Aldebaran (Bagian 1)


Judul : Aldebaran (Bagian 1)

Penulis : Tere "Tell" Liye

Penerbit : Sabak Grip

Tahun Terbit : 2024

ISBN : 9786347046017

Tebal : 400 Halaman

Blurb :

Setelah petualangan Raib dan Seli di klan Matahari Minor, persahabatan mereka terancam. Seli tidak bisa menjelaskan kenapa dia memilih Tazk dibanding Ily. Sementara Raib, dipenuhi prasangka buruk atas sahabat terbaiknya. Apakah mereka berdua bisa berdamai?

Lantas, apa peran April? Kabar baiknya, Ali, yang masih di SagaraS, memutuskan pulang ke klan rendah.

Di buku ini juga, perjalanan menuju klan Aldebaran siap dimulai. Adalah Bibi Gill yang mengumpulkan semua pemegang pusaka Sarung Tangan, petarung-petarung besar dan pimpinan klan di konstelasi jauh untuk merundingkan urusan tersebut.
MENGANDUNG SPOILER

A. Tahun Tersedih Sepanjang Masa


Pacc TL, oh Pacc TL ... ke-wadidaw-an apa lagi yang kau bawa kepada kita semua sekarang? "Buku ke-16" katamu? Aduhai, Pacc TL! KE MANA SAJA DIRIMU? Aku dan Pembaca Budiman sekalian sudah lama menanti-nantikan kelanjutan Serial Bumi. Tidak bisa makan sebelum lapar, tidak bisa minum sebelum haus. Kita semua sudah tidak sabar akan terbitnya seri buku bertuah ini!!!

Untuk dijulid tentu saja ....

Pembaca Budiman, sebelum memulai review ini, izinkanlah aku menyampaikan kabar buruk nan memilukan bahwa ... Pacc TL telah memblokirku di Pesbukk! Ihiks, ihiks, bayangkan betapa sedihnya aku! Betapa tersinggungnya! Betapa terkhianatinya! Betapa hancurnya!

Aku pikir hubunganku dengan Pacc TL selama ini istimewa. Ternyata belio cuma menganggapku selayaknya kritikus-kritikus biasa yang menggunakan akal sehat, serta membahayakan persona-nya sebagai penulis puuh sepuuh sehingga harus diblokir supaya penggemar-penggemarnya bisa tetap berada di dalam gelembung semu kehebatan belio!

Okay, okay ... mungkin kritik dariku terhadap Serial Bumi di Pesbukk terlalu menyakitkan untuk Pacc TL. Tapi ... kenyataan memang menyakitkan, jadi mungkin Pacc TL harus mulai terbiasa. Lagi pula, meskipun belio pura-pura budeg pada kritik dariku di Pesbukk, aku masih punya rumah lain untuk menyampaikan kritik kepada belio!

Yang mana bisa juga tidak belio dengarkan, kerana itu keputusan belio seutuhnya. We're all about pro-choice here.

Novel Pacc TL yang akan kita bahas kali ini tentu saja dari Serial Bertuah Serial Bumi, sebab apa lah lagi yang bisa kita lakukan di dunia ini sebagai Tukang Julid TL bersertifikat? Konon katanya, Aldebaran adalah novel "Pamungkas" dari Serial Bumi. Novel yang mengakhiri "Fase Pertama".

Entahlah apa yang dimaksud dengan Fase Pertama itu, apa benang merah yang mengikat novel-novel tersebut, atau apa tujuan yang hendak didapat dari seluruh petualangan ini. Tapi itulah steatment belio dan Sang Ghost Writer. Tentu kita harus memberikan penghargaan untuk effort terciptanya Universe ini, bukan?

Sekarang kita bahas sampul. Masih bagus tentunya, walaupun aku rasa warna sampul Aldebaran hampir mirip warna sampul Selena. Sama-sama hijau-toska gitu, bedanya Aldebaran agak lebih digelapkan tone-nya. Ilustrasi di sekelilingnya juga bagus, berisi spoiler-spoiler yang kita dapatkan dalam novel.

Walaupun ... jujurlly ada sedikit rasa bosan dalam diriku pada sampul-sampul Serial Bumi. Barangkali Pacc TL akan mengubahnya di Fase Kedua nantinya. Kita hanya bisa mengira-ngira.

Nah, tanpa berlama-lama marilah kita lihat isi novel "Pamungkas" ini!!! I'm thrilled!!!

B. Plot

Pembaca Budiman, tahookah kalian kalau Serial Bumi punya Alur Waktu, alias Timeline bak film-film macam Marvel atau DC? Apa? Kalian juga baru tahu? Ya, karena memang baru dibikin Pacc TL belakangan ini (bruuh). Berikut ini adalah Timeline Serial Bumi yang dibuat oleh Pacc TL sendiri (atau Gw-nya, We never know!)


Bisa kalian lihat dalam caption bahwa timeline di atas bisa berubah di tengah jalan, atau beberapa judul pecah jadi dua, atau lebih buku (what the heel was that mean?). Aku penasaran kenapa bisa demikian? Seolah-olah timeline tersebut tidak pernah direncanakan oleh TL sebelumnya, dan baru dibuat setelah belio menemukan nama-nama berbau luar angkasa yang terdengar keren.

Tunggu dulu ... KARENA MEMANG BEGITU!!!

Pendapatku pribadi saja, lhooo. Aku beranggapan begitu bukan tanpa alasan. Lihat saja, kita sudah sampai di novel yang katanya "Pamungkas", tapi serius tidak ada yang terjadi dalam novel Aldebaran selain kumpulan adegan pasca-Matahari Minor. Memang ada plot sampingan yang menceritakan Bibi Gill mengumpulkan lima pemegang sarung tangan paralel untuk membuka gerbang Aldebaran.

Namun, jujurlly aku tidak terlalu paham apa yang tokoh-tokoh ini cari di Aldebaran. Apa urgensi mereka sampai harus banget ke Aldebaran gitu, loh? Sekali lagi ... Harry Potter punya Voldemort, Marvel punya Thanos, Percy Jackson punya Kronos, Apollo punya Nero, House of Secret punya Denver, Phillip and Lillian punya Miranda (promosi dulu, yekan!).

Semua novel di atas masuk akal menjadi series, bahkan menjadi Universe karena masalah utama dalam kisah-kisah tersebut belum selesai. Setiap seri punya tujuan untuk menyelesaikan masalah kecil, sedikit demi sedikit sampai nantinya semua tokoh bersatu untuk menyelesaikan masalah paling besar yang mengakhiri sebuah fase.

Katakanlah End Game dari Marvel Universe atau Deathly Hollow-nya Harry Potter. Itu baru novel "Pamungkas". Satu novel yang menjadi kesimpulan dari petualangan selama beberapa series. Serial Bumi di sisi lain ... Apa ancaman bagi tokoh-tokoh di sini sampai terobsesi banget membuka gerbang Aldebaran? Tidak ada! Mereka cuma kudu-harus-mesti-wajib ke Aldebaran, padahal kagak usah juga gak apa-apa!

Paling-paling masalah genting baru ada saat para tokoh sampai di Aldebaran. Aldebaran diambang kehancuran, lah. Pemerintah korup, lah. Judol merajalela, lah. K-Pop menguasai Aldebaran, lah. Terus tiba-tiba semua tokoh harus membantu, harus jadi Mary Sue-Gary Stu, harus ada Deus Ex Machina, harus ada adegan tiba-tiba berkah. Belum lagi penjelasan-penjelasan ngeles.

KENAPA SELALU BEGITU???

LHO!!! Malah jadi ke mana-mana. Maafkan emosiku, Pembaca Budiman. Habis di bab awal saja novel ini sudah melarangku untuk berkomentar, dengan mengatakan sebagai berikut ... (WARNING! Bukan narasi kata per kata dalam novel, tapi inti yang disampaikan 99.93% akurat)

"Novel ini akan dinarasikan oleh ALI, alias Ali Intelegence. Yang mana teknologi ini berbentuk bulat, tidak terlihat, bisa terbang, tersebar di seluruh Dunia Paralel, dan tahu segalanya bahkan isi hati orang-orang. Jadi kalau tiba-tiba sudut pandang berubah jadi 1, 2, atau 3, itu bukan ketidak-konsistenan TL (dan Ghost Writernya), lhooo. Memang sengaja dibikin begitu, karena ini teknologi super-duper-ultra-mega canggih, PAHAM!"

(Menganga tercengang selama beberapa minggu)

Demi Neptunus, demi Poseidon. Tidak pernah dalam hidupku sebagai pembaca, melihat penulis yang sebegini ogahnya dikritik dan memperbaiki diri, sampai harus bikin Disclaimer di awal novel supaya tidak ada yang memberi kritik.

FINE! Aku terima wanti-wanti tersebut. Aku tidak akan mengomentari ketidak-konsistenan dalam penggunaan POV novel ini. YANG LUCUNYA MALAH TIDAK BERMASALAH SAMA SEKALI!!! Ironi di atas ironi, Aldebaran justru menggunakan POV3 dengan cukup konsisten, jadi aku tidak tahu kenapa Pacc TL begitu paranoid dengan komentar para kritikus perihal POV.

BAY DE WEY! Alur novel Aldebaran (Bagian 1) terbagi menjadi tiga. Pertama, Konflik Seli dan Raib pasca wafatnya Bapake Raib di novel Ily. Kedua, Petualangan N-Ou dan Si Putih mencari tempat kelahiran Si Putih. Ketiga, misi Bibi Gill dalam mengumpulkan Lima Pemegang Sarung Tangan Paralel guna membuka Gerbang Aldebaran.

Surprise, surprise ... novel "Pamungkas" ternyata belum benar-benar "Pamungkas" sampai di Bagian Kedua! Ekhem, mari kita bedah satu per satu perihal konflik di atas.

ACT 1 (KONFLIK RAIB DAN SELI)

Seli membvnvh Tazk (bapake Raib) pada novel Ily sehingga hubungan Best Pren Poreper en Eper antara Seli dan Raib renggang. Raib diselubungi pikiran penuh kebencian yang mengatakan Seli membunuh sang ayah, karena dia suka Ily. Di sisi lain, Seli sudah kepalang berjanji pada Tazk bahwa ia tidak akan memberitahu alasan mengapa ia pilih membunuh Tazk, bukannya Ily.

Konflik ini boleh kubilang solid, tapi di sisi lain juga rada amberegul.

Masuk akal Raib membenci Seli akibat Seli membunuh Tazk. Biar bagaimanapun Tazk ayah kandungnya, dan Raib sangat ingin bertemu belio untuk beberapa alasan. HOWEVER! Tazk tidak pernah sedikit pun menunjukkan sisi baik sepanjang novel, sebab dia terkontaminasi Bunga Matahari Hitam. Katakanlah Tazk sudah bukan dirinya yang dulu.

Lantas apa alasan Raib masih mengharapkan Sang Ayah, saat dia tahu Sang Ayah sudah begitu korup jiwanya? Aku tidak bisa cuma menerima alasan "Ya, biar bagaimana pun kan Tazk bapaknya Raib, tentu Raib sedih duoong." Jujurlly, itu alasan konyol yang seolah dipaksa supaya menyentuh hati pembaca.

Maksudku ... Raib punya orang tua asuh yang sangat menyayanginya. Bukan seperti anak yatim-piatu kesepian, dia tidak haus kasih sayang Ibu dan Ayah, tidak mendamba-dambakan kehadiran orang tua, karena dia memiliki itu SEJAK BAYI! Sampai tiba-tiba dapat info kalau dia anak adopsi, punya orang tua kandung.

Rasa ingin bertemu memang pasti ada, tapi untuk langsung terikat batin sebegitunya, tentu terasa mustahil 'kan? Ibarat mengharapkan kasih sayang dari orang asing. Terlebih lagi, Si Bapak yang tidak pernah dia lihat sepanjang hidupnya ini ternyata penjaha keji! Bukannnya Raib seharusnya kecewa, sedih, dan tidak mau berasosiasi dengan orang tersebut?

Hear me out! Akan lebih masuk akal dan sangat SPEKTAKULER kalau Raib-lah yang membunuh ayahnya sendiri, lantaran dia sedih, kecewa, dan tidak menyangka sang ayah bisa menjadi begitu jahat. Padahal dia sudah berekspektasi tinggi terhadap sang ayah. Nah, barulah kemudian Raib diselubungi perasaan bersalah yang teramat sangat pada DIRINYA SENDIRI!

Oh, oh, oh ... konflik batin seperti itu akan sangat barokah, dan aku bersumpah akan memberikan bintang seratus pada novel Ily dan Aldebaran (Bagian 1). Sayang beribu sayang, Pacc TL (dan Ghost Writer-nya) terkenal tidak pernah mau memperdalam konflik batin para tokoh. Semua cuma tentang yang terlihat di permukaan, dan supaya kedengaran Kul Bet aja.

Lebih parah lagi, semua tokoh di sini terkesan menyalahkan Seli, di saat mereka tahu kalau Tazk adalah PENJAHAT yang memang pantas DIBUNUH!! Para tokoh di novel Aldebaran be like. "Wajar saja Raib KZL padamu, Seli! Kamu membunuh ayah kandung sahabatmu sendiri, dan malah menyelamatkan Ily. Orang-orang akan beranggapan bahwa kamu tidak membunuh Ily, karena kamu suka Ily!"

(Memutar bola mata) Guilt Tripping much? Lagi pula, tidak ada, aku ulangi TIDAK ADA satu orang pun yang mengira Seli memilih menyelamatkan Ily karena didasari rasa suka. Lagi-lagi seperti Raib x Ali yang begitu dipaksakan, Pacc TL (dan Ghost Writer-nya) kali ini mereka memaksakan hubungan UwU antara Seli dan Ily.

(menarik napas panjang) Tidak perlu penjelasan panjang, kalian pasti sudah tahu apa yang harus kita katakan ....
 
STOP TRYING TO MAKE SELI X ILY HAPPEN! IT'S NOT GOING TO HAPPEN!

Mengesampingkan hal-hal brekele di atas, sejujurnya aku sangat suka konflik ini. Raib dan Seli sebagai Bes Pren Poreper en Eper bermusuhan, tidak saling bicara selama berhari-hari. Bagaimanakah gerangan mereka menyelesaikan masalah ini?

Apakah akan ada percakapan dari hati ke hati antara Bes Pren Poreper, apakah mereka akan terjebak dalam situasi tertentu yang memaksa mereka saling bicara? Apakah Pacc TL (dan Ghost Writer-nya) untuk pertama kalinya benar-benar memberikan kemistri pada tokoh dengan personality sedatar papan ini?

Tentu saja tidak, dong, Esperanza! Kita sedang membicarakan Pacc TL (dan Ghost writer-nya) di sini!!! Mereka ANTI memberi kemistri pada tokoh. Lantas apakah solusi Pacc TL (dan Ghost Writer-nya) supaya Raib dan Seli berbaikan?

Memperkenalkan TTB (Tokoh Tiba-tiba Berkah) bernama April, yang dengan sangat kebetulan dan mengejutkan ternyata punya kemampuan membuat orang lain menuruti segala perintahnya. (Mengusap ubun-ubun) Dari kekuatannya, kalian pasti sudah bisa menebak solusi konflik ini, bukan?

April secara harfiah mengatakan."Raib, kamu harus memaafkan, Seli. Kalian kan Bes Pren Poreper en Eper, gak boleh berantem, duooong."

Dan begitu saja, Raib akhirnya memaafkan Seli ....

....

....

....

DAM YOU, PACC TL!!! Building untuk menjadikan ini adegan UwU antar sahabat sudah ada di depan mata! Seli sakit parah dan hampir metot akibat meminjam kekuatan di usia 40 tahun. Tidak ada yang bisa menyembuhkannya selain Raib. Tolonglah ... beri kesempatan untuk tokohmu memiliki jiwa dan nyawa layaknya manusia normal!!!

Ini mereka malah dibikin baikan oleh pihak ketiga yang bahkan namanya tidak pernah nongol selama 15 buku Serial Bumi sebelumnya! Aku kesal ... SANGAT! Banyak kesempatan bagi Serial Bumi untuk menjadi novel barokah. Mungkin bukan secara World Building, tapi setidaknya secara konflik dan penokohan.

Semuanya rusak lantaran yang mengurus Serial Bumi adalah kumpulan entitas yang dikejar-kejar target terbit tahunan! No one in the production team cares about this series!

BODO AMAT! Raib dan Seli akhirnya baikan, dan Ali balik ke Bumi buat ikut petualangan. YEAY!!! Pindah aje ke konflik selanjutnya. Kesel bat guweh!

ACT 2 (N-OU DAN SI PUTIH MENCARI TANAH KELAHIRAN SI PUTIH)

Aku ... tidak terlalu paham apa tujuan perjalanan ini untuk kepentingan petualangan lain. Seingatku, masa lalu Si Putih sudah terkuak sebagai "Dewa Penyelamat" bernama Vapa di Klan Polaris. Ternyata eh ternyata itu bukan benar-benar masa lalu Si Putih. Nah, Inilah perjalanan sebenarnya dalam pencarian masa lalu Si Putih.

Aku cukup yakin tidak ada yang pernah bertanya-tanya dari mana Si Putih berasal, karena ... tidak penting juga untuk plot(?). Ini hanya Pacc TL (dan Ghost Writer-nya) doing their own thing. Membuat Dunia Paralel baru yang moga-moga keren, dan moga-moga pembaca sukak, dan moga-moga bisa untuk milking novel ke-178 Fase ke-23 nantinya.

Tempat asal Si Putih bernama SUAKA. Hutan purba yang dihuni hewan-hewan mitologi. Singkatnya sih Taman Safari versi Hardcore. Seperti biasa setiap memperkenalkan Dunia Paralel baru, harus ada rintangan-rintangan yang para tokoh dilewati. Dan sumpah Demi Vulcanus (sampe beda Dewa gini, kan!) rintangan-rintangan itu dieksekusi dengan cara paling super-duper-mega-ultra BREKELE!

Intinya N-Ou dan Si Putih harus melawan hewan-hewan purba berbahaya sebelum bisa masuk ke SUAKA dengan cara paling repetitif yang bisa kalian bayangkan dalam novel Fantasi-Petualangan. Ibaratnya kita sedang membaca kisah 12 Tantangan Herakles, tapi versi rangkuman Wikipedia.

"Untuk menjadi Dewa, Herakles harus pergi ke hutan untuk membunuh Singa Namea, kemudian memburu serta mambawa Babi Erymanthian, kemudian mencuri kuda betina milik Diomedes, setelah itu mengalahkan Naga Hydra, mengatasi Burung Stymp, dan masih banyak tugas-tugas lainnya."

Bete kagak luh dikasih rangkuman begitu?

Tentu saja sebagai Gary Stu, N-Ou dan Si Putih berhasil melewati semua rintangan tersebut. Di dalam SUAKA pun mereka bertemu Kucing Oren yang sentimen banget ame manusia dan klan Bumi, sampai-sampai terdengan racing(?) akibat terlalu menggeneralisasi. Kemudian Si Putih bertemu Ibu kandungnya. Kemudian mereka minggat lagi dari SUAKA.

Nah, dari ringkasan cerita yang kubuat di atas, apakah kalian tahu apa gunanya konflik N-Ou dan Si Putih untuk kelangsungan plot cerita? Betul sekali ... kagak ada!

"Impy, kamu bilang Si Putih bertemu ibu kandungnya? Apakah ada adegan UwU pertemuan Ibu dan Anak yang telah lama berpisah?"

Aku ... tidak mau menjawab itu, karena kalian sudah tahu jawabannya. NEXT!!!

ACT 3 (BIBI GILL NGUMPULIN SARUNG TANGAN)

Judul sudah menjelaskan semuanya, jadi apa lagi yang harus aku jelaskan? Para pemegang sarung tangan tersebut di antaranya Trio Kwek-kwek, Batozar, Ceros, dan kalau tidak salah Bibi Gill, lupak guweh! Ah, tidak masalah, toh Pacc TL (dan Ghost Writer-nya) akan mengulang fakta tersebut berkali-kali di novel selanjutnya.

Selain mengumpulkan para pemegang sarung tangan, Bibi Gill juga mengumpulkan tokoh-tokoh dari novel-novel sebelumnya. Sudah kebayang vibe End Game-nya, 'kan? Namun, sekali lagi ... Pahlawan super yang berkumpul saat End Game punya satu tujuan sama, yaitu mengalahkan Thanos. Itu pun setelah building petualangan epik berfilm-film.

Nah di novel "Pamungkas" ini tujuan mereka ke Aldebaran apa? Menjelajahi Dunia Paralel paling maju yang mungkin menjadi cikal-bakal Dunia Paralel lainnya? Masuk akal ... tapi masih tidak ada urgensi pada tujuan itu. Tokoh-tokoh ini jadi terkesan seperti rampok yang main dobrak rumah orang berpenghuni aja.

Ditambah eksekusi cerita yang lagi-lagi kureng. Dikarenakan media tulis, penggambaran adegan tentu tidak bisa se-WOW film. Jadi gini ... di film End Game ada scene di mana para Pahlawan Super serta Musuh Super dari berbagai Universe berkumpul di satu tempat. Mereka datang dengan portal-portal bervisual keren, serta kostum-kostum canggih andalan untuk berperang.

Di situlah para penggemar tersepona bukan kepalang melihat Pahlawan Favorit mereka berkumpul dalam satu tempat. Itulah scene puncak dari film End Game. Nah di novel Aldebaran juga ada adegan serupa, sayangnya novel Aldebaran gagal dalam penggambaran scene tersebut ke dalam tulisan.

Deskripsi berkumpulnya para pahlawan di novel ini cuma penjabaran portal terbuka, disusul keterangan siapa yang keluar dari portal tersebut. Kemudian tokoh-tokoh berseru bersama menyambut si tokoh yang baru datang dari portal. Daripada bingung, aku akan memberikan contoh pada kalian.

Portal pertama terbuka memunculkan Batozar dengan mata merah yang berputar-putar.

"BATOZAAARRR!!!"

Portal kedua pun terbuka menampilkan Bibi Gill yang chill dan Kul Bet.

"BIBI GILLL!!!!"

Menyusul terbuka portal ketiga menampakkan sosok Faar yang B-aja.

"FAAARRR!!!!"

Kemudian portal kelima memperlihatkan Si Kembar Ceros nan Kalem (Kayak Lembu).

"CEROOOSSS!!!"

Terakhir dan paling spektakuler, portal keempat menongolkan titisan bidadari super cantik yang turun dari langit.

"IMPYYYY!!!!"

Penggambaran di atas tidak benar-benar seperti itu, tapi begitulah garis besarnya, h3h3! To be fair, menarasikan visual yang ada di otak memang bukan perkara mudah. Kalau kepanjangan takut bertele-tele, tapi dinarasikan secara singkat-jelas-padat juga malah tidak nendank seperti contoh di atas.

Baiklah, Pembaca Budiman ... Tiga konflik dalam novel Aldebaran (Bagian 1) sudah kita bahas. Apakah kalian setuju dengan apa yang aku bilang di awal, bahwa tidak terjadi apa-apa yang terlalu WAH dari novel "Pamungkas" ini? Kalau iya, aku rasa kita sepakat kalau hal-hal berbau "Pamungkas" itu akan ada di Aldebaran (Bagian 2).

Tapi .. bisa jadi Aldebaran (Bagian 2) juga tidak akan menjadi "Pamungkas" sama sekali. Ingat kata Pacc TL. Gambaran Timeline di atas tadi bisa berubah sewaktu-waktu. Karena apa? Karena dari awal memang tidak ada Timeline-timelinean.

Bayangkan saja, kalau ada Timeline berarti ada alur dan tujuan cerita yang jelas, kalau ada alur dan tujuan cerita jelas berarti ceritanya akan tamat. Nah, kalau ceritanya tamat otomatis Pacc TL tidak bisa lagi me-milking cerita ini! Kalian pikir Pacc TL rela melakukan itu? TIDAK!!!

C. Penokohan

Raib. This selfish little beech! Merasa paling tersakiti, paling menderita, karena Sang Ayah yang tidak pernah dia temui seumur hidup, serta PENJAHAT KELAS KAKAP, dibunuh oleh Seli. Tidak pernah mau berpikir sedikit saja kalau Seli melakukan hal benar. Padahal dia tahu Sang Ayah adalah ancaman besar dunia paralel, dan memang pantasi dibunuh.

Sebenarnya ada indikasi kalau Raib diselubungi sisi gelap yang membuatnya tidak mau berbaikan dengan Seli. Seperti sisi gelap Bibi Gill dalam novel Bibi Gill. Namun, indikasi tersebut terlalu semu, tidak diperdalam sebagaimana mestinya. Kalau memang benar begitu ... kalau ternyata tidak, Raib benar-benar bertingkah kayak anak kecil egois.

Seli. Rasanya tidak ada yang berubah dari Seli. Harus aku katakan penokohan dia membaik di sini, tidak lagi menjadi peliharaan Raib dan Ali yang setiap dialognya pasti pertanyaan. Seli juga berteman dengan April tanpa terlalu banyak mengeluh tentang persitegangan-nya dengan Raib. Seli was always be my favourite.

Namun oh nenamun, masalah datang dari Pacc TL (dan Ghost Writer-nya) yang selalu memaksakan kegemaran Seli pada Kultur Korea. Padahal memasukan hal-hal random yang stereotipikal Korea pada penokohan Seli tidak membuatnya unik, malah menjadikannya seperti tempelan belaka.

I need you to stop, Pacc TL. Memaksakan Seli jadi stereotipikal penyuka Kultur Korea tidak menjadikan tokohmu relatable.

Ali. Hey ... aku cukup terkejut melihat Pacc TL tidak menggembar-gemborkan kedatangan Ali. Biasanya udah koar-koar sok spoiler. Jujur, aku sangat senang melihat Trio Kwek-kwek kembali bertualang bersama. Kadar ngeselin Ali pun sudah berkurang pesat. Lebih karena Pacc TL akhirnya berhenti mendeskripsikan Ali dengan "Rambut acak-acakan". It's getting old, y'know.

Meskipun, harus tetap ada komentar breaking the fourth wall dari Pacc TL (dan Ghost Writer-nya) tentang bagaimana perkiraan mereka tentang tanggapan para "fans" Ali terhadap kemunculan Ali di novel ini. Aku tidak akan berkomentar banyak. Hanya merasa sedikit ... pityful???

April. LU SIAPA BGSD!!! Well, dia sebenarnya pernah muncul di novel Matahari Minor. Di situ pun aku protes kenapa ini anak tiba-tiba nongol sekali kemudian tidak pernah nongol lagi sampai novel selesai. Ternyata eh ternyata, dia punya kekuatan juga. WOOOWWW PLOT TWIST SEKALIII.

Kekuatan April adalah bisa membuat orang lain melakukan semua yang dia perintahkan. Di dalam suaranya terdapat gelombang magnetik apalah-apalah sehingga punya kekuatan manipulasi. Ya, itu keren dan sebagainya ... tapi aku pikir cara April memakai kekuatannya bisa lebih keren. Semacam Master Manipulator bertutur kata cerdas. Ternyata cuma kayak hipnotis picisan aja.

April ngomong ke preman, "Preman jangan menodong! Preman jangan menodong! Preman jangan menodong!" Maka Preman berhenti menodong orang.

April ngomong, "Kalian jangan membully! Kamu jangan membully! Kamu jangan membully!" Maka si pembully berhenti membully.

April ngomong, "Impy berhenti menjulid TL! Impy berhenti menjulid TL! Impy berhenti menjulid TL!" Untuk yang ini jampe-jampenya nggak ngaruh, layau.

Like ... Darling, kau bukan Dora The Explorer. Selanjutnya apa? Kau menyuruh kami menemukan di mana gunung? Memanggil peta? Membuka ransel? Also, anak ini personality-nya persis seperti kertas yang disetrika, terus di-press pakai mesin hidrolik. DATAR BEUT, COY! Tidak pernah aku menemukan penokohan sedatar ini selama beberapa abad!

Sudah diperkenalkan secara dadakan, personality datar, kemampuan hipnotis picisan. Tidak diajak pula berpetualang selama sisa cerita (bruuh). Tapi aku yakin April bakal muncul lagi sebagai Deus Ex Machina barangkali. Itu juga berarti Pacc TL harus membuat tokoh remaja cowok baru untuk jodoh April, 'kan? GOD FORBID remaja cewek yang tidak punya pasangan!

Tunggu dulu ... jangan-jangan Johan yang akan menjadi tokoh tersebut!!! Tandain ini ya, Pembaca Budiman. Kalau suatu saat Johan jadi tokoh penting. AKULAH yang memberi saran kepada Pacc TL. Dan aku masih menunggu bayaranku!!!

Putih dan N-Ou. Aku menggabungkan mereka karena fakta bahwa mereka bertualang bersama kembali setelah terpisah sekian lama sangatlah UwU. Bonding mereka juga tidak terasa kaku, walaupun tidak juga kuat dalam kemistri. Ayolah ... kita membicarakan Pacc TL di sini. Apa yang belio tahu tentang kemistri?

Tokoh-tokoh lain. End Game Wannabe.

D. Dialog

Hold the dam minute? Why is the dialogue in Aldebaran so good, tho ... What is this, Pacc TL, setelah 16 buku, setelah ribuan tahun cahaya, setelah banyak caci-maki dari Impy, akhirnya dirimu bisa membuat dialog yang tidak kaku? I'M SO PROUD OF YOU!!!

Waduh, caraku mengatakannya seolah Pacc TL cuma penulis belia nan polos yang tidak pernah menerbitkan novel sebelumnya, terlebih lagi jadi Best Seller. IMPY! BELIO JAUH JAUH JAUH LEBIH SEPOOH DARI ELU!

Tunggu, janganlah kalian lempar aku dengan LPG 3kg yang langka itu! (Hey, lihat aku mengangkat isu sosial seperti panutanku, Pacc TL,)

Tapi serius, aku terkaget-kaget saat membaca dialog Trio Kwek-kwek  yang sangat natural, dan untuk pertama kalinya tidak terdengar seperti orang-orang random yang dikumpulkan dalam satu ruangan sempit. Mereka berdiskusi, berdebat, bahkan bergurau tanpa jadi cringe. Begitu juga dialog N-Ou dan Si Putih yang sangat improve dari novel Si Putih dulu.

BUT!!! Dialog yang paling aku sukai, dan mungkin menjadi adegan kesukaanku sepanjang novel adalah adegan perpisahan Si Putih dan Raib. Okhay, okhay, Pacc TL ... Dirimu berhasil membuatku menteskan satu-dua butir air comberan! Harus aku akui adegan itu sangat UwU, dan dieksekusi dengan UwU. Kau harus mempertahankan siapa pun Ghost Writer yang mengurus dialog novel ini (digampar).

Karena di novel-novel sebelumnya selalu membahas sisi brekele dialog Serial Bumi (karena memang brekele) bagaimana kalau kita tidak usah menyebutkan kekurangan-kekurangan dialog di novel Aldebaran. Sebab kekurangannya juga minor, aku sangat senang dengan dialog para tokoh di novel ini. Itu juga menjadi alasan novel ini tidak begitu menyiksa saat proses baca.

E. Gaya Bahasa

Kalau tadi kita memuja-muji segmen Dialog, di segmen Gaya Bahasa kita akan kembali menjulid sebab Pacc TL harus mencari Ghost Writer yang bisa menangani narasi, sebaik Ghost Writer yang menangani Dialog. Bayangkan saja kita diberikan rangkuman petualangan yang seharusnya super epik.

Alih-alih merasakan ketegangan super seru melawan hewan-hewan purba raksasa, aku malah merasa N-Ou dan Si Putih kayak anak TK yang lagi mengarang cerita di luar nurul ke temennya.

"Kemarin aku sama kucingku ke hutan rimba, terus kami ketemu macan raksasa bergigi gergaji, kami lawan macannya, dan kami menang. Habis itu kami ketemu nyamuk-nyamuk raksasa sebesar traktor, terus kami lawan juga, dan menang juga. Habis itu kami ketemu anaconda sepanjang Serial Bumi, dan kami lawan juga. Tentu saja menang duooong!"

Tidak peduli seberapa buas, unik, seram nan berbahaya hewan-hewan yang menghadang, kalau tidak divisualisasikan maksimal hasilnya tentu saja membosankan, dong, Pacc TL (dan Ghost Writer-nya)! SHOW don't TELL. SHOW don't TELL. SHOW don't TELL! Sesulit itukah memberitahukan konsep tersebut kepada kelean???

Eits ... sebenarnya dalam novel ini Pacc TL (dan Ghost Writer-nya) memang menerapkan teknik Show don't Tell di satu adegan. Adegan tersebut digambarkan secara rinci, teliti, menyertakan segala detail kecil dalam World Building, maupun gerak-gerik serta ekspresi tokoh. Saking rinci dan detailnya, adegan tersebut sampai memakan satu Bab penuh.

Nah, kalian pasti penisirin adegan spektakuler apa gerangan yang mendapatkan treatment Show langka dari Pacc TL (dan Ghost Writer-nya) tersebut, bukan? Nyatanya, teknik show itu cuma untuk adegan BATOZAR NGEJER-NGEJER AYAM DI RUANG ANTI-GRAVITASI!!!

GUWEH GAK MAU TAU ADEGAN BEGITUAN SECARA RINCI, SUMPAH!!!

(Matikan Capslok) Maksudku nih, Pacc TL (dan Ghost Writer-nya). Apa yang kelean tulis di adegan Batozar ngejer-ngejer ayam sampe satu bab itu. Lakukan hal itu untuk adegan yang benar-benar memerlukan teknik SHOW! Pas N-Ou sama Si Putih melawan hewan purba, kek! Pas orang-orang dari berbagai Dunia Paralel berkumpul, kek!

APA PUN SELAIN BATOZAR NGEJER-NGEJER AYAM!!!

Satu lagi ... entah ini nyambung atau tidak ke segmen Gaya Bahasa, but I don't give a dam! Pacc TL (dan Ghost Writer-nya), please, I'm begging you ... berhenti memasukkan isu-isu politik Indonesia ke dalam novel Fantasi! Fans mana yang sedang kau berikan service dalam hal ini? Bapacc-bapacc Gen X? Mereka kan kagak bakal baca novel ini juga!

Dirimu sendiri mengatakan Serial Bumi cuma untuk anak-anak, tapi anak-anak mana yang peduli sama isu IKN atawa Makan Siang Gratis? Hal-hal "reletable" seperti itu membuat pembaca keluar dari imajinasi tentang dunia ceritanya.

Let's get one thing straight ... kita membaca novel Fantasi untuk melarikan diri dari segala permasalahan serta kesemrawutan dunia nyata. Mbok, ya jangan diingatkan lagi permasalahan di dunia nyata ketika kita sedang ada di dunia lain. ENOUGH IS ENOUGH!

F. Penilaian

Sampul : 3 (I'm getting bored)

Plot : 1,5

Penokohan : 2

Dialog : 3

Gaya Bahasa : 2

Total : 2,5 Bintang

G. Penutup

Siapa yang punya firasat kalau Aldebaran tidak akan menjadi novel "Pamungkas"?

"SAYA!!!"

Mari terima kenyataan ... Sampai Pacc TL belum puas me-milking, Serial Bumi tidak akan pernah tamat. Bahkan belio sudah punya serbuk-serbuk bertebaran untuk dijadikan novel lanjutan di kemudian hari. Mulai dari Mesin Cuci Mamake Raib, Tukang Angkot, Preman Pasar, Johan Si Tukang Bumly, sampai Tukang Bakso yang ternyata semua berasal dari Dunia Paralel.

Hey, aku tidak mengatakan itu salah. Ini karya belio yang bebas belio apakan juga. Di sisi lain aku juga berhak untuk mengomentari cerita belio selagi aku mengkehendakinya. Toh ini uang milikku, pendapatku, lapak review milikku. MAU APA, HAH???

Jadi saat aku mendengar, "Kalo gak suka, gak usah baca!!!"

Tapi aku kepengin baca. Bijimana, dong? Kita bukannya harus selalu membaca sesuatu yang kita suka, benar? 👁️👄👁️

Nah, mungkin segitu dulu review kali ini. Boleh kubilang, walaupun kurang heboh dibandingkan novel-novel lain, novel Aldebaran punya daya tariknya sendiri. Alias untuk pertama kalinya Pacc TL (dan Ghost Writer-nya) mampu menulis dialog natural sehingga adegan yang tercipta terasa UwU. Pertahankan GW tersebut Pacc TL, demi kelangsungan hidupmu di mata Impy.

(Kalau setelah ini Impy tidak publish review baru, kalian semua tahu itu ulah siapa, yah!)

Sampai jumpa di Serial Bumi lain ^o^/

Bukti Pacc TL (dan Ghost Writer-nya) Mendengarkan Review Impy dan Ngeles.

Exhibit A : Impy membuat komen di Review Matahari Minor kalau Sopir Angkot akan berperan penting dalam Serial Bumi, sebagai tanggapan atas betapa randomnya Pacc TL dalam memperkenalkan tokoh baru. Nyatanya Belio mengulang steatment tersebut dalam novel ini. Tepatnya di Bab 3.

Exhibit B : Sementara itu di Review Ily Impy membuat komen kalau Dialog Si Putih sangat-sangat-sangat mirip Ali, sampai kepergian Ali tidak terlalu berasa, karena ada Si Putih yang menggantikannya. Nyatanya Pacc TL membuat steatment bahwa Si Putih memang meniru dialog Ali, sebab menurut Si Putih gaya bicara Ali Kul Bet.

Exhibit C : Impy selalu mengeluhkan POV dalam Serial Bumi yang tidak konsisten. Nah, di novel ini belio udah bikin wanti-wanti kalau POV-nya bakal ngacak supaya Impy kagak komen. Kalian bisa membuktikannya dengan membaca prolog.

Exhibit D : Impy selalu mengomentari dialog tokoh Serial Bumi, mengatakannya kaku dan tidak natural. Di novel ini Pacc TL menyewa Ghost Writer yang ahli dalam bidang dialog supaya membuat Impy senang.

***

Terdengar ketukan beberapa kali dari pintu kamar.

"Impy ada surat yang dikirim oleh seekor Naga dan dua ekor Phoenix."

"Ah, surat dari penggemar Dunia Paralel?" Impy memekik girang.

Kedua tangan mungil Impy mulai menyobek kertas cokelat dengan penutup stempel lilin, serta hiasan bunga-bungan dafodil kering tersebut. Namun, senyum di wajah Impy sontak menghilang ketika membaca kata demi kata dalam isi surat.

Meong, meong ... meong meong me-meong, meong meong, meong. Meong, meong meong meong meong "meong". Meong-meong!!! Meong, meong meong meong meong meong. MEOOONG!!! Meong meong meong meong, meong-ong meong. Meong. Meong ... meong meong!

"Oh Neptunus, Oh Poseidon ... bagaimana ini!" Kulit Impy memucat seperti mayat. "Aku tidak bisa bahasa Kucing meong, meong! Bahasa kucing yang aku tahu hanya ...."

Comments

Impy's all-time-fav book montage

The School for Good and Evil
A World Without Princes
The Last Ever After
Quests for Glory
House of Secrets
Battle of the Beasts
Clash of the Worlds
Peter Pan
A Man Called Ove
My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
The Book of Lost Things
The Fairy-Tale Detectives
The Unusual Suspects
The Problem Child
Once Upon a Crime
Tales From the Hood
The Everafter War
The Inside Story
The Council of Mirrors
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer


Impy Island's favorite books »

Baca Review Lainnya!

Ily

Sky Academy

Mbah Rick Riordan Melanggar Semua Pakem dalam menulis POV1 (dan Tetap Bagus)

Novel-novel Terkutuk (Mostly Watpat)

Laut Bercerita

Aku Menyerah pada Serial Omen-nya Lexie Xu