Fantasy Fiesta 2011


Judul : Fantasy Fiesta 2011 (Antologi Cerpen Fantasi Terbaik 2011)

Penulis : R.D Villam, Bonmedo Tambunan, Klaudiani, DKK

Penerbit : Andhika Pustaka

Tahun Terbit : 2011

ISBN : 9789791999151

Tebal : 325 Halaman

Blurb :

Mungkinkah kucing kesayanganmu sesungguhnya datang dari dunia lain?

Sampaikah cinta Pungguk kepada Sang Gadis Bintang?

Apa jadinya jika Sang Raja menghukum mati para pengucap kata “aku”?

Apa yang kau perbuat, andai maut memberi waktu enam belas menit bersama orang yang kau sayangi?

Dan apakah beda dusta dan nyata, jika yang manapun menghasilkan keajaiban?

Fantasy Fiesta 2011 kembali mengajak Indonesia untuk berani menuangkan mimpi. Dua puluh cerita terbaik dari para penulis fiksi fantasi Indonesia, dipersembahkan kepada mereka yang selalu merindui tanah angan.
MENGANDUNG SPOILER!!!

A. Legenda yang Berakhir Terlalu Cepat

Pembaca Budiman, setujukah kalian kalau sesuatu yang menyenangkan pasti berakhir terlalu cepat? Sekilo kentang goreng misalnya, habis dalam sepuluh menit saja. Buku bagus, hanya butuh beberapa jam untuk sampai ke halaman terakhir. Begitu juga dengan Antologi Fantasy Fiesta, yang hanya berjalan selama tiga tahun.

Fantasy Fiesta dimulai dari lomba cerpen bergenre Fantasi yang diadakan di situs Kemudian.com, yang mana situs tersebut sudah tidak bisa diakses. Agustus 2009 tepatnya, saat itu cuma 16 peserta yang berpartisipasi. Mungkin itu sebabnya Fantasy Fiesta 2009 tidak dijadikan buku terbit, partisipannya terlalu sedikit untuk jadi buku.

Baru pada tahun 2010 sayap Fantasy Fiesta mulai mengembang. Partisipan saat itu mencapai 74 orang. Dari yang aku lihat dari cerpen-cerpen di antologi 2010 dan 2011 tidak ada tema khusus yang jadi syarat. Bisa kita bayangkan betapa beragamnya kisah-kisah Fantasi itu. Nah, konon katanya di tahun 2011 jumlah partisipan malah mencapai 500 orang.

Meskipun aku tidak bisa cek lebih lanjut perihal berita ini, sebab segala informasi tentang Fantasy Fiesta tahun 2011 sudah hilang. Namun, kalau benar partisipan mencapai 500 orang, bayangkan betapa rempong dewan juri yang cuma berjumlah tiga orang dalam memilih 20 cerpen terbaik. Belum termasuk cerpen juri, yang mana sudah pasti tampil di antologi.

Aku tidak akan bilang kalau tindakan juri yang mengharuskan cerpen mereka masuk antologi adalah brekele. Toh ini acara mereka, cerpen mereka pun bagus-bagus dan bisa dijadikan standar cerpen barokah. Hanya saja, aku membayangkan pasti sedih banget kalau cerpen kita tergolong layak masuk antologi, tapi harus mengalah dengan cerpen para juri. 

Ekspresi kelean ketika harus ngalah ame juri

Ekhem ... karena sudah mengeluarkan uneg-uneg, marilah kita bahas sampul buku Fantasy Fiesta yang tentunya sangat fantastis. Masih menampilkan makhluk serta ras yang lumrah ada dalam cerita fantasi. Bedanya kalau kemarin mereka melakukan penjamuan besar dalam sebuah kastel abad pertengahan. Kali ini mereka cuma sedang kongkow di tempat semacam gua es.

Aku lupa bilang, kalau ilustrasi di cover bukan cuma ilustrasi makhluk fantasi asal, tapi sesuai dengan tokoh-tokoh di dalam setiap cerpen. Di sampul Fantasy Fiesta 2010 juga begitu, cuma aku lupa bilang, h3h3. Kalau disuruh memilih lebih suka yang mana, aku tidak bisa menentukan. Dua-duanya aku suka, dua-duanya sesuai tema serta genre yang diusung. What more could I ask?

B. Plot

Seperti pendahulunya, ada total 20 cerpen dalam antologi ini, termasuk cerpen pemenang Fantasy Fiesta tahun 2009, serta tiga cerpen dari ketiga dewan juri. Well, aku rasa dewan juri tidak mau ketinggalan unjuk gigi. Oh, untuk beberapa alasan, pemenang cerpen terbaik tahun ini bukan cuma tiga, melainkan lima. Memang susah menentukan cerpen terbaik dari yang terbaik.

Tanpa berlama-lama, mari kita bahas satu per satu cerpen fantasi dalam Antologi Fantasy Fiesta 2011, sekaligus memberikan rating barokah. Bay de wey, eniwey, basway, biar kuperkenalkan sedikit perihal sistim rating review kali ini. Lantaran di antologi 2011 sangat banyak cerita Bittersweet sehingga ratingnya juga agak berbeda.

Bottom G = 4 BINTANG
 
EUGH!!! = 3,5 BINTANG

OMG WOW! = 3 BINTANG

Heyyyy = 2,5 BINTANG

1. Bentala Imagi karya Fredrik Nael


Lagi-lagi cerpen yang mengambil topik penulis tidak bertanggung jawab terhadap karyanya. Kali ini menonjok lebih keras kerana Tokoh Utama kita adalah seorang Blogger. It's Literally me ... bedanya Tokoh Utama menulis mimpi-mimpi pribadi daripada Review Julid seperti aku, h3h3. Cerpen ini memakai alur maju-mundur, agak membingungkan di awal, tapi lama-lama mudah dimengerti.

Gaya bahasa dan dialog dalam cerpen ini juga UwU, lebih karena tokoh-tokohnya sering kembali ke masa kecil. Ketika mimpi dan imajinasi masih begitu luas, dan rasanya begitu mudah untuk digapai. Sayangnya orang-orang dewasa tidak pernah menganggap serius mimpi-mimpi masa lalu mereka.

Walaupun aku sangat menyukai cerpen ini, rasanya ending cerpen ini rada kureng nendank. (ditendank Pembaca Budiman).

2. Bhupendra Gagan karya Salvirius Sandy (Juara 3 Fantasy Fiesta 2011)


Penguasa diktator di sebuah negeri tiba-tiba membuat kebijakan untuk menghilangkan kata "Aku" untuk kemudian diganti dengan kata "Brahman" yang juga berarti Tuhan. Barang siapa yang masih menggunakan kata "Aku" akan dieksekusi mati. Tentu saja kekacauan terjadi, mengubah sesuatu yang sudah mendarah-daging sejak entah kapan bukanlah sesuatu yang mudah.

Masuklah Tokoh Utama bernama Mehal. Belio adalah letnan di negeri tersebut, dan orang-orang biasa memanggilnya Me, yang juga berarti "Aku"(?) Bentar... sebenarnya aku tidak terlalu paham maksud "Me" di sini bahasa Inggris atau bukan. Tapi marilah kita anggap "Me" dalam bahasa Inggris yang artinya "Aku".

Letnan Me pun diusir demi menyelamatkan dirinya berserta keluarganya. Y'know ... supaya tidak ada orang yang keceplosan manggil nama dia sehingga dianggap melanggar peraturan. Suatu hari, Mehal kembali ke negerinya untuk membalas dendam, hanya untuk mengetahui kalau negerinya malah berkembang pesat berkat kebijakan awikwok Sang Diktator.

Kenapa? Karena kata "Aku" diganti "Brahman" (Tuhan), orang-orang jadi takut melakukan hal-hal buruk, dan senantiasa berperilaku baik. Mereka mendengar nama Tuhan disebut di segala tempat. Misalnya ada seseorang yang tengah dirampok, tapi kemudian orang itu berkata.

"Tolong, jangan ambil harta, Brahman." Maka si rampok pun tidak jadi merampok, lantaran takut ternyata korban yang dirampok ini benar-benar Sang Brahman. Dan tentu saja merampok Brahman bukanlah perilaku terpuji yang akan membuat siapa saja masuk neraka. Walaupun merampok orang normal juga bukan perilaku terpuji. Au ah gelap!

Cerita yang menarik, bukan? Namun, cerpen ini punya banyak sekali Lubang Plot. Mulai dari Sang Diktator membuat kebijakan melarang kata "Aku" saat sedang mabuk. Apakah Sang Diktator sendiri patuh pada kebijakannya? Karena kebijakan seperti itu jelas bisa menjadi bumerang bagi Si Diktator! Dan kalau dia melanggar, apakah hukuman mati kepadanya bisa dijalankan sehingga peraturan itu bisa dicabut?

Si Mehal pula ... kenapa dia tidak mengganti nama? Itu kedengaran jauh lebih mudah daripada harus minggat, dan malah jadi pendendam. Belum lagi di akhir cerita si Mehal dan Algojo berulang kali memakai kata Aku, Aku, Aku, tanpa ada konsekuensi. Apakah artinya peraturan itu sudah dicabut? Kapan? Karena apa?

Sebenarnya semua itu bisa ditambal dengan penjelasan sederhana. Penjelasan yang tetap mustahil jika ada di dunia nyata, tapi jelas sangat masuk akal dalam dunia cerpen ini. Sayang beribu sayang, penulis tidak melakukannya. Apa disebabkan keterbatasan jumlah kata?

3. Dongeng Kanvas karya Luz Balthasaar (Juara 2 Fantasy Fiesta 2011)


Hey, cerpen Luz Balthasaar lagi! Dari judul pun kalian tahu kalau cerpen ini dianugerahi juara kedua. Apakah cerpen ini layak mendapatkan posisi tersebut? Mari kita cermati. Cerpen Sis Luz di Fantasy Fiesta 2010 mengandung aksi, menggebu-gebu, serta penuh perjuangan. Sedangkan Dongeng Kanvas lebih ke Bittersweet, UwU, serta bikin termehek-mehek.

Menceritakan anak perempuan tuna netra bernama Una yang berambisi menjadi sehebat kakeknya dalam melukis. Sang Kakek dijuluki Kekasih Peri oleh kerajaan karena kehebatannya, dan Una ingin mendapatkan julukan serupa. Orang-orang, bahkan Una sendiri berpikir gelar itu mustahil Una dapatkan akibat kekurangannya.

Padahal biarpun tuna netra Una sebenarnya punya kelebihan pada indranya yang lain. Namun, itu ternyata belum cukup bagi pihak Kerajaan. Kakek memberitahukan rahasia bahwa Una belum bisa melukis peri sebagus Sang Kakek bukan karena dia tuna netra, melainkan karena dia belum pernah bertemu peri secara langsung.

Sang Kakek meyakinkan Una kalau dia pasti bertemu peri, tidak akan lama lagi. Terbukti perkataan Kakek benar dengan kedatangan Ruis, peri pemandu Una. Kedatangan Ruis bukan cuma untuk mengajari Una menjadi Kekasih Peri, tapi juga untuk menyampaikan pesan. Apakah Una siap menerima pesan tersebut?

Cerpen ini menunjukkan bahwa kekurangan bukan halangan untuk mengejar ambisi dan mimpi. Dengan kepercayaan, keyakinan, dan yang terpenting dukungan dari orang-orang terkasih, apa pun bisa jadi mungkin. Ending cerpen ini agak menggantung, tapi aku sangat berharap yang terbaik untuk Una. Aku ingin dia menikmati apa yang sudah dia dapatkan, sebab itu juga yang pasti diinginkan kakeknya.

4. E (Epsilon) karya Klaudiani


Aku punya kriteria dalam menikmati cerpen (terutama antologi). Yaitu, cerpen tersebut haruslah berdiri sendiri, alias bukan Spin-Off dari cerita yang lebih besar. Lebih parah lagi, kalau cerpen tesebut malah lanjutan dari cerpen lainnya. Intinya kisah yang konteks di dalamnya kurang jelas kalau belum membaca kisah sebelumnya.

Sayang beribu sayang, cerpen ini tidak masuk ke dalam kriteria tersebut. Jangan salah, cerpen ini sangat seru. Masih penuh aksi, bahkan ada twist cukup barokah di Ending-nya. Namun, cerpen ini harus mendapat pengurangan poin karena cuma lanjutan dari cerpen "Api" di Fantasy Fiesta 2010. Penulisnya pun masih sama.

Kalian tahu kalau cerpen "Api" di Antologi sebelumnya pun aku beri pengurangan poin, karena terasa seperti Spin-off dari kisah yang lebih besar. Banyak konflik terasa kureng karena informasinya tidak jelas. Atau informasinya sudah jelas, cuma diceritakan di lapak lain. 

5. Enam Belas Menit karya Shao An (Juara 5 Fantasy Fiesta 2011)


Bayangkan harus menghadapi kematian orang tersayang berulang-ulang kali. Berusaha melakukan segala cara, tapi sia-sia karena hasilnya tetap sama. Yes, kita punya tema Time Loop dengan bumbu Final Destination, Baby!!! Aku tidak pernah bosan dengan cerita bertema Time Loop. Melihat perbedaan penulis dalam mengeksekusi tema tersebut, begitu kreatif, unik, dan misterius.

Cerpen ini mengambil sisi misterius, artinya tidak terlalu menjelaskan kenapa Time Loop bisa terjadi. Namun, penulis menonjolkan pelajaran atau konsekuensi kepada tokoh yang mengalami hal tersebut. Dalam kasus ini, Tokoh Utama harus menghargai waktunya bersama Sang Istri, setelah sekian lama sibuk dengan diri sendiri.

Cara penulis membuat Ending dalam tema Time Loop pun bisa beragam. Penulis bisa memilih untuk memberikan solusi pada si tokoh. Bagaimana cara menghentikan Time Loop, penyelesaian Supernatural atau Sains-Fiksi. Ada juga tipe yang tidak melakukan apa pun. Asal si tokoh sudah mendapatkan pelajaran, Time Loop itu akan berhenti sendiri.

Nah, dalam cerpen ini penulis memilih Ending di mana Tokoh Utama mengalami Time Loop secara terus-menerus entah sampai kapan. Yang harus si tokoh lakukan sekarang hanyalah menikmati sebaik mungkin masa-masa yang tersisa. Mungkin untuk selamanya. Kinda creepy, but still fun.

6. Hari Terakhir Ishan karya Cloverwitch


Ini kisah yang sangat menyedihkan. Tokoh Utama kita (Ishan) adalah keturunan keluarga istimewa, yang mana di setiap generasi harus mempersembahkan satu orang sebagai Pengabdi Dewa. Setelah diputuskan bahwa Ishan adalah orang yang harus dipersembahkan untuk generasi ini, dia punya waktu tiga hari masa pembebasan, sebelum mengabdi pada Dewa selamanya.

Ishan menghabiskan masa bebas bersama pemuda bernama Keiran. Orang yang dikenalnya saat dulu pernah berusaha kabur dari takdir. Keiran adalah pemuda penuh semangat, menunjukkan hal-hal menakjubkan pada Ihsan, Keiran juga sangat peduli pada Ishan. Hanya saja, Keiran tidak pernah tahu kalau Ishan titisan Dewa. Fakta itu memang harus disembunyikan oleh Ishan.

Begitu Keiran tahu Ishan akan menjadi Pengabdi Dewa dan mereka tidak akan pernah bertemu lagi, semua sudah terlambat. Ishan sudah memutuskan untuk siap mengabdi sehingga ajakan Keiran untuk kabur pun harus ditolak. Mereka akhirnya berpisah selamanya, menyedihkan tapi keputusan itu mereka ambil dengan ikhlas tanpa paksaan.

Aku suka kemistri Ishan dan Keiran, aku suka kejadian-kejadian sepanjang cerita sesuai dengan keputusan di akhir. Aku suka tidak ada keegoisan dari Ishan maupun Keiran. Aku suka konteks World Building yang diceritakan jelas tanpa bikin gumoh. Kisah UwU nan Bittersweet yang menjadi salah satu favoritku sejauh ini.

7. Hikayat Pungguk Merindukan Bulan karya F.A Purwan (Juara 1 Fantasy Fiesta 2011)


Aku wanti-wanti pada kalian kalau cerpen ini PANTAS mendapatkan juara pertama. Dari judul sudah sangat memikat, bagiku pribadi tentunya. Membaca semakin jauh, kita disuguhi Dongeng sekaligus Sains Fiksi. Di satu sisi peradaban begitu kuno pada Dunia Tanah, di sisi lain Orang-orang Bintang menciptakan berbagai penemuan hebat.

Suatu hari Orang-orang Bintang mengetahui kalau Dunia Tanah memiliki sesuatu yang begitu mereka inginkan. Kalau sudah membicarakan keinginan kuat, tidak akan jauh dari ego serta keserakahan. Dua pihak itu pun berperang sehingga Orang-orang Bintang tidak punya cara selain MEMUSNAHKAN seluruh Dunia Tanah.

Tokoh Utama kita, pasangan dari Dunia Tanah dan Orang Bintang tentu harus melakukan sesuatu. Mereka tidak menginginkan perang, mereka justru saling mencintai. Namun, kehancuran sudah tidak dapat dihindari. Ulayn (si Orang Bintang) pun memilih menyelamatkan Orang dari Dunia Tanah yang sangat dicintainya. Meskipun hal itu membuat mereka harus terpisah ribuan tahun cahaya.

Akhirnya orang dari Dunia Tanah yang diselamatkan Ulayn terbangun di dunia antah-berantah, menjadi satu-satunya yang selamat dari pemusnahan kaum dan rumahnya. Berusaha menjalani hidup normal di bawah matahari baru. Mari kita sebut saja Orang Dunia Tanah ini Si Pungguk, yang senantiasa merindukan rembulan.

8. Kembali ke Morova karya R.D Villam


ANOTHER BITTERSWEET STORY! Sepasang kekasih yang berpisah akibat perang, tapi kemudian menemukan tambatan hati baru masing-masing. Mereka berkumpul di Kota Morova untuk sekadar berbagi kabar, atau mungkin menunggu mereka yang belum datang, agar selanjutnya bisa berjalan lebih jauh menuju perhentian terakhir mereka.

Bagaimana caraku menjelaskan cerita ini ... susunan ceritanya sangat mantaps. Kita diberikan pertanyaan-pertanyaan, untuk kemudian diberikan jawabannya seiring waktu. Setiap misteri terbuka, aku pasti bergumam "Oh may got!" Dan ketika sampai di Ending, hatiku pun dibikin terenyuh, karena mereka semua ternyata kumpul di Morova untuk mencapai tujuan yang sama.

Aku paling suka ketika dua Tokoh Utama yang dulunya kekasih kembali bertemu, tapi dengan kehidupan baru masing-masing. Terlihat jelas kalau masa mereka bersama sangat indah, dan mereka mungkin bisa saling mencintai kembali. Hanya saja, mereka memutuskan untuk tidak melakukannya. Cukup sampai di situ, dan sekarang mereka harus menyongsong kebahagiaan baru mereka.

Ihiks, ihiks ... aku tahu penjelasanku di atas tidak memberi konteks apa pun. Tapi percayalah cerpen ini sangat menyedihkan, tapi bukan dalam hal negatif. Alasan aku tidak memberi cerpen ini rating Bottom G adalah Ending yang kurasa bisa lebih lagi. Juga alasan kenapa Si Tokoh Utama begitu sensi saat tahu dirinya bukan manusia lagi. Kayak, tiba-tiba Out of Character gitu.

9. Kisah Sang Kerudung Merah karya Serpenwitch


Ekspektasiku untuk cerpen ini sangat tinggi. Tentu saja karena judul berbau dongeng selalu menjadi Soft Spot-ku. Nyatanya cerpen ini tidak memberi efek seperti yang kuinginkan. Cerpen ini bercerita tentang sisi lain dari dongeng Si Kerudung Merah dan Serigala. Ada juga tokoh Penebang Kayu random penyelamat si Kerudung Merah dari dongeng aslinya.

Motif para tokoh terlalu dieksposisi di akhir akibat penulis terlalu sibuk membangun suspens di awal. Berbagai Twist dilempar ke muka kita secara terus-menerus sehingga rasanya terburu-buru mengejar ending. Si Ini ternyata Ibu-nya Inu, Si Ono ternyata bapaknya Si Ngini, Si Anu ternyata seorang Vegetarian. It's too much! Too much!

Penokohan Si Kerudung merah juga kurang kuat. Dia ini pemberani atau penakut? Nekat atau berpikir panjang? Sadis atau lemah lembut? Sebab sepanjang cerita kepribadiannya berubah-ubah sesuai situasi aja. Tidak ada penokohan yang signifikan dari Si Kerudung Merah ini.

Kepribadian manusia memang kompleks, dan memang bisa berubah sesuai situasi, tapi pasti ada satu sifat yang mendominasi, yang jadi ciri khas, kalian paham maksudku, 'kan? Terus Kerudung Merah sebagai Tokoh Utama juga tidak terlalu berperan dalam alur. Dia cuma kebetulan bertemu hal-hal tertentu. Dia bahkan tidak berusaha menyelesaikan masalah. Kayak Damsel in Distress aja.

10. Leyl - Hasrat Bebas karya Elbintang


Jujur, aku tidak memahami sebagian besar alur cerpen ini. Jadi ada sebuah suku yang punya tradisi Perburuan setiap beberapa tahun sekali. Seseorang atau beberapa orang dilepas ke hutan untuk bertahan hidup, dan tentu saja berburu. Dalam event perburuan tersebut si tokoh utama melalui berbagai hal berbahaya, kehilangan orang-orang terdekat, dan penderitaan awikwok lainnya.

Tapi eh tetapi, tahu-tahu paragraf terakhir memunculkan Twist yang boleh kubilang mengesalkan, tapi juga melegakan? Berikut salinan dari cerpennya langsung ....

"Penjaga sudah ditunggu," salam Keeta yang memberi Leyl cengiran lebarnya. Bapu Topo terkekeh dan terdengar tawa dari semua penjuru hunian.

Are you telling me ... segala hal traumatis yang dialami Leyl (Si Tokoh Utama) hanyalah PRANK??? Aku merasa lega, karena orang-orang yang digambarkan metot ternyata tidak benar-benar metot. BUT!!! Tentu aku kesal juga, dong! Itu perasaan yang wajar, 'kan? Tolong, aku sebenarnya sangat kebingungan, dan MALAS baca ulang.

11. Menuju Akhir Masa karya Shienny M.S.


Suatu hari kalian meninggal, kemudian sosok iblis berwujud wanita cantik bersayap kelelawar memberi kalian kesempatan kedua untuk hidup, lantas menukar nyawa kalian dengan orang-orang yang memang "pantas" mati. Katakanlah kalian menerima kesempatan kedua itu, maka kalian harus memutus benang yang membelenggu Malaikat Kehancuran bernama Azrael.

Namun, kalian menyadari benang yang membelenggu Azrael semakin sedikit. Apakah kalian tetap mengambil kesempatan kedua itu dengan segala risikonya? Sudah lama aku tidak merasakan ketertarikan sebesar ini pada se-fruit cerpen. Suasana yang dibangun penulis terasa begitu nyata, penokohan masuk akal, serta alasan-alasan menuju Ending tersusun dengan baik.

Aku merasakan keputusasaan Tokoh Utama dalam menghadapi manipulasi Si Iblis kematian. Azrael sebagai Malaikat yang berusaha memberi Si tokoh kesadaran pun tidak bisa terlalu membujuk Si Tokoh, sebab mempengaruhi manusia bukanlah tugas Malaikat. Itu jelas tugas Iblis. Di Ending, aku seolah merasakan apa yang Si Tokoh rasakan.

Merinding, menyesal, ketakutan, was-was, dan berharap bisa memutar waktu untuk membatalkan perjanjian yang dibuatnya bersama Iblis. Namun, kita semua tahu tidak mungkin itu bisa dilakukan. Iblis tidak akan memberi kesempatan kedua, malahan mengambil kesempatan-kesempatan lain yang kita miliki di masa depan. Kalau masa depan itu memang masih ada.

12. Misteri Pulau Goudian karya Rickman Roedavan


Aku ingat pernah membaca dongeng dengan konsep serupa cerpen ini, tapi otakku benar-benar blank. Menceritakan sebauah pulau misterius yang telah lama diincar oleh marinir. Pernah ada satu pasukan yang menemukan pulau tersebut. Namun, kapal itu kembali hanya menyisakan Sang Kapten yang menjadi gila, sementara semua awak kapal metot mengenaskan.

Tentu saja Tokoh Utama kita haruslah orang yang tidak percaya takhayul, dan tetap mencari Pulau Goudian meski tahu hasilnya tidak akan barokah. Maka jalanlah rombongan si Tokoh Utama menuju pencarian Pulau Goudian. Mereka menemukannya, tapi tentu saja mereka tidak kebal pada kutukan Pulau Goudian. Kejadian seperti pasukan sebelumnya pun terulang lagi.

Cerpen ini menceritakan tentang ganasnya keserakahan manusia. Aku suka humor dalam cerpen ini yang disampaikan lewat dialog, biarpun setelahnya suasana cerpen langsung berpindah haluan ke sisi gelap. Kekurangan cerpen ini justru di sisi ketegangannya, terutama saat pertama kali rombongan Tokoh Utama menemukan pulau Goudian. Agak kureng gitu.

13. Niel-Lien karya Magdalena M. Amanda


Rasanya Fantasy Fiesta melowongkan satu tempat untuk cerita Bobo-ish. Bercerita tentang Niel yang memiliki kembaran atau Doppelganger bernama Lien. Ternyata eh ternyata, Niel sangat membenci Lien hingga suatu hari Lien memutuskan untuk pergi. Sialnya, tepat setelah Lien pergi perampok datang dan hendak mencelakai Niel. Di saat paling genting, Lien pun datang menyelamatkan Niel. Setelah itu mereka pun berbaikan.

Kisah yang sangat UwU. Aku pribadi suka gaya bahasa serta dialog cerpen ini. Suasana yang diciptakan juga bagus, terasa seperti novel-novel klasik Inggris era Renaisans. Hanya saja, struktur alurnya sendiri amburadul, Tokoh-tokoh yang diperkenalkan seolah akan berperan banyak malah hilang di tengah jalan. Justru tokoh baru tiba-tiba muncul untu meramaikan konflik dan mengakhiri plot.

Aku juga tidak menemukan alasan jelas kenapa Niel membenci Lien sebegitunya. Maksudku, Lien bukannya Doppleganger yang suka berbuat onar, bukan tipe yang membisikkan pengaruh buruk, tidak pernah membuat Niel rugi. Akibat hal itu, aku jadi tidak merasakan apa-apa ketika mereka berpisah atau bertemu kembali. Kayak belum dikasih ruang buat refleksi diri dan menjadi lebih baik gitu loh.

14. Noel karya Feby Anggara (omg wow)


Orang-orang (bahkan aku) sering kali mengkotak-kotakkan genre Fantasi. Menetukan apa yang boleh, apa yang tidak boleh. Kalau latar masa lalu, berarti tidak boleh ada hal-hal modern. Kalau latar masa depan, berarti tidak boleh percaya hal-hal mistis. Alasannya tentu saja, karena tidak masuk akal, tidak memakai logika, dan lain sebagainya.

Maka datanglah cerpen ini untuk menghancurkan kotak-kotak tersebut. Cerpen ini berlatar di masa depan dengan ciptaan-ciptaan canggih mencangkup manipulasi genetik, DNA, sampai ke robot dan AI. Namun, cerpen ini juga memakai konsep arwah, makhluk mitologi, ritual-ritual, serta hal kuno lainnya.  Belum lagi Horor dan Aksi yang menjadi sub-genrenya.

Yang ada di kepalaku sepanjang membaca cerpen ini adalah, "Ini akan jadi cerpen dengan nilai tertinggi!" Namun, seperti yang kalian lihat, cerpen ini tidak mendapat rating Bottom G alias rating tertinggi versi Impy. Kenapa gerangan? Apa yang membuat cerpen sebagus ini kekurangan 0,5 poin?

Jawabannya adalah Ending. Cerpen ini punya ending yang sangat barokah. Si Tokoh akhirnya melupakan dendam masa lalu yang diprogramkan Sang Pencipta dalam dirinya demi orang yang lebih penting. Sebagai bukti bahwa biarpun diciptakan tanpa cinta, rasa itu bisa tumbuh untuk orang yang tepat. That is soooo great! Seharusnya cerita berhenti di situ.

BUT NOOOO!!! Penulis ternyata belum selesai. Belio menambahkan beberapa paragraf semacam Epilog cuma supaya cerita ini punya ending menggantung yang misterius dan bikin merindink. Maka deti itu juga aku memutar bola mata, lantas mengdiskualifikasi cerpen ini dari rating Bottom G. GET OUT!!!

15. Oris karya I.B.G. Wiraga (Juara 4 Fantasy Fiesta 2011)


Menceritakan anak orang kaya yang ditinggal orang tuanya. Dia kemudian tinggal bersama Sang Bibi, bukan tipe bibi galak, lebih karena Si Tokoh ini orang kaya jadi dia senang bisa mengurus anak berduit. Namun, ternyata cuma mengurus anak berduit tidak cukup bagi Si Bibi, dia malah mengirim teluh pada Si Anak supaya dia juga metot, dan semua warisan bisa jatuh ke tangannya.

Untungnya Si Tokoh utama punya kucing bernama Oris, dan Oris bukanlah kucing sembarangan. Dia makhluk asing yang tersesat di Bumi, membutuhkan bantuan manusia untuk bisa pulang. Manusia berhati tulus dan baik hati seperti Tokoh Utama kita tentunya. Sebagai gantinya, Oris akan mewujudkan satu keinginan si Tokoh Utama, yaitu ingin tinggal bersama Sang Nenek.

Mereka memutuskan untuk saling membantu, tapi itu juga berarti mereka harus berpisah selamanya. Ending UwU untuk cerita yang juga UwU. Biarpun aku punya beberapa pertanyaan barokah. Salah satunya Si Tokoh Utama ini berusia 17 tahun, cukup dewasa untuk melakukan berbagai hal secara mandiri, bukan?

Maksudku, kalau dia mau tinggal bersama Sang Nenek, dia bisa melakukan itu kapan saja secara legal. Tidak perlu bantuan makhluk asing dan memutar waktu segala, bukan? Makanya aku pura-pura menganggap si Tokoh berusia 10 tahunan supaya ceritanya jadi masuk akal. Well ... sebenarnya ini cuma masalah miniset. Maksudu ... mindset.

16. Petra karya Bonmedo Tambunan


Cerpen lain yang tidak berdiri sendiri. Tepatnya cerpen ini mengambil dunia dari novel Fantasi Xar & Vichattan yang juga karya dari Bonmedo Tambunan. Aku tidak ingin berkomentar banyak tentang World Building-nya, lantaran penulis pasti sudah punya semua jawaban dari pertanyaanku. Hanya saja tidak di cerpen ini!

Alur cerpen ini sendiri tidak terlalu menarik buatku pribadi, mungkin balik lagi sebagian besar latar belakang cerita ini dijabarkan di tempat lain. Namun, melihat konfliknya di sini, terutama tokoh-tokohnya yang sangat cepat berubah personilty dan haluan cuma karena Sang Dewa menyuruh mereka demikian.

Well ... secara teknis perintah Dewa dan/atau Tuhan memang tidak sepantasnya dibantah, tapi perubahannya juga tidak harus sedrastis itu, serta hanya beralasan itu saja, 'kan?

17. Selamanya Bersamamu karya Fachrul R.U.N


Iyuuuh, cerita ini sangat disturbing!!! Dalam konteks yang bagus, tho ... Jadi ada arwah atau penyihir atau iblis, pokoknya makhluk lain yang terobsesi pada seorang pria. Dia menculik pria itu, menjadikan pria itu seperti yang dia mau. Artinya, um ... seperti boneka yang bisa dia mainkan kapan saja. So creepy, right?

Cerpen ini tidak terlalu punya World Building yang konkret, tapi percayalah cerpen ini tidak begitu memerlukannya. Suasana yang dibangun, timbal balik dialog, serta penokohan dalam cerpen ini sudah menutupi segala kekurangan dalam World Building. Sikap sikopet si Tokoh Utama, peralihan Si Pria yang mulainya penuh harapan selamat, tapi lama-lama cuma bisa pasrah. Aku merasakan juga keputusasaannya, y'know.

Ternyata eh ternyata, penulis cerpen ini juga menulis cerpen Apollyon di Fantasy Fiesta 2010. Salah satu cerpen terfavoritku dalam antologi tersebut. Aku bahkan memberikan Apollyon rating tertinggi saat itu. Ekhem ... did I just found my favourite Indonesian Fantasy Writers?

Dan kenapa cerpen ini tidak aku beri rating tertinggi? Tentu saja kerana ada cerpen yang lebih pantas, dan jujur kalaw dibandingkan Apollyon, cerpen ini adalah sebuah penurunan kualitas, walaupun bukan penurunan yang drastis.

18. Selamat datang di Wonderland karya Kristy S. Tjong


Okay, okay ... aku pernah membuat cerpen bertema sisi lain Wonderland. Dan harus kuwa-kuwi aku kalah dari cerpen ini dalam merepresentasikan tema tersebut. Kita semua tahu Wonderland dari kisah Alice in Wonderland. Dunia Wonderland dalam kisah Alice saja sudah terbilang aneh dan gelap, tapi cerpen ini meningkatkan sisi kegelapan serta keanehan itu ke level yang lebih tinggi.

Anak-anak yang masuk ke Wonderland versi ini harus melakukan berbagai permainan serta rintangan super-duper-mega-ultra berbahaya. Berbahaya yang kumaksud di sini adalah METOT or worse! Dari permainan tersebut anak-anak ini akan mendapatkan poin. Mereka bisa mengumpulkan poin-poin itu untuk pulang (Spoiler : mustahil bisa mengumpulan poin untuk pulang), atau mereka bisa gunakan untuk bertahan hidup di Wonderland.

Tidak ada jalan keluar dari Wonderland selain menggunakan poin, dan jangan pernah mencoba untuk kabur, percayalah kalian tidak akan mau masuk ke Neraka Wonderland. Lebih parah lagi, orang-orang di Wonderland tidak ada yang waras, mereka semua sadis, senang melihat orang lain menderita, tidak punya simpati dan empati. Literally sikopet.

Namun oh nenamun, mereka semua jadi begitu juga akibat pengaruh Wonderland. Mengumpulkan poin untuk keluar dari Wonderland terasa hampir mustahil sehingga mereka lebih memilih menggunakan poin-poin tersebut untuk bertahan hidup, atau mungkin memodifikasi diri mereka supaya setidaknya kehidupan di Wonderland tidak terlalu berat. 

19. Tukang Sapu karya Erwin Adriansyah


Bercerita tentang sosok Alien yang ingin mempelajari Bumi dan manusia. Dia mengambil tubuh manusia sebagai inang dan menjalani kehidupan Sang Inang senormal mungkin. Si Alien ini bisa berpindah-pindah Inang, dia pernah hidup di tubuh orang-orang berpengaruh serta kaya raya, tapi kemudian sadar orang-orang seperti itu justru tidak tahu makna hidup sebagai manusia yang seutuhnya.

Maka Alien pun memilih untuk menjadi seorang tukan sapu. Kehidupan sederhana, terkadang senang, tapi lebih sering susah. Namun, itulah yang membuat hidup jadi bermakna. Perjuangan dan pengorbanan manusia sesungguhnya untuk orang-orang yang dicintai. Si Alien beajar banyak dari tukang sapu, dan sudah saatnya ia berganti Inang.

Inang yang dipilih selanjutnya adalah seorang Mahasiswa semester akhir yang sedang membuat sebuah karya ilmiah. Si Alien pun "Merasuki" Mahasiswa tersebut ketika mereka sedang melakukan wawancara. Ternyata eh ternyata, kisah Si Tukang Sapu bukan cuma untuk karya ilmiah, melainkan juga untuk membuat sebuah cerpen yang akan diikutsertakan dalam sebuah antologi cerpen fantasi.

Get it??? Cerpen ini ternyata dibuat oleh Si Alien itu sendiri!!!

Kisah yang sangat menarik harus aku akui. Hanya saja ada beberapa yang miss dari plotnya. Misalnya apa yang terjadi pada Inang bekas si Alien? Apa mereka metot atau hidup normal? Apakah mereka mengingat semua yang dilakukan si Alien, atau mereka seperti terbangun dari koma?

Cerpen ini juga membahas perihal "Eksistensi yang Lebih Tinggi". Entah yang dimaksud adalah Tuhan, atau makhluk seperti si Alien juga cuma lebih canggih lagi? Aku ... tidak terlalu menangkap bagian eksistensi lebih tinggi itu. Rasanya juga kurang relevan.

20. Wanita Pembisik karya Xeno


Aku menulis "Terlalu banyak eksposisi" dalam catatan perihal cerpen ini. Membacanya kembali untuk review ini ternyata itu bisa dibilang benar. Konflik cerpen ini juga klasik pembalasan dendam. Bukan berarti itu konflik yang tidak bagus, hanya saja melihat cerpen-cerpen lain dengan tema dan konflik aduhai, cerpen ini terasa seperti biasa saja.

Hmm, mungkin ditambah ini cerpen penutup sebuah antologi barokah, dan aku berharap banyak pada cerpen ini dari segi nendank. Jadi ini juga salahku karena berekspektasi terlalu tinggi pada cerpen ini.

Penutup

DING-DING-DING!!! Dengan berbunyinya lonceng di kastel Impyrus Rambut Kusutus, maka berakhirlah Antologi Fantasy Fiesta. Dua buku barokah, 40 Cerpen Fantasi aduhai dari penulis-penulis aduhai pula. Sedih rasanya mengetahui Fantasy Fiesta hanya berjalan selama dua tahun, dan di dua tahun itu juga usiaku baru menginjak 10-11 tahun, yang artinya aku KAGAK BISA IKUT BERPARTISIPASI!!!

Aku yakin di zaman sekarang banyak pula event antologi cerpen Fantasi layaknya Fantasy Fiesta. Lantas kenapa rasanya Fantasy Fiesta lebih aduhai dari event sejenisnya? Entahlah ... aku tidak ingin terlihat terlalu memuja-muji Fantasy Fiesta dan malah terkesan menjulid penulis Fantasi zaman sekarang. Biarpun aku suka melakukannya h3h3 ... (digampar).

Aku merasa karya-karya di Fantasy Fiesta itu benar-benar otentik. Benar-benar hasil tangan sekumpulan orang yang mencintai genre Fantasi sepenuh hati, segenap jiwa sehingga cerpen yang diciptakan sesuai. Sesuai dalam artian mengandung unsur-unsur krusial dalam Fantasi. Bukan cuma tempelan, bukan ikut-ikutan event demi hadiah, bukan membuat Fantasi karena ikut trend.

Rasanya Dewan Juri juga patut diacungi jempol. Dari sekian ratus cerita mereka bisa memilih yang pantas dipilih. Variasi luas dari segi Sub-Genre, jenis, tema, konflik, dan amanat. Bahkan beragam secara target usia. Beberapa Cerpen mengandung pemusnahan besar-besaran suatu umat, tapi Cerpen lain menceritakan Mobil Tua yang ingin jadi berguna.

Membeli Fantasy Fiesta adalah keputusan terbaik dalam hidupku selama membaca novel. Fantasy Fiesta memang bukan termasuk Klasik, tapi Antologi seaduhai ini pantas menjadi Klasik di masa depan. Untuk sekarang, mari kita nikmati Fantasy Fiesta yang lahir di era Golden Decade. Percayalah, sebagian besar novel kelahiran Golden Decade adalah cikal-bakal novel Klasik.

Sekian review kali ini. Aku tahu Blog Review ini tidak bisa seaktif dulu. Pekerjaanku yang sekarang tidak memungkinkanku leyeh-leyeh sambil memikirkan hal Julid. Benar ... kau bukan lagi Pustakawan Hot-hot-hot, dan aku sangat sedih dengan fakta itu. Aku akan menceritakan detailnya pada kalian segera. Di segmen "Lebih Intim Bersama Impy".

Sampai jumpa lagi ^o^

Comments

Impy's all-time-fav book montage

The School for Good and Evil
A World Without Princes
The Last Ever After
Quests for Glory
House of Secrets
Battle of the Beasts
Clash of the Worlds
Peter Pan
A Man Called Ove
My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
The Book of Lost Things
The Fairy-Tale Detectives
The Unusual Suspects
The Problem Child
Once Upon a Crime
Tales From the Hood
The Everafter War
The Inside Story
The Council of Mirrors
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer


Impy Island's favorite books »

Baca Review Lainnya!

Ily

Aku Menyerah pada Serial Omen-nya Lexie Xu

Mbah Rick Riordan Melanggar Semua Pakem dalam menulis POV1 (dan Tetap Bagus)

Laut Bercerita

Sky Academy

Novel-novel Terkutuk (Mostly Watpat)

Matahari Minor