kalah brekele. Dia begitu bangga dengan statusnya sebagai Not Like Othe Gorl sampai bikin aku kesel sendiri! Setiap dialognya selalu memproklamirkan bahwa dia tuh beda banget dari cewek lain, dia tuh unik dan quirky dan aneh dan satu-satunya deh pokoknya!
“Cewek-cewek lain suka cowok ganteng, tapi aku enggak.”
“Aku enggak suka manis, karena aku enggak kayak cewek lain.”
“Aku suka baca buku Enid Blyton, karena aku unik lhooo, gak kayak cewek lain.”
“Semua cewek suka cokelat, tapi aku malah enggak pernah makan cokelat. Beda banget khaan?”
“Aku sukanya green tea, soalnya aku unik banget nih.”
SHUT THE HEEL UP! Ada jutaan orang yang gak suka cokelat, yang gak suka manis, yang suka Enid Blyton, yang suka green tea. You are not special, Boo boo! (Kok gua jadi kesel sendiri gini, h3h3 ....)
Belum lagi kebiasaan buruknya yang “hayuk aje” kalo diajak cowok. Sumpah, Ann ini tipe orang yang gampang banget diculik. Pertama oleh Geez, disuruh naik motor vespanya, dia naik. Disuruh naik mobilnya, dia naik. Diajak ke Bandung, dia ikut. Parahnya, mereka belum kenal begitu lama saat adegan-adegan itu terjadi. Aku harus merasa sweet dengan momen itu? Rasanya aku malah jadi serem.
Kedua, sama Raka juga begitu. Ooooh! Bahkan sama raka lebih parah lagi! Mereka belum kenal sama sekali, suatu hari Raka mendekati Ann dengan sepedanya sambil bilang, “Ayo, naik!” Orang normal tentunya tidak akan menurut, bahkan menganggap Raka orang gila, dan tidak menghiraukannya. Tapi Ann tidak! Dia “dengan pasrah” naik ke sepeda Raka, dan mereka pun jalan-jalan.
HAVE YOU LOST YOUR MIND!!! Dengan pasrah??? Pasrah kenape, Tong!!! Terus kalo ada om-om pake Mercy nyuruh elu naik, elu nurut dengan pasrah gitu??? Tunggu dulu, kalau itu mungkin aku juga nurut (digampar).
Gimana ya ... buku ini jelas-jelas menceritakan kisah Geez dan Ann, tapi aku paling benci kalo mereka berdua udah bertemu. Sumpah, aku lebih suka interaksi antara Bayu dan Ann, atau malah Raka dan Ann. Chemistry mereka lebih dapat, dan alasan mereka untuk saling menyukai masuk akal. Sedangkan Geez? Alasan dia suka Ann apa? Karena dia tulus, katanya sih. Tapi jujur saja, aku tidak menemukan satu adegan pun di mana Ann berlaku tulus di buku ini. Ditambah mereka cuma ketemuan beberapa kali.
Aku berusaha! Sungguh, aku sudah berusaha menempatkan diri sebagai Ann. Aku mikir kalau kehilangan orang “seunik” Geez gimana rasanya yaaa??? Guess what, I feel nothing! Bahkan aku lebih sedih saat Dilan putus dengan Milea daripada kisah dua cecurut ini secara keseluruhan. Kayak dilebay-lebaykan gitu. Oh iya, Dilan jelas jauh lebih unik dari Geez, mereka bahkan tidak bisa disetarakan. Sifat dan sikap Dilan benar-benar unik, tapi kalau Geez udah taraf stalker dan rada psyco. And I don’t know how to feel about that.
“Hai namaku, Geez!” kata Geez.
“Kamu bohong!” Kata Ann.
“Kok kamu bilang aku bohong?” tanya Geez.
“Kan Geez artinya Dewa, masa orang namanya Dewa, emangnya jaman kerajaan!” jawab Ann.
“Terooosss??? Masalah buat looohh!!!” Geez ngambek, dan pergi.
Enggak kok, tanggapan Geez di akhir enggak begitu (aku berharap tanggapan Geez begitu). Maksudku ... mungkin penulis ingin membuat kesan perkenalan yang “unik” untuk kedua protagonis kita yang aduhai ini. But who ever talk like that in this planet? Sedihnya, bukan cuma itu percakapan janggal kedua cecurut ini. Pokoknya, kelakuan Geez di awal cerita sangat jauh dari kata Attractive dan malah Annoying! Namun, Ann malah menganggap itu unik.
Setiap kali Geez ada di cerita, sifat yang dia tunjukan pasti sama; pemaksa, sok tahu, tidak pernah jawab saat ditanya, dan berkelakuan seenaknya. Entahlah dengan kalian, tapi tingkah Geez dalam buku ini justru ada di daftar “sifat-sifat terburuk cowok” dalam diari pribadiku. Tapi toh kisah ini diambil dari sudut pandang Ann, dan kalau selera Ann memang yang semodel itu kita bisa apa? Aku hanya ingin mengatakan. “Hey, Ann! Seleramu jelek!”
Jujur saja, aku suka beberapa konflik juga cerita manis di novel ini. Bagaimana Ann berusaha move-on, konflik dengan Raka, cara Ann mengingat kenangan-kenangannya (yang seiprit itu). Namun, kenapa? Oh, kenapa? Justru masalah di buku ini ada pada DUA TOKOH UTAMA KITA! Untuk tokoh lain semacam Bayu (love him btw), bahkan tingkah laku Raka bisa lebih menyenangkan daripada mereka berdua!
Aku sudah menyebutkan ke-brekele-an Geez tadi. Nah, Ann juga tidak kalah brekele. Dia begitu bangga dengan statusnya sebagai Not Like Othe Gorl sampai bikin aku kesel sendiri! Setiap dialognya selalu memproklamirkan bahwa dia tuh beda banget dari cewek lain, dia tuh unik dan quirky dan aneh dan satu-satunya deh pokoknya!
“Cewek-cewek lain suka cowok ganteng, tapi aku enggak.”
“Aku enggak suka manis, karena aku enggak kayak cewek lain.”
“Aku suka baca buku Enid Blyton, karena aku unik lhooo, gak kayak cewek lain.”
“Semua cewek suka cokelat, tapi aku malah enggak pernah makan cokelat. Beda banget khaan?”
“Aku sukanya green tea, soalnya aku unik banget nih.”
SHUT THE HEEL UP! Ada jutaan orang yang gak suka cokelat, yang gak suka manis, yang suka Enid Blyton, yang suka green tea. You are not special, Boo boo! (Kok gua jadi kesel sendiri gini, h3h3 ....)
Belum lagi kebiasaan buruknya yang “hayuk aje” kalo diajak cowok. Sumpah, Ann ini tipe orang yang gampang banget diculik. Pertama oleh Geez, disuruh naik motor vespanya, dia naik. Disuruh naik mobilnya, dia naik. Diajak ke Bandung, dia ikut. Parahnya, mereka belum kenal begitu lama saat adegan-adegan itu terjadi. Aku harus merasa sweet dengan momen itu? Rasanya aku malah jadi serem.
Kedua, sama Raka juga begitu. Ooooh! Bahkan sama raka lebih parah lagi! Mereka belum kenal sama sekali, suatu hari Raka mendekati Ann dengan sepedanya sambil bilang, “Ayo, naik!” Orang normal tentunya tidak akan menurut, bahkan menganggap Raka orang gila, dan tidak menghiraukannya. Tapi Ann tidak! Dia “dengan pasrah” naik ke sepeda Raka, dan mereka pun jalan-jalan.
HAVE YOU LOST YOUR MIND!!! Dengan pasrah??? Pasrah kenape, Tong!!! Terus kalo ada om-om pake Mercy nyuruh elu naik, elu nurut dengan pasrah gitu??? Tunggu dulu, kalau itu mungkin aku juga nurut (digampar).
Gimana ya ... buku ini jelas-jelas menceritakan kisah Geez dan Ann, tapi aku paling benci kalo mereka berdua udah bertemu. Sumpah, aku lebih suka interaksi antara Bayu dan Ann, atau malah Raka dan Ann. Chemistry mereka lebih dapat, dan alasan mereka untuk saling menyukai masuk akal. Sedangkan Geez? Alasan dia suka Ann apa? Karena dia tulus, katanya sih. Tapi jujur saja, aku tidak menemukan satu adegan pun di mana Ann berlaku tulus di buku ini. Ditambah mereka cuma ketemuan beberapa kali.
Aku berusaha! Sungguh, aku sudah berusaha menempatkan diri sebagai Ann. Aku mikir kalau kehilangan orang “seunik” Geez gimana rasanya yaaa??? Guess what, I feel nothing! Bahkan aku lebih sedih saat Dilan putus dengan Milea daripada kisah dua cecurut ini secara keseluruhan. Kayak dilebay-lebaykan gitu. Oh iya, Dilan jelas jauh lebih unik dari Geez, mereka bahkan tidak bisa disetarakan. Sifat dan sikap Dilan benar-benar unik, tapi kalau Geez udah taraf stalker dan rada psyco. And I don’t know how to feel about that.
Oh, kalian mungkin bertanya-tanya kenapa tiba-tiba aku membandingkan Geez dengan Dilan. Itu karena keduanya digembar--gemborkan sebagai tokoh "unik". And yes! Aku Tim Dilan sahaja.
Ann (atau penulis) juga beberapa kali bilang di narasi kalau para pembaca pasti sudah merindukan nama Geez dalam buku. Honestly, Ann ... I don’t! Aku lebih menunggu kehadiran Bayu dalam kisah ini. Dia seribu kali lebih baik dari Geez, tapi semua orang merendahkannya. Aku enggak habis thinking sama jalan pikiran orang-orang di novel ini. Mereka merendahkan Bayu hanya karena dia bertato dan gondrong?
Keluarga dan teman-teman Ann tidak merestui hubungan Ann dan Bayu, karena dia cuma barista. Beda banget sama Geez yang kuli-ah di luar negeri. Heloooww Dia punya DUA KAFE, dia punya rumah sendiri, dia lebih dari sekadar CUMA BARISTA!!! Rasanya aku ingin ambil linggis, terus nampolin orang di novel ini satu-satu.
Harapan terakhirku untuk menyukai Geez ada pada surat yang diberikannya kepada Ann diusia 16 tahun, tapi belum dibuka oleh Ann sampai usianya 23. Aku berharap surat itu akan membuatku jatuh cinta pada Geez, aku berharap surat itu membuat segala perilaku anehnya sepanjang cerita jadi masuk akal, dan akhirnya aku bisa mengerti. Nyatanya tidak! Isi suratnya tidak sedalam itu ... dan rasa sebalku pada Geez pun tidak berkurang barang semili.
Satu hal lagi ... Bagaimana mungkin orang yang sepanjang SMA-nya stress masalah percintaan sampai mau bvnvh diri, bisa dapat peringkat pertama satu sekolah di hari kelulusan? Apakah Ann genius? Atau dia punya kemampuan sekali baca langsung hafal? Atau dia punya Doraemon? Oh penulis Watpat, tahukah kalian bahwa tokoh kalian tidak harus sesempurna itu.
Ann (atau penulis) juga beberapa kali bilang di narasi kalau para pembaca pasti sudah merindukan nama Geez dalam buku. Honestly, Ann ... I don’t! Aku lebih menunggu kehadiran Bayu dalam kisah ini. Dia seribu kali lebih baik dari Geez, tapi semua orang merendahkannya. Aku enggak habis thinking sama jalan pikiran orang-orang di novel ini. Mereka merendahkan Bayu hanya karena dia bertato dan gondrong?
Keluarga dan teman-teman Ann tidak merestui hubungan Ann dan Bayu, karena dia cuma barista. Beda banget sama Geez yang kuli-ah di luar negeri. Heloooww Dia punya DUA KAFE, dia punya rumah sendiri, dia lebih dari sekadar CUMA BARISTA!!! Rasanya aku ingin ambil linggis, terus nampolin orang di novel ini satu-satu.
Harapan terakhirku untuk menyukai Geez ada pada surat yang diberikannya kepada Ann diusia 16 tahun, tapi belum dibuka oleh Ann sampai usianya 23. Aku berharap surat itu akan membuatku jatuh cinta pada Geez, aku berharap surat itu membuat segala perilaku anehnya sepanjang cerita jadi masuk akal, dan akhirnya aku bisa mengerti. Nyatanya tidak! Isi suratnya tidak sedalam itu ... dan rasa sebalku pada Geez pun tidak berkurang barang semili.
Satu hal lagi ... Bagaimana mungkin orang yang sepanjang SMA-nya stress masalah percintaan sampai mau bvnvh diri, bisa dapat peringkat pertama satu sekolah di hari kelulusan? Apakah Ann genius? Atau dia punya kemampuan sekali baca langsung hafal? Atau dia punya Doraemon? Oh penulis Watpat, tahukah kalian bahwa tokoh kalian tidak harus sesempurna itu.
Aku akan lebih senang kalau Ann peringkat paling rendah, atau paling tidak biasa saja. Supaya kelakuannya sepanjang buku jadi masuk akal dengan konsekuensinya.
Geez. I don’t like him. I don’t want to talk about him. Maksudku ... kalian sudah tahu kan bagaimana sikap Geez dari penjelasan plot di atas.
Raka. Kayaknya sih dia digambarkan preman, tapi aku tidak merasakan vibe preman darinya. Raka itu lucu, menyenangkan, dan bahkan bisa jadi pacar yang potensial. Sayangnya dia malah nganu ... Ah, aku tidak mau spoiler. Hanya saja, aku suka cara Raka dan Ann menyelesaikan masalah mereka.
Bayu. My Sweetheart. Dia dewasa, dia tenang, dan dia keren. Meskipun digambarkan bertato dan gondrong gono-gini, sifat dan sikapnya lemah lembut. Akan tetapi, SEMUA TOKOH di sini menjelek-jelekkan Bayu, dan terus-terusan memuja Geez. Mereka memaksa Ann untuk menunggu Geez saja daripada sama orang enggak jelas macam Bayu. Mungkin itu sebabnya aku memben ci Geez, karena dia menjadikan orang semodel Bayu sebagai kambing hitam.
C. Penokohan
Ann. Aku sudah menyebutkan bahwa Ann adalah tipe-tipe Not Like Other Gorl. Kekurangannya juga sudah kita bahas di plot, jadi mungkin aku akan menuliskan kelebihan Ann saja di sini. Yang aku suka dari penokohan Ann adalah dia sebenarnya supel, gampang berteman. Walaupun berkali-kali penulis memaksa kita menganggap Ann cupu, pada akhirnya sifat dan sikap Ann sepanjang buku malah kebalikannya. Aku saja mau jadi teman Ann, supaya bisa menabok mukanya jika terlalu lebay membicarakan Geez.Geez. I don’t like him. I don’t want to talk about him. Maksudku ... kalian sudah tahu kan bagaimana sikap Geez dari penjelasan plot di atas.
Raka. Kayaknya sih dia digambarkan preman, tapi aku tidak merasakan vibe preman darinya. Raka itu lucu, menyenangkan, dan bahkan bisa jadi pacar yang potensial. Sayangnya dia malah nganu ... Ah, aku tidak mau spoiler. Hanya saja, aku suka cara Raka dan Ann menyelesaikan masalah mereka.
Bayu. My Sweetheart. Dia dewasa, dia tenang, dan dia keren. Meskipun digambarkan bertato dan gondrong gono-gini, sifat dan sikapnya lemah lembut. Akan tetapi, SEMUA TOKOH di sini menjelek-jelekkan Bayu, dan terus-terusan memuja Geez. Mereka memaksa Ann untuk menunggu Geez saja daripada sama orang enggak jelas macam Bayu. Mungkin itu sebabnya aku memben ci Geez, karena dia menjadikan orang semodel Bayu sebagai kambing hitam.
You know what! Aku sebenarnya setuju dengan keluarga dan teman-teman Ann! Ann memang paling cocok dengan Geez, sama-sama brekele!!! Sedangkan Bayu biar sama aku. Iya, kan, Beb?
Tujuh Teman Ann yang Ogah aku Hapalin Namanya. They just exsist.
Sebenarnya ada beberapa tokoh lain, tapi mereka hanya teman-teman Ann yang selalu ada untuknya. Masih mau bilang dia cupu?
Tujuh Teman Ann yang Ogah aku Hapalin Namanya. They just exsist.
Sebenarnya ada beberapa tokoh lain, tapi mereka hanya teman-teman Ann yang selalu ada untuknya. Masih mau bilang dia cupu?
D. Dialog.
Dialog dalam cerita ini bagus, masing-masing tokoh memiliki ciri khas. Ann yang ngebucin Geez melulu. Dialog Geez yang “Unik” (alias ngeselin). Dialog Raka yang blak-blakan. Kesukaanku sih jelas si Bayu. Kesannya adem kalau membaca dialog dia, rasanya aku juga mau berteman dengan orang seperti itu. Lain dari Geez dan Raka yang suka pemaksaan kehendak, Bayu tidak pernah melakukan itu.Dialog novel ini juga tidak Filler sehingga aku benar-benar menikmati semua tanpa skip-skip-skip. (Ini benaran buku watpat?) Meskipun, ada beberapa keluhan juga. Minimnya dialog tag dan dialog aksi. Beberapa dialog bahkan tidak jelas siapa yang sedang bicara kalau tidak membaca dua kali. Suasana dan ekspresi para tokoh pun kurang tergambar dengan jelas. Secara keseluruhan, ini novel watpat pertama yang dialognya aku baca semua tanpa skip-skip-skip.
E. Gaya Bahasa
Sebenarnya, aku sudah sering mendengar desas-desus tentang betapa puitisnya rangkaian kalimat Rintik Sedu. Hey, teman-teman sesama penulisku pasti pernah memajang Quotes darinya barang sekali. Dan harus kuakui, rangkaian katanya memang bagus. Tidak terlalu sederhana, tapi juga tidak terlalu puitis sehingga kesan dan emosinya bisa didapat dengan baik.Akan tetapi, ada beberapa narasi juga yang menurutku terlalu dilebih-lebihkan, atau mungkin disambung-sambungkan. Misalnya, narasi sedang fokus ke si perasaan Ann kepada Geez (yang mana itu ada di setiap paragraf). Eh, belum juga narasi itu terselesaikan, paragraf selanjutnya langsung lompat ke mana-mana.
Yah, selain itu, tidak ada keluhan dalam gaya bahasa. I enjoy every words.
Plot : 3
Penokohan : 2,5
Dialog : 3
Gaya Bahasa : 3
Total : 2,8 Bintang
Meskipun ada beberapa faktor khas Watpat di dalamnya, tapi novel ini jelas seratus kali lebih bagus daripada novel-novel Watpat Fantasi yang pernah aku review di sini. Permasalahanku di novel ini ada pada dua nama di judul doang. Kalau seandainya sifat dan sikap mereka lebih likeable, aku akan menjadikan buku ini sebagai buku Watpat pertama yang kuberi bintang empat!
Apakah aku akan membaca Geez dan Ann buku kedua? Tentu saja, apa yang sudah dimulai, harus diselesaikan. Mungkin tidak akan lama. Buku ini bisa dinikmati, dan tidak membuatku tersiksa sama sekali. Jadi ... kita akan bertemu tidak lama lagi. Semoga sifat dan sikap dua tokoh utama kita beneran dikit di buku kedua. Dan semoga Bayu tidak dinistakan lagi. Amin!
Sampai jumpa di review selanjutnya ^o^/
Yah, selain itu, tidak ada keluhan dalam gaya bahasa. I enjoy every words.
F. Penilaian
Cover : 2Plot : 3
Penokohan : 2,5
Dialog : 3
Gaya Bahasa : 3
Total : 2,8 Bintang
G. Penutup
Apa ini??? Review novel Watpat yang isinya enggak terlalu misuh-misuh dan ratingnya di atas satu??? Seperti novel Watpat yang lain, novel ini begitu banyak direkomendasikan orang-orang. Ditambah si penulis yang katanya pandai merangkai kata, bahkan sudah dijadikan film. Lantas kenapa aku tidak buru-buru membaca novel ini? Pertama, genrenya bukan fantasi. Kedua .... Gak ada sih. Emang gak baca gegara bukan fantasi doang, h3h3 ....Meskipun ada beberapa faktor khas Watpat di dalamnya, tapi novel ini jelas seratus kali lebih bagus daripada novel-novel Watpat Fantasi yang pernah aku review di sini. Permasalahanku di novel ini ada pada dua nama di judul doang. Kalau seandainya sifat dan sikap mereka lebih likeable, aku akan menjadikan buku ini sebagai buku Watpat pertama yang kuberi bintang empat!
Apakah aku akan membaca Geez dan Ann buku kedua? Tentu saja, apa yang sudah dimulai, harus diselesaikan. Mungkin tidak akan lama. Buku ini bisa dinikmati, dan tidak membuatku tersiksa sama sekali. Jadi ... kita akan bertemu tidak lama lagi. Semoga sifat dan sikap dua tokoh utama kita beneran dikit di buku kedua. Dan semoga Bayu tidak dinistakan lagi. Amin!
Sampai jumpa di review selanjutnya ^o^/
Komen-komenku saat membaca
(Kalau ada yang bilang padaku bahwa lagu-lagu One Direction tidak cocok didengar di Metromini, mungkin aku jejelin sambel mulutnye!) |
(teman Ann lagi membicarakan Geez) "Aku kasih tahu, ya. Dia itu alumni paling pinter, tapi enggak pernah mau temenan sama banyak orang."
(Ann) "Kayak aku dong, ya?"
(Honey, you have seven friends!)
(Ann) " .... Geez, dengar ya. Aku ini orang aneh beneran! Kamu enggak takut temenan sama aku? Nih, ya, ekskul aku enggak punya. Temen aja cuma tujuh itu."
(Are you hearing yourself right now?!)
Maaf Raka, sudah kucoret namamu dalam tokoh yang harusnya ada di bab-bab berikutnya. Namamu berakhir di halaman terakhir Bab ini.
(Hey, ini adalah rangkaian kata yang bagus untuk mengakhiri sebuah Bab. Love it!)
Aku menghampiri Bayu yang sednag asyik meracik kopi. "Serius banget, takut ada semut yang masuk lalu membuat kopinya manis, ya?"
(Sejak kapan semut bisa bikin kopi jadi manis? Semut itu rasanya pedes! Percayalah, aku pernah enggak sengaja kemakan beberapa biji semut dalam satu waktu)
Comments
Post a Comment