Tipe-tipe Penjahat (Bukan Antagonis)

Sekilas Pasal Antagonis

Antagonis = Tokoh Jahat

Itulah yang diajarkan guru Bahasa Indonesia selama 12 tahun kita menempuh pendidikan. Namun, apakah benar itu arti sebenarnya dari antagonis? Well, dalam beberapa situasi kalimat itu boleh jadi benar. Alias, itu adalah penjelasan Antagonis versi gampang dan dangkal. Kalau ingin lebih lengkap, penjelasan antagonis adalah ... Tokoh yang tujuannya bertentangan dengan tokoh utama (Protagonis).

Pengertian itu memang kedengaran jahat, 'kan? Misalnya, lihatlah contoh di bawah ini :
  • Pahlawan ingin menciptakan kedamaian, tapi musuh selalu membuat masalah sehingga kedamaian tidak bisa tercapai.
  • Cinderella ingin pergi ke pesta dansa, tapi ibu tiri melarangnya.
  • Polisi yang ingin segera pulang setelah berkerja seharian penuh, tapi malah dihadang oleh perampok.
Dari contoh-contoh di atas, kita jelas bisa menunjuk mana Protagonis dan mana Antagonis. Protagonis baik, sementara Antagonis jahat tentu saja. Akan tetapi, bagaimana kalau situasinya dibalik?
  • Penjahat ingin menghancurkan sebuah kota, tapi pahlawan terus-terusan mencegahnya.
  • Ibu tiri tidak mau Cinderella datang ke pesta, sebab ia ingin salah satu dari anaknya menjadi kekasih pangeran. Tapi Cinderella tetap datang, dan malah menggaet si pangeran.
  • Perampok ingin merampok bank demi mendapatkan uang banyak, tapi polisi malah datang, dan menangkapnya.
Nah, dari contoh-contoh di atas, apakah yang baik tetap Protagonis dan yang jahat tetap Antagonis? TIDAK! Dalam kasus di atas, Pahlawan, Cinderella, dan Polisi berperan sebagai Antagonis.

"UWOOOH KOK BISA!!! NGACO LU, MPY!!!"

Tidak, Gonzales! Kau-lah yang belum paham sepenuhnya, bahwa tipe-tipe penokohan akan berubah tergantung sudut pandang siapa yang diambil. Pernahkah kalian mendengar sebuah petuah berbunyi, "Setiap orang adalah Antagonis dalam kisah orang lain."

Petuah itu berarti Protagonis tidak selamanya baik, dan Antagonis tidak selamanya jahat, semua tergantung sudut pandang, tergantung presepsi. Lantas kenapa sekolah mengajarkan pada kita kalau tokoh Antagonis itu harus-kudu-mesti-pasti-selalu jahat?

Seperti yang kubilang tadi, pengertian itu adalah versi gampang, versi dangkal. Sebab kebanyakan cerita (terutama di sekolah) mengambil sudut padang orang "baik" demi menjadi suri tauladan kepada murid-murid. Nah, kalau Protagonis berbudi-pekerti luhur, tentu saja Antagonis akan memiliki sifat jahat, menentang segala kebaikan Protagonis, lantas mendapat balasan di akhir.

Dapatlah kita Amanat cerita, yang nantinya harus kita jabarkan di kolom 'JAWABAN' pada kertas ujian yang membahas Unsur Intrinsik cerita (bruuh). Lagi pula, kalian pikir para guru rela bermonyong-monyong menjelaskan tetek-bengek Antagonis versi lengkap sementara para murid molor di meja masing-masing?

Guru Be Like. "Aku tidak dibayar cukup untuk menjelaskan hal brekele ini. Yang gampang aja eaaaa. Antagonis jahat, Protagonis baik. UDEH!"

Baiklah, kalau kalian sudah memahami apa arti Antagonis yang sesungguhnya, mulai sekarang kalian tidak boleh menyebut Antagonis saat membicarakan tokoh jahat. Alih-alih, katakanlah Tokoh Jahat, atau versi kerennya, Villain. Itulah yang akan kubahas kali ini. Macam-macam Trope Tokoh Jahat yang sering ada di novel-novel khalayak ramai.

A. Penjahat Klasik (Jahat dari Orok)

Tipe penjahat seperti ini biasanya dibuat oleh para penulis pemula. Penyihir, Raja, Dark Lord yang seolah dari brojol sudah jadi orang jahat. Tidak ada latar belakang maupun justifikasi kenapa tokoh tersebut jahat dan kenapa dia sangat ingin melakukan kejahatan.

Ingin menghancurkan dunia, karena emang pengen aja. Menyabotase protagonis supaya jadi penguasa, karena emang pengen aja berkuasa. Jorogin, protagonis ke jurang, karena emang pengen aja jorogin. Kalian mengerti maksduku? Sebab-Akibat sangat penting dalam membangun penokohan penjahat yang baik.

B. Penjahat Binatang Buas (Secara Harfiah)

Sudah jelas, tipe penjahat satu ini memang bukan orang, melainkan binatang buas yang mengikuti inting mereka demi mencapai suatu tujuan. Contohnya Godzilla yang cuma ingin makan, dan untuk mencapai tujuannya dia menghancurkan kota, meneror orang-orang sekitar. Atau malah King-kong yang diperlakukan sebagai penjahat, cuma karena mau pacaran dengan manusia. Tunggu dulu ... itu terdengar aneh.

Seringnya penjahat tipe ini pasti tewas di akhir kisah, sebab melihat naluri buas mereka yang mustahil ditaklukan. Tapi tak jarang juga ada alternatif lain, seperti di film Jurassic Park contohnya. Para hewan buas di-taro aja di sebuah pulau antah-berantah dan disuruh hidup sendiri.

C. Penjahat Ala Abege

Di cerita-cerita anak sekolahan, harus ada Trope Tukang Bully. Itulah yang dimaksud Penjahat Ala Abege. Kelakuan jahat mereka biasanya didasari sifat iri-dengki pada tokoh utama. Tukang Bully biasanya juga digambarkan gud luking, kaya, atau berbadan besar/kuat. Sebab, memang dari tiga hal itulah seseorang mendapat kekuasaan.

Kalian butuh contoh? Literally seluruh novel Fiksi Remaja punya Trope ini, jadi jangan minta yang macam-macam dariku, Okhay!!!

D. Penjahat = Orang Baik yang Tersakity

Seperti namanya, penjahat tipe ini pernah jadi orang baik, atau setidaknya dia pernah berusaha. Namun, untuk berbagai alasan, dunia tidak mendukungnya sebagai orang baik. Ribuan kali mencoba dengan hasil yang sama saja, ditambah iman goyah serta bisikan setan yang terlampau kuat. Maka dia mencoba pindah haluan menjadi Penjahat.

Ternyata eh ternyata, menjadi penjahat jauh lebih mudah, dia berhasil dalam sekali coba saja. Makanya dia memutuskan untuk menetap di posisi tersebut. Dalam berbagai literasi biasanya penjahat model ini berakhir meninggoy, atau mendapat hidayah lantas kembali ke jalan lurus.

E. Penjahat yang merasa Pahlawan

Ini mungkin menjadi tipe penjahat paling berbahaya, sebab tipe seperti ini melakukan sesuatu yang sangat jahat, kejam, tak berperasaan demi mencapai tujuan. Namun, dia percaya apa yang dilakukannya adalah tindakan tepat demi menuju dunia yang lebih baik. Tipe tokoh seperti ini juga egois, tidak menerima kritik, dan tidak segan melakukan hal fatal supaya menyingkirkan mereka-mereka yang kontra.

Untuk medapatkan contoh dari tipe ini tidak sulit sama sekali. Bahkan kalian mungkin mengenal salah satu dari tipe ini di kehidupan nyata.

F. Anti-Villain

Tipe penjahat ini lebih populer dalam komik atau film superhero, tapi rasanya novel juga bisa membuat penokohan Anti-Villain. Kenapa tidak? Tipe seperti ini biasanya sangat membingungkan, dia paling bisa membuat pembaca bersimpati, dan menganggap apa pun yang dia lakukan adalah sebuah tindakan benar. Padahal bisa jadi itu tindakan salah.

Barangkali menyebut tipe ini penjahat bukan hal tepat, tapi jelas tipe ini juga bukan pahlawan, sebab posisinya bisa berpindah-pindah, dan tidak tertebak. Terkadang mereka jadi baik, terkadang mereka jadi jahat. Sesuka hati mereka saja. Sebenarnya, Anti-Villain bisa jadi sangat kompleks, tapi yang paling sederhana bisa dilihat dari tokoh Robin Hood.

Dia mencuri orang kaya, untuk disumbangkan pada orang miskin. Tindakannya mungkin heroik, tapi untuk mencapai nilai heroik itu dia harus melakukan kejahatan terlebih dahulu.

G. Orang Tua Tiri = Jahat

Another Classic yang kalau disalah gunakan bisa jadi brekele. Tentu saja Orang Tua Tiri = Jahat adalah stereotipikal yang menyesatkan. Kenapa orang tua tiri harus selalu diasosiasikan dengan jahat?Bagaimana dengan orang tua tiri yang penyayang, tapi dianggap jahat, karena dia menyandang sebutan Ibu Tiri? Tidak adil, tentu saja. Namun, banyak media masih merepresentasikan demikian.

Aku rasa iri-dengki juga menjadi alasan untuk penjahat tipe ini. Sebagaimana sifat dasar manusia yang menganggap orang asing tetaplah orang asing meskipun sudah menjadi keluarga sambung. Intinya sih, trope seperti ini harus dikurangi, kecuali kalau benar-benar dibutuhkan.

Who am i to say!


Nah, itulah beberapa tipe Penjahat yang sering ditemukan dalam media-media awam. Perlu kalian ingat, Penjahat ≠ Antagonis. Kalian bisa membuat tokoh jahat, bobrok, brekele, memble, pokoknya Antagonis-able. Akan tetapi, kalau sudut pandang menyorot kepada tokoh itu, dia disebut Protagonis, bukan Antagonis.

Sebaliknya, kalian bisa membuat tokoh budiman, berbudi pekerti luhur, dermawan, secara harfiah malaikat. Namun, kalau dia terus-menerus menentang tokoh utama yang tengah menjadi sorotan dalam Sudut Pandang, maka tokoh tersebut disebut Antagonis.

Yap, itulah selingan berfaedah yang bisa kuberikan untuk kalian. Masih banyak tipe penjahat lain sebenarnya, cuma yang di atas itu paling sering digunakan. Tokoh penjahat sendiri bukan berarti harus lain dari yang lain. Klise, tapi eksekusi tepat tetap superior di mata semua orang.

Sampai jumpa di kesempatan lain ^o^/

Comments

Impy's all-time-fav book montage

The School for Good and Evil
A World Without Princes
The Last Ever After
Quests for Glory
House of Secrets
Battle of the Beasts
Clash of the Worlds
Peter Pan
A Man Called Ove
My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
The Book of Lost Things
The Fairy-Tale Detectives
The Unusual Suspects
The Problem Child
Once Upon a Crime
Tales From the Hood
The Everafter War
The Inside Story
The Council of Mirrors
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer


Impy Island's favorite books »

Baca Review Lainnya!

Ily

Laut Bercerita

Aku Menyerah pada Serial Omen-nya Lexie Xu

Novel-novel Terkutuk (Mostly Watpat)

Matahari Minor

Sky Academy

Mbah Rick Riordan Melanggar Semua Pakem dalam menulis POV1 (dan Tetap Bagus)